Serpihan Bangkai KRI Nanggala 402 Akhirnya Diangkat, Kondisinya Bikin Miris

Setelah beberapa pekan, akhirnya tim evakuasi berhasil mengangkat sejumlah puing kapal selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam di perairan Bali. Namun kondisinya nyaris tak bisa dikenali.

Proses evakuasi KRI Nanggala 402 yang tenggelam di perairan Bali perlahan mulai menampakkan hasil. Berkat bantuan dari berbagai pihak, tim telah berhasil mengangkat sejumlah puing yang tersisa di Perairan Bali. Hal itu diungkapkan oleh Panglima Komando Armada II (Pangkoarmada II) TNI AL, Laksda TNI Iwan Isnurwanto.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (18/5) lalu, Iwan Isnurwanto mengungkapkan sejumlah barang yang telah berhasil diangkat dari dasar laut. Sejauh ini pihaknya masih mengangkat bagian-bagian kecil karena evakuasi bagian besar kapal tidak mudah dilakukan.

"Barang-barang apa yang sudah kita ambil? Ini sudah kita display beberapa mulai dari antena esm, kemudian pelindung kabel torpedo," ungkap Panglima Komando Armada II (Pangkoarmada II) TNI AL, Laksda TNI Iwan Isnurwanto, sebagaimana dilansir dari YouTube Kompas TV.

Bagian besar seperti sail section atau anjungan hingga kini belum bisa diangkat karena terlalu berat. Dengan berat yang mencapai 18 ton, butuh armada yang benar-benar kuat untuk bisa mengangkatnya. Upaya sebelumnya masih menemui kegagalan sehingga perlu kalkulasi ulang.

KRI Nanggala (Dinas Penerangan Angkatan Laut)

"Sudah beberapa kali Tan Suo-2 (kapal milik China,-Red) mencoba melakukan pengangkatan sail atau anjungan. Mereka memperkirakan bahwa beratnya anjungan lebih kurang 18 ton. Diangkat dengan menggunakan slink ternyata tidak mampu, putus, sehingga mereka mengkalkulasi ulang," lanjut Iwan.

Sementara itu, benda-benda yang kini telah ditemukan juga disebut telah mengalami deformasi bentuk. Kapal selam yang ada saat ini didesain hanya mampu menyelam di kedalaman 500 meter di bawah permukaan laut. Lebih dari itu, maka kapal selam akan mengalami perubahan bentuk karena berbagai faktor.

KRI Nanggala (YouTube Kompas TV)

"Kapal selam di dunia maksimal 500 meter untuk posisi yang tidak diizinkan menyelam lagi. Jadi kalau lebih 500 meter dia akan mengalami deformasi. Apa deformasi? Misal ini Aqua, ia langsung kayak kerupuk," lanjut Iwan menjelaskan kenapa benda-benda yang diangkat tampak rusak dan nyaris tak bisa dikenali.

"Mengapa kok sampai terjadi pecahan-pecahan begini? Ingat beratnya (KRI Nanggala 402) adalah 1300 ton. Kalau diisi penuh dengan air dan lain-lain itu kurang lebih 1450 ton, dengan kecepatan yang ada, bisa 10 meter per detik. Setelah 300 meter, 400 meter ia akan mengalmi deformasi bentuk. Bayangkan kalau dia menghujam ke bawah, kira kira gimana? dengan kedalamn 830 dan kecepatan anggaplah 10 meter pe detik , kira-kira gimana," beber Iwan memberi gambaran tentang kondisi KRI Nanggala 402 pasca tenggelam.

KRI Nanggala (Dinas Penerangan Angkatan Laut)