Ritel pakaian raksasa, H&M, memutuskan untuk nggak lagi mengambil kapas dari Xinjiang, China dikarenakan meluasnya kabar “kerja paksa” maupun “pelanggaran hak asasi manusia” yang dilakukan China terhadap komunitas minoritas Muslim di Tiongkok.
Dilansir dari laman Channel News Asia, Kamis (25/3/2021), produk H&M sudah dihilangkan dari e-commerce platform yaitu Taobao, yang merupakan platform di bawah naungan Alibaba sejak Rabu 24 Maret 2021. Selain itu, dua aktor populer juga memutuskan untuk tidak lagi berhubungan dengan H&M dan banyak media pemerintah yang mengkritik perusahaan asal Swedia tersebut.
H&M juga mengungkapkan kalau mereka sangat prihatin dengan laporan yang didapat dari organisasi masyarakat sipil dan media yang memasukkan tuduhan kerja paksa di wilayah Xinjiang.
Hal ini dilakukan oleh H&M setelah munculnya sebuah laporan dari Institut Kebijakan Strategis Australia yang menunjuk pihak H&M sebagai perusahaan yang menerima manfaat dari program transfer kerja paksa.
H&M tidak menggunakan kapas dari Xinjiang karena kasus kerja paksa terhadap muslim di Tiongkok (jingdaily.com)
Namun, di sisi lain, H&M mengatakan kalau mereka tidak mewakili posisi politik apa pun dan tetap berkomitmen untuk berinvestasi jangka panjang di Tiongkok. Apalagi negara China sendiri merupakan salah satu pasar terbesar keempat H&M dengan penjualan yang mencapai hingga 2,9 miliar krona Swedia dalam 12 bulan hingga 20 November 2020.
"Menyebarkan rumor untuk memboikot kapas Xinjiang, sementara tetap ingin menghasilkan uang di China? Jangan mimpi!" ungkap salah satu pemuda dari Liga Pemuda Komunis yang berkuasa di China, mengatakan ke sebuah unggahan di Weibo.
Namun, kritik keras pun datang dari berbagai negara seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris dan Kanada yang baru saja mengumumkan sanksi terhadap pejabat China dalam pertikaian yang semakin memanas atas perlakuan mereka kepada minoritas muslim di Uighur.
H&M tidak menggunakan kapas dari Xinjiang karena kasus kerja paksa terhadap muslim di Tiongkok (platformmedia.com)
Berbagai pembela hak asasi manusia juga mengatakan setidaknya ada satu juta orang Uighur dan sebagian besar minoritas Muslim yang dipenjara dalam kamp-kamp di Xinjiang. Bahkan, banyak pihak berwenang yang dituduh karena telah mensterilkan wanita secara paksa dan melakukan kerja paksa.
Namun tetap saja, China membantah tuduhan tersebut dan mengatakan kalau mereka sedang menjalankan program pelatihan, sekaligus skema kerja yang membantu memberantas ekstremisme.
H&M tidak menggunakan kapas dari Xinjiang karena kasus kerja paksa terhadap muslim di Tiongkok (euobserver.com)