Kenapa Dana Darurat Itu Penting? Ini Penjelasannya!

Kenapa Dana Darurat Itu Penting? Ini Penjelasannya!

Pernah nggak sih kamu bayangin kalau (amit-amit) bulan ini kamu dipecat dari kantor, tiba-tiba ada anggota keluarga yang sakit, atau kendaraan mengalami kerusakan, dan lain-lain?

Apakah dananya udah ada? Atau jangan-jangan malah kelimpungan pinjam sana-sini yang belum tentu juga ada.

Nah, biar nggak kelimpungan. Kamu harus punya yang namanya dana darurat.

Dana darurat merupakan sejumlah dana yang dicadangkan dan dialokasikan terpisah untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya darurat. 

Artinya, dana ini hanya akan kita gunakan untuk menghadapi hal-hal darurat yang tidak kita perhitungkan di dalam Anggaran Rumah Tangga yang kita buat. Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu anggaran rutin yang sudah kita buat.

Apa aja yang bisa kita anggap sebagai dana darurat?

Pada dasarnya cukup banyak kejadian yang terjadi di sekitar kita yang membutuhkan dana darurat. Beberapa contohnya adalah:

- Motor atau mobil yang tiba-tiba rusak, seperti harus ganti ban atau mogok

- Mengganti peralatan sehari-hari yang tiba-tiba rusak, seperti dari furniture, alat elektronik, HP dan sebagainya

- Sakit mendadak dan butuh biaya yang tidak bisa ditunda

- Terjadi kecelakaan di jalan

- Perjalanan keluar kota yang mendadak

- PHK, kehilangan pekerjaan dan biaya-biaya lain yang tidak direncanakan sebelumnya.

Ilustrasi Dana Darurat (Berkeluarga.id)

Lalu berapa jumlah dana darurat yang dibutuhkan?

Setiap orang tentu memerlukan dana darurat dengan nominal yang berbeda, tergantung kondisi keuangan dan jumlah anggota keluarga. 

- Untuk yang masih single dan belum ada tanggungan, biasanya 3 kali pengeluaran bulanan

- Untuk keluarga kecil yang baru menikah tapi belum punya anak, biasanya 6 kali pengeluaran bulanan

- Untuk keluarga besar yang sudah memiliki anak itu, mulai dari 9 - 12 kali pengeluaran bulanan

Ingat, besaran dana darurat dikalikan pengeluaran bulanan, bukan pemasukan ya. 

Sebagai contoh, jika pengeluaran bulanan Rp5 juta, maka untuk mereka yang single butuh dana darurat Rp15 juta. Untuk pasangan suami istri yang belum memiliki anak dana daruratnya adalah Rp30 juta dan untuk keluarga yang sudah memiliki anak maka dana daruratnya mulai dari Rp45 juta - Rp60 juta rupiah. 

Semakin besar pengeluaran bulanan, semakin besar pula dana darurat yang dibutuhkan. Begitu pula sebaliknya. 

Wah banyak juga ya, gimana nih cara mempersiapkannya?

Dana darurat tidak harus langsung ada sekarang ataupun bulan depan. Kita bisa menyiapkannya secara bertahap. Tapi yang paling penting harus didahulukan di anggaran bulanan. Di sisi lain dana darurat cenderung meningkat setiap tahunnya, karena adanya kenaikan pengeluaran bulanan setiap tahunnya tentunya. Oleh karena itu, sebaiknya dana darurat sudah dipersiapkan sejak dini, supaya saat sudah menikah dan punya anak dananya sudah terkumpul. 

Terus di mana sebaiknya menyimpan dana darurat?

Dana darurat harus disimpan pada produk-produk keuangan yang mudah diakses, likuid (mudah dicairkan) dan aman. Jadi ketika terjadi keadaan darurat, kita bisa cepat menggunakannya.

Beberapa produk yang biasanya digunakan untuk menyimpan dana darurat adalah: tabungan, deposito, reksadana, dan logam mulia alias emas. 

Dana darurat sebaiknya disimpan di beberapa tempat dan dibagi menjadi bagian kecil, agar dana darurat tetap dapat mudah diakses, likuid dan aman serta kita bisa memakai sesuai kebutuhan.

Semoga tips mengenai dana darurat ini bermanfaat ya. Buat yang masih jomblo, yuk mulai siapin dana darurat dari sekarang.

Ilustrasi Dana Darurat (Inbizia)