Keturunan orang Indonesia di luar negeri memang sering ditemui. Bahkan menurut penelitian, 45% populasi suku Jawa tersebar di seluruh dunia. Berdasarkan data tersebut, maka nggak heran kalau banyak ditemui suku Jawa di negara selain Indonesia.
Misalnya aja, di Suriname dan Belanda yang ternyata banyak yang bisa berbahasa Jawa karena memang keturunan Indonesia. Keren ya. Meski jauh dari tanah nenek moyang, namun mereka tetap menjaga tradisi dan bahasanya yang dibawa dulu.
Di daerah Asia lain, ternyata ada juga loh keturunan Indonesia yang menetap di sana dan jarang atau bahkan tidak kamu tahu sebelumnya. Dalam bahasa Sinhala, mereka disebut Ja-Minnisu, yakni para keturunan orang Jawa yang menetap di Sri Lanka dan beranak pinak di sana.
Ilustrasi Ja-Minissu di Sri Lanka (Kumparan)
Uniknya mereka ini bahkan mempengaruhi budaya dan bahasa asli sehingga banyak kata serapan di bahasa Sri Lanka yang berasal dari Indonesia. Nah, biar kamu gak penasaran, simak ulasan berikut ini ya.
Meski sudah lama tinggal dan beranak pinak disana, tetapi bahasa atau budaya Jawa di Sri Lanka sudah lumayan pudar. Bukan berarti hilang, namun telah banyak yang berasimilasi dengan bahasa dan budaya setempat. Oleh sebab itu, tidak seperti Suriname yang masih ditemui bahasa Jawa, di sana penutur aslinya jarang sekali ditemui. Namun, kata-kata serapan dalam bahasa Jawa masih banyak dan sering ditemukan.
Sebenarnya tidak hanya etnis Jawa saja yang ditemui di sana, namun juga daerah di Indonesia lainnya. Misalnya dari Goa, Tidore, Banda, dan Ambon dan Melayu Malaysia. Awal mula kedatangan etnis-etnis ini diperkirakan sudah ada sejak zaman kerajaan kuno.
Ilustrasi Ja-Minissu di Sri Lanka (Kumparan)
Dilansir dari laman Kumparan, pada zaman dulu ada hubungan antara Sri Lanka dan Sri Wijaya dalam masalah dagang. Lambat laun, para penduduk di kedua kerajaan pun saling sering mengunjungi dan menetap di sana. Akhirnya, dari sebagian orang yang menetap itu beranak pinak hingga seperti sekarang ini. Jadi jangan kaget kalau banyak wajah Indonesia bisa ditemui di Sri Lanka.
Versi asal-usul keturunan Indonesia yang lain, ternyata berhubungan dengan penjajahan Belanda zaman dulu. Ceylon, yang merupakan nama Sri Lanka zaman dulu dan merupakan tempat pengasingan Belanda untuk orang-orang Indonesia yang dianggap berbahaya.
Beberapa tokoh terkenal Indonesia sempat dikirim ke sana, misalnya saja Amangkurat III dan Syekh Yusuf al-Makassari. Tak hanya tempat pengasingan, namun para pekerja dan tentara juga sempat dikirim ke sana. Akhirnya orang-orang Indonesia yang menetap di sana dan tidak kembali, beranak pinak seperti sekarang ini. Namun ada pula para pekerja, tentara dan orang yang diasingkan memilih untuk pulang kembali ke tanah air.
Ilustrasi Ja-Minissu di Sri Lanka (Boombastis)
Karena memiliki banyak etnis, maka tantangan yang ada di Sri Lanka mirip dengan Indonesia yakni usaha agar bisa hidup harmonis dan saling menghargai. Namun, tak menutup kemungkinan percikan-percikan perpecahan bisa muncul kapan saja karena suatu penyebab.
Mayoritas di Sri Lanka adalah etnis Sinhala pemeluk Budhha, namun sayang, kadang agama digunakan sebagai kendaraan politik.
Dilansir dari laman Kumparan, misalnya saja mengenai kewajiban kremasi untuk jasad korban Covi-19 hingga pelarangan burkha. Namun demikian, isu tersebut masih bisa diatasi dan kebijakan itu pun akhirnya dicabut kembali.
Dengan tahu bahwa ada saudara kita yang menetap disana tentunya bisa menambah erat hubungan diplomatik kedua negara ya.
Ilustrasi Ja-Minissu di Sri Lanka (Boombastis)
Ilustrasi Ja-Minissu di Sri Lanka (Kumparan)