Pro Kontra Gus Miftah Masuk Gereja, Ini Pandangan Para Tokoh Agama

Gus Miftah yang baru-baru ini melakukan orasi di gereja menjadi perbincangan khalayak. Lalu apa kata tokoh agama tentang Muslim yang masuk gereja?

Munculnya Gus Miftah di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung di Penjaringan, Jakarta Utara untuk memberikan orasi memang menuai pro dan kontra. Banyak netizen yang menudingnya kafir dan sesat. Lalu bagaimana pandangan para pemuka agama tentang hal ini?

Mengutip dari beberapa perkataan tokoh agama, memang ada perbedaan pendapat tentang bole atau tidaknya Muslim masuk ke gereja. Sosok yang baru-baru ini disorot adalah Ustaz Abdul Somad (UAS). Dia pernah mengatakan bahwa haram hukumnya Muslim masuk ke rumah yang ada berhalanya.

"Haram hukumnya masuk ke rumah ibadah orang lain. Haram! Karena Nabi tak mau masuk ke dalam tempat kalau di dalam (tempat) itu ada berhala. Maka dalam Islam, mazhab Syafi’i mengharamkan masuk ke dalam rumah ibadah di dalamnya ada berhala," demikian yang pernah dikatakan UAS.

Sementara itu, Buya Yahya juga pernah memberikan pendapat tentang Muslim yang masuk tempat ibadah umat agama lain. Di sini dia menjelaskan bahwa ada dua pendapat ulama yang mengatakan haram dan makruh.

Ustaz Abdul Somad (UAS) (Republika)

"Sekarang kita bicara hukum masuk gereja. Ulama berbeda pendapat dalam hal ini, masuk saja tanpa ada embel-embel dengan yang lainnya, masuk saja tok. Maka ulama mengatakan di dalam mazhab Imam Malik, Imam Hambali, masuk tempat ibadah tanpa tujuan apa-apa, maka hukum masuk gereja atau (tempat ibadah) yang lainnya dikatakan bahwasanya boleh," jelas Buya Yahya.

"Kemudian mazhab Imam Syafi'i masuk gereja hukumnya haram jika di dalamnya ada sesembahan-sesembahan orang selain Islam, (seperti) patung dan lainnya. Itu tempat biasa untuk menentang Allah. Ini terlepas dari jika ada orang masuk karena ada sesuatu," sambungnya.

Buya Yahya (via Detik)

Gus Miftah sendiri juga sempat memberikan penjelasan tentang dirinya yang masuk ke rumah ibada orang lain. Dia berada di sana adalah untuk orasi kebangsaan, dan bukan untuk kepentingan agama. Di sana juga ada  Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan serta Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini.

"... ada empat perbedaan pendapat ulama tentang masuk gereja dan salat di dalamnya. Saya pikir saya enggak perlu menerjemahkan, karena para netizen terutama yang menghujat saya tentu lebih alim daripada saya, pasti Anda sudah paham. Terima kasih. Salam cinta saya kepada semuanya termasuk yang berbeda pendapat dengan saya, bahkan yang menghujat saya," jelas Gus Miftah lewat laman media sosial.

Gus Miftah (via Terkini.id)