Sudah bukan rahasia umum jika China merupakan negara yang bisa memproduksi segala hal. Mulai dari elektronik sampai ke perkakas rumah tangga. Bahkan, saking canggihnya, baru-baru ini teknologi di China bisa membuat bulan tiruan. Wow, amazing!
Namun apa yang akan terjadi selanjutnya jika pemandangan langit di China tiba-tiba berubah. Sebuah pemandangan aneh terjadi di mana warna matahari berubah menjadi biru dan langit menjadi kuning.
Atas hal tesrbut, administrasi Meteorologi China segera memberikan klarifikasi dan mengatakan bahwa fenomena yang menghebohkan publik itu disebabkan oleh badai pasir.
Badai pasir kedua telah melanda negara itu dalam waktu kurang dari dua minggu setelah badai pasir pertama. Badai yang kedua inilah yang mengubah warna langit dan matahari.
Badai pasir dipicu oleh angin dari Mongolia yang dilanda kekeringan dan China barat laut.
Jarak pandang di kota berkurang, dengan puncak beberapa gedung pencakar langit tertutup oleh badai pasir. Pejalan kaki terpaksa menutupi mata mereka saat embusan debu menyapu jalanan.
Administrasi Meteorologi China mengeluarkan peringatan kuning pada hari Jumat pekan lalu, memperingatkan bahwa badai pasir menyebar dari Mongolia ke provinsi China utara termasuk Mongolia Dalam, Shanxi, Liaoning dan Hebei, yang mengelilingi Beijing.
Saat badai pasir melanda Beijing pada Minggu pagi, tingkat polusi udara naik ke level maksimum 500, menurut indeks kualitas udara realtime Beijing. Kadar polutan PM10 yang dapat menembus paru-paru melampaui 2.000 mikrogram per meter kubik.
Kadar PM2.5, partikel lebih kecil yang dapat menembus aliran darah, mencapai 462. Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan konsentrasi PM2.5 harian rata-rata hanya 25.
Dilansir dari South China Morning Post, Selasa (30/3/2021), badai tersebut menyebabkan kekacauan di bandara di Mongolia Dalam, dengan lebih dari separuh penerbangan dibatalkan dari bandara Baotou dan Chifeng karena jarak pandang yang buruk.
Heboh Matahari di China Berubah Jadi Biru (Pikiran Rakyat)
Administrasi Meteorologi China mengatakan badai pasir baru-baru ini berasal dari Mongolia, di mana suhu yang relatif lebih hangat pada musim semi ini dan berkurangnya curah hujan mengakibatkan lebih banyak area tanah kosong.
"Dinamika badai pasir dan transmisi debu bagus sekarang," kata Zhang Tao, kepala peramal Pusat Meteorologi Observatorium China kepada People's Daily, hari Senin (29/2/2021) kemarin.
Zhang mengatakan China utara dan barat laut memiliki lebih sedikit tutupan salju serta hujan tahun ini dan suhu sejak Februari lebih tinggi, yang menyebabkan kekeringan lebih lanjut dan cuaca berdebu.
Zhang mengatakan suhu rata-rata di Mongolia dan China utara sekitar 6 derajat Celsius lebih tinggi dari biasanya pada bulan Maret.
China Utara telah lama mengalami badai pasir karena gurun di wilayah tersebut menyebar lebih jauh ke selatan, dengan penggundulan hutan yang meningkatkan frekuensi selama periode "Lompatan Jauh ke Depan" Mao Zedong dari tahun 1958 hingga 1961.
Deforestasi skala besar juga dianggap sebagai faktor penyebab badai debu di China. Beijing telah menanam "tembok hijau besar" dari pepohonan untuk memerangkap debu yang masuk, serta mencoba membuat koridor udara yang menyalurkan angin dan memungkinkan pasir dan polutan lainnya lewat lebih cepat.
Oh jadi gitu, kirain ada apa. Kalau terjadi di Indonesia pasti makin heboh tuh orang-orang.
Heboh Matahari di China Berubah Jadi Biru (Pikiran Rakyat)