Kedatangan Gus Miftah ke Dunia Malam Bikin Preman Berpenghasilan Rp100 Juta Hijrah, Bagaimana Kisah?

Kedatangan Gus Miftah ke Dunia Malam Bikin Preman Berpenghasilan Rp100 Juta Hijrah, Bagaimana Kisah?

Nama Gu Miftah kini sedang banyak jadi sorotan karena caranya yang unik ketika memberikan ceramah. Meskipun begitu, tak jarang juga masyarakat yang kemudian menilai dirinya mencari sensasi.

Apalagi, dai kondang ini memang kerap ceramah di dunia malam. Alasannya sederhana, Gus Miftah ingin memberikan solusi dan pandangan kepada orang-orang yang memiliki keseharian mabuk maupun melakukan kegiatan prostitusi.

Menurut Gus Miftah, seburuk-buruknya orang, pasti masih ada kebaikan di dalamnya. Dan sebaik-baiknya orang, pasti ia pernah berbuat buruk, begi juga sebaliknya. 

“Gus Miftah ceramah di dunia malam menimbulkan polemik, Biarkan!, Lebih memalukan mana jika kita hanya diam melihat itu semua dibandingkan memberikan solusi,” kata Gus Miftah dalam suatu kesempatan.

# Solusi untuk Para Pekerja Malam

Ceramah malam yang dilakukan Gus Miftah bertujuan untuk memberikan solusi pada para pemabuk maupun pekerja prostitusi di malam hari untuk tetap mengingat Allah.

Sebab Gus Miftah yakin bahwa setiap orang memiliki kebaikan jaud di dalam dirinya. Meski banyak hal buruk yang ia lakukan sekalipun. Sebab begitu juga sebaliknya. Orang baik pun tak bisa sepenuhnya baik, ia pasti pernah melakukan keburukan.

Gus Miftah ceramah di klub malam (merdeka.com)

Alasan inilah yang membuat Gus Miftah banyak melakukan pendekatan pada orang yang bekerja sebagai prostitut dan sering mabuk.

“Saya kalau ketemu pemabuk saya dekati tanpa harus melarangnya. Saya biarkan, namun saya tanya, masih suka mabuk jika masih suka teruskan, sampai pemabuk tersebut memiliki rasa malu dengan sendirinya," ujar Gus Miftah.

Dengan cara ini, banyak pekerja malam jadi termotivasi dan mendapat solusi terkait aktivitas buruk yang mereka lakukan di malam hari.

Gus Miftah pun pernah memperoleh ungkapan dari salah satu pekerja prostitusi ketika melihat rombongan orang yang akan mengaji. Dalam diri perempuan tersebut terbesit pikiran enaknya jadi seperti mereka yang dekat dengan Allah SWT.

Dalam konteks ini, Gus Miftah sendiri menjelaskan bahwa bahkan seseorang yang banyak dinilai berdosa tetap bisa menghormati orang baik. Sayangnya, orang yang baik sering tidak bisa menghormati orang yang tidak baik.

Gus Miftah bertemu ibadah bersama Dedy Corbuzier dan Uztas Yusuf Mansyur (kaltim.tribunnews.com)

# Hanya Allah yang Boleh Menilai Keburukan Orang

Menurut Gus Miftah, manusia tak boleh menilai kejelekan orang lain karena hanya Allah Swt lah yang mengetahui tingkat keimanan seseorang.

“Ada orang ingin salat di masjid tapi bertato, orang-orang justru fokus pada tato di tangannya. Hal inilah yang terkadang meremehkan seseorang tanpa melihat niatnya menjalankan ibadah salat karena Allah SWT,” jelas Gus Miftah.

Gus Miftah dan Anies Baswedan (m.jabarnews.com)