RIP Nawal El Saadawi, Berikut Buku Terbaik Karya Beliau Sepanjang Hidup

RIP Nawal El Saadawi, Berikut Buku Terbaik Karya Beliau Sepanjang Hidup

Nawal El Saadawi adalah seorang feminis, penulis, pembangkang, yang selalu berupaya untuk menyatukan wanita Mesir dari segala usia di Mesir pasca-Mubarak. Ia meninggal di usia 89, dikabarkan oleh surat kabar milik pemerintah Al-Ahram pada hari Minggu 21 Maret 2021 kemarin.

El Saadawi juga dikenal sebagai pembela hak-hak perempuan dan berjuang keras melawan maraknya praktik mutasi alat kelamin perempuan.

Dia sempat dipenjara dan dianiaya serta menerima ancaman dari kaum konservatif sepanjang hidupnya karena pandangannya yang berani.

El Saadawi juga merupakan pendiri dan presiden Asosiasi Solidaritas Wanita Arab dan salah satu pendiri Asosiasi Arab untuk Hak Asasi Manusia. Pada tahun 1981, ia mendirikan majalah feminis bernama "Al-Moawgaha" (yang diterjemahkan menjadi "The Confrontation").

# Buku-Buku Terbaik dan Populer Karya Nawal El Saadawi

Buku non-fiksi pertamanya, "Women and Sex."dilarang di Mesir selama hampir dua dekade setelah pertama kali diterbitkan, dan ketika akhirnya muncul global, pada tahun 1972, hal itu mengakibatkan El Saadawi, yang memiliki gelar di bidang kedokteran, kehilangan pekerjaannya sebagai Direktur Kesehatan Masyarakat di Kementerian Kesehatan. 

Buku itu memuat diskusi jujur ​​tentang mutilasi alat kelamin perempuan atau dikenal sebagai sunat wanita. Kebiasaan di mana alat kelamin luar seorang gadis (hampir selalu klitoris) diangkat untuk mempertahankan "kesopanan" nya. Sunat wanita sangat umum di Mesir; sebuah studi Unicef ​​tahun 2005 menyebutkan ada sembilan puluh tujuh persen gadis Mesir disunat kelaminnya. El Saadawi pun disunat ketika dia berusia enam tahun.

Dalam “The Hidden Face of Eve: Women in the Arab World", El Saadawi menulis tentang pengalamannya:

"Saya hanya menangis, dan memanggil ibu saya untuk meminta bantuan. Tetapi kejutan terburuk dari semuanya adalah ketika saya melihat sekeliling dan menemukannya berdiri di sisi saya. Iya. Itu dia, saya tidak bisa salah, dalam daging dan darah, tepat di tengah-tengah orang asing ini, berbicara dengan mereka dan tersenyum kepada mereka seolah-olah mereka tidak ikut serta dalam membantai putrinya beberapa menit yang lalu."

# Buku yang Menceritakan Pengalaman Nawal El Saadawi Ketika di Penjara

Potret Nawal El Saadawi ketika muda (apikartini.org)

Dalam buku “Memoirs from a Women’s Prison,” El Saadawi menceritakan kisahnya ketika dipenjara pada 1981, karena “menyerang sistem yang berkuasa”. Tapi mungkin yang lebih terkenal adalah novelnya dengan subjek yang sama yaitu, "Perempuan di Titik Nol," yang terinspirasi oleh kisah seorang terpidana mati perempuan di penjara Al Qanatir Mesir yang terkenal, yang ditemui El Saadawi selama proyek penelitian.

Firdaus, protagonis novel, dipenjara karena membunuh mucikarinya. Dia juga menolak untuk menandatangani dokumen yang ditujukan kepada Presiden untuk memohon nyawanya. Novel ini dimulai dari suara seorang peneliti tamu yang mirip dengan El Saadawi, dan yang langsung terobsesi oleh narapidana. “Dibandingkan dengan dia, saya hanyalah seekor serangga kecil yang merayap di tanah di antara jutaan serangga lainnya,” katanya.

Salah satu buku terbaik karya Nawal El Saadawi (sisikata.blogspot.com)

Selain beberapa buku di atas, ada juga buku-buku lain yang tak kalau bagus dan sarat dengan pesan moral soal feminisme, yaitu "Matinya Seorang Mantan Menteri", "Love in the Kingdom of Oil", "The Circling Song," "Jatuhnya Sang Imam", "Tiada Tempat di Surga Untuknya", "Perempuan dalam Budaya Patriarki", dan lain-lain.

Rest in power Nawal El Saadawi, karya-karya dan perjuanganmu kini akan kami lanjutkan.

Nawal El Saadawi dan perpustakaan pribadinya (bbc.com)