Kaget Melihat Pekerja Got di India, Bertaruh Nyawa Cuma Dibayar 60 Ribu Aja

Kaget Melihat Pekerja Got di India, Bertaruh Nyawa Cuma Dibayar 60 Ribu Aja

Buat kamu yang suka nonton film atau mendengarkan lagu India, pasti nggak asing dengan adegan joget-joget di pinggir jalan dan kesan yang begitu meriah.

Bukan rahasia lagi kalau India memang terkenal dengan pesona Bollywood-nya yang tersebar hingga ke seluruh penjuru dunia. 

Gemerlap keindahan kota New Delhi dan cerianya penduduknya seolah jadi ciri khas yang selalu ditampikan dan ditunggu pemirsa dalam setiap filmnya. 

Jadi wajar aja kalau banyak orang yang ingin berkunjung ke negara tersebut untuk menyaksikan keindahan India.

Namun di antara kemewahan itu, ada pula sisi lain dari India yang jarang diketahui orang. Salah satunya adalah nasib dari para pekerja selokan di India yang nestapa luar biasa. 

Mereka bahkan rela untuk masuk dalam got yang dalam dan kotor hanya untuk bisa bertahan hidup. Yang jelas hal ini beda banget dari penggambaran di film-film Bollywood mengenai India yang sering kita tonton. 

Lalu seperti apakah sih perjuangan para pekerja ini? Simak ulasan berikut ini, yuk.

Kisah nestapa para pekerja got ini bahkan dialami ketika mereka mau makan. Bau got juga masih tetap tercium, maka dari itu mau nggak mau mereka harus terus memakan hidangan yang sudah disiapkan oleh keluarganya. Semua ini dilakukan supaya mereka tetap bisa bekerja dan keluarganya juga bisa makan, sekolah, serta melanjutkan hidup.

Kok miris banget sih? 

Sejatinya, pemerintah India sudah menerjunkan tiga puluh ribuan personil untuk membersihkan kota Mumbai. Tapi sayang, untuk membersihkan bagian dalam got dan selokan tersebut, mereka tetap memakai jasa pihak ketiga. 

Pekerja India (Boombastis)

Ya, para pekerja lepas seperti Lahot -salah satu pekerja- ini lah yang akan melakukan pekerjaan kotor tersebut. 

Saat bertugas membersihkan got yang dalam, mereka tidak dilengkapi peralatan yang lengkap sehingga kemanannya juga belum terjamin, mereka bekerja di bawah risiko yang besar.

Mungkin mereka diberi masker, baju, dan sepatu, tapi hal itu nggak cukup untuk melindungi tubuh mereka dari segala bahaya yang ada.

Akhirnya nasib mereka sama dengan Lahot. Sampai pulang pun bau masih menempel dan banyak penyakit yang bisa saja menyerang mereka ketika kembali ke rumah. Tapi gimana lagi, semua dilakukan untuk kebutuhan hidup.

Meskipun pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja seperti Lahot ini lumayan berat, jangan kira kalau upah mereka besar ya. Mereka bahkan mendapat upah yang sangat kecil. 

Mereka hanya mendapatkan bayaran setara Rp66 ribu sehari, sangat nggak sebanding dengan risiko yang dihadapi. Buat makan aja, belum tentu cukup. 

Pekerja India (Boombastis)

Terlebih mereka akan sangat rentan terhadap penyakit kalau dibiarkan terus-terusan bekerja di tempat kotor seperti itu tanpa perlindungan yang memadahi.

Belum lagi masalah asuransi. Mereka nggak bisa mendapatkannya karena beberapa kendala. Misalnya karena setiap hari para pekerja lepas ini beganti-ganti, jadi cukup sulit untuk menyelesaikan administrasi asuransinya. Alhasil mereka benar-benar bekerja tanpa ada perlindungan. So sad.

Satu hal lagi yang amat disayangkan dari profesi ini adalah tingkat kematiannya yang lumayan tinggi. 

Dilansir dari laman Liputan 6, sebuah perusahaan di Mumbai sempat mencatat mengenai jumlah kematian pekerja selokan ini. 

Sejak tahun 2009, dalam kurung waktu 6 tahun ada 1.386 pekerja yang tewas karena masalah ini. Kebanyakkan tenggelam ketika sedang bekerja, sebagian yang lainnya terkena penyakit.

Pekerja India (Boombastis)

Hal ini tentunya menjadi sebuah fakta yang cukup miris, mengingat mereka juga dibayar murah dan nggak punya asuransi. 

Pemerintah setempat sejatinya siap memberikan kompensasi sebesar Rp198 juta pada pekerja yang menjadi korban. Namun sayang pada praktiknya masih ada saja yang belum menerima kompensasi tersebut hingga sekarang.

Hal ini tentunya menjadi sebuah pelajaran bagi kita, gimana beratnya para pekerja got di India dalam bertahan hidup. Mereka dibayar dengan upah yang sangat rendah namun juga harus mempertaruhkan nyawanya. Kita yang hidup di Indonesia wajib lebih bersyukur karena hidup lebih enak dengan pekerjaan yang lebih layak.

Pekerja India (Boombastis)