Mungkin kamu pernah bertanya, apakah pertandingan gulat pro seperti (WWE World Wrestling Entertainment) itu settingan atau bukan sih? Singkatnya sih iya. FYI aja nih ya, aksi gulat pro seperti WWE, AEW, NJPW itu settingan, lho gens.
Meskipun begitu, tetap jangan remehkan para pegulatnya, ya. Risiko cedera dari gulat tetap jadi ancaman serius diprofesi ini.
Mau tau ada fakta apa saja di balik pertandingan gulat? Yuk kepoin bareng ulasannya di bawah ini.
1. Promo dan pertandingan gulat pro itu sudah diatur sebelumnya
Sudah bukan rahasia lagi kalau memang pertandingan gulat pro itu sudah diatur sebelumnya.
Di balik panggung ada tim make up, ada tim pakaian, bahkan sampai ada tim yang bertugas menulis cerita dan dialog para pegulat.
Di WWE modern, terutama, kebanyakan pegulatnya bahkan tidak memiliki kebebasan dalam menyampaikan pendapatnya. Setiap mereka adu mulut di ring, dialog mereka sudah diatur oleh tim penulis naskah.
2. Agar kelihatan bagus dan mengurangi risiko, para pegulat pro harus kerja sama
Gerakan-gerakan pegulat pro seperti German Suplex, Chokeslam, dan Tombstone Piledriver mungkin terlihat sakit dan mematikan. Sebenarnya, kalau memang kamu meluncurkan teknik ini di pertarungan beneran, musuh kamu memang bisa terluka parah.
Karenanya, untuk meluncurkan teknik-teknik gulat pro ini, kedua pegulat sebenarnya saling bekerja sama. Seorang pegulat mengangkat musuhnya? Justru musuhnya ini ikutan lompat biar gerakannya terlihat lebih impresif. Ada pegulat yang lompat dari sudut ring ke luar arena? Kalau kamu lihat baik-baik, korbannya biasanya malah membantu menangkap si pegulat.
Bahkan kalau seorang pegulat tidak kooperatif, musuhnya bisa saja menghajarnya beneran karena kesal.
3. Tapi ada pegulat yang beneran melakukan serangan menyakitkan, meski masih dalam skenario
Saat seorang pegulat meluncurkan pukulan, kamu mungkin bisa melihat serangan-serangan itu tidak benar-benar kena. Tapi ada juga pegulat-pegulat yang beneran keras dalam meluncurkan serangan.
Salah satu contoh pegulat seperti ini adalah Katsuyori Shibata dari Jepang. Shibata pernah benar-benar menanduk musuh-musuhnya. Tendangan-tendangannya pun sering kali beneran kena target.
Masalahnya, aksi seperti ini tentu saja bisa mengakibatkan masalah kesehatan sungguhan. Setelah menanduk Kazuchika Okada di tahun 2017, malah Shibata yang mengalami perdarahan subdural. Setelah kejadian itu, Shibata bahkan dikhawatirkan tidak akan bisa bergulat penuh lagi.
Selain keanehan seperti Shibata, memang ada beberapa teknik gulat pro yang mengenai targetnya. Seperti pukulan chop. Kalau Ric Flair menghajar chop, kamu mungkin dapat mendengar suara menyakitkan dan melihat dada musuhnya menjadi merah.
Ilustrasi Gulat (Liputan6.com)
4. Gimana dengan penggunaan senjata?
Gimana dengan penggunaan kursi, sabuk, bel pertandingan, dan lain sebagainya? Di era lampau, para pegulat kadang beneran membiarkan wajah mereka dihantam oleh kursi. Tapi, aksi seperti ini kemudian berujung kepada cedera otak pada para veteran.
Jadi sekarang, terutama di WWE, kamu bisa melihat kursi-kursi ini dihantam ke punggung bukan langsung ke kepala korbannya.
Selain itu, sejumlah senjata yang memang dihancurkan ke tubuh musuh seperti gitar sudah dipersiapkan khusus, jadi bukan gitar sungguhan.
5. Apakah aksi yang sudah diatur bisa menimbulkan cedera?
Meski para pegulat saling bekerja sama untuk meluncurkan teknik-teknik mereka, dan serangan seperti tendangan dan pukulan sering kali bahkan tidak mengenai target, jangan kira gulat pro itu olahraga ringan.
Pada dasarnya, para pegulat ini benar-benar membiarkan tubuh mereka terbanting bahkan terpental. Selain itu, meski sudah diatur pun jatuh dari puncak tangga atau puncak kandang ya tetap sangat berisiko.
Dalam pertandingan melawan Undertaker di Hell in a Cell di tahun 1998, Mick Foley merasakan jatuh dari puncak kandang ke arena, lalu terhantam kursi di wajahnya sehingga satu giginya lepas.
Selain itu, jika terjadi kesalahan seperti seorang pegulat gagal menangkap pegulat lain, kecelakaan yang berujung kepada cedera pun bisa terjadi.
6. Jadwal WWE pun berat untuk tubuh pegulatnya
Nggak cuma setingan soal pertandingan, jadwal WWE juga tak bisa dikatakan ringan. Tak tanggung-tanggung, pegulat WWE bisa saja bergulat lebih dari satu kali dalam satu pekan. Terutama kalau para pegulat ini level bintang seperti Seth Rollins, Roman Reigns, atau John Cena saat dia masih bertarung dulu.
Setiap pekan, ada acara mingguan seperti SmackDown atau RAW. Selain itu ada pula acara house show, yang tidak disiarkan di TV. Kadang-kadang dalam satu pekan itu ada juga acara besar seperti Royal Rumble, Survivor Series, atau WrestleMania.
WWE juga tidak memiliki jadwal libur. Para pegulat papan atas akan terus bekerja hingga mereka izin cuti, mereka harus diliburkan karena cedera, atau mereka memang didepak dari WWE.
Jadi, gulat pro itu settingan ya, gengs. Meskipun masih banyak faktor yang bisa membahayakan para pegulatnya jika dilakukan dengan salah.
Siapa nih yang suka gulat? Kalau mimin sih suka kedamaian aja. Nggak suka kekerasan.
Ilustrasi Gulat (Media Indonesia)