Dilaporkan dalam beberapa bulan belakangan ini, serangan siber mengalami peningkatan. Kondisi itu juga menyebabkan adanya pergeseran target. Kini para hacker dilaporkan mulai menargetkan infrastruktur penting dan operasi bisnis yang lebih menguntungkan bagi pelaku peretasan.
Dilansir dari CNN, banyak orang yang menganggap serangan siber hanya sekedar upaya hacker untuk mencuri data sensitif atau uang lewat online. Namun saat ini, hacker telah menemukan sumber uang yang lebih signifikan karena itu mereka menargetkan infrastruktur fisik.
Serangan-serangan itu bisa berpotensi memicu “kekacauan” dalam kehidupan masyarakat, mulai dari menyebabkan kekurangan produk, naiknya harga, dan lainnya. Semakin besar gangguan, semakin besar kemungkinan perusahaan membayar kekurangan untuk meringankan beban yang akan mereka dapatkan.
Perusahaan cybersecurity Check Point Software, menyebutkan jika serangan ransomware meningkat sebanyak 102% dibandingkan awal tahun lalu. Ransomware sangat mengganggu karena memungkinkan hacker untuk mendapatkan akses ke sistem komputer dan mengganggu atau menguncinya hingga mereka mendapatkan bayaran.
ilustrasi ransomware (freepik)
Beberapa serangan ransomware akhir-akhir ini berasal dari Rusia yang bernama REvil, yang mencoba memeras pemasok Apple, Quanta Computer awal tahun ini. REvil mirip dengan DarkSide, kelompok hacker di balik serangan ransomware yang mematikan Colonial Pipeline milik AS bulan lalu.
Baik REvil dan DarkSide menjadikan serangan siber sebagai bisnis. Mereka juga seringkali mempekerjakan banyak orang dalam membuat alat untuk membantu orang lain mengeksekusi serangan ransomware lalu mengambil keuntungan dari aksi tersebut.
ilustrasi ransomware (freepik)