Poliandri Adalah Hal Lumrah Di Suku Ini, Saudara Suami Otomatis Juga Jadi Suami

Ada juga yang disebabkan karena kekurangan jumlah wanita gengs.

Punya suami lebih dari satu bakalan jadi bahan gunjingan di negara kita. Soalnya gak lazim untuk dilakukan. Orang bakalan bingung bapaknya siapa. Kita lebih kenal dengan budaya poligami, meski ada juga yang ak suka melakukannya dan gak mau dipoligami.

Tapi di tempat lain, poliandri adalah hal yang biasa loh

1. Suku Mosuo

Suku Masuo terletak di tepi Danau Lugu, Pegunungan Himalaya. Mereka punya trdisi yang unik, namanya ‘nikah jalan’. Suku Masuo hidup dala kemiskinan dan selalu bergantung pada orang tua.

Ketika ada lelaki yang datang perempuan bisa memilih untuk menolak atau menerima. Perempuan di Suku Mosuo juga bisa berganti pasangan sesuka hati. Kebebasan ini gak merugikan dan perempuan suku Masuo gak dianggap ganjen atau murahan gengs. Ini hal yang diterima dengan baik si sana.

2. Suku Guanches

Suku Guanches adalah penduduk asli Kepulauan Canary di barat laut pesisir Afrika. Praktik poliandri di sini berawal dari bencana kelaparan abad ke-14 dan ke-15. Hingga menewaskan banyak perempuan dan jumlah mereka jadi sedikit dibanding laki-laki.

Karena jumlahnya timpang jauh, gak cukup gengs satu perempuan cuma sama satu lelaki. Perempuan suku ini bisa menikah maksimal dengan lima laki-laki.

3. Suku Toda

Suku Mosuo (indiatoday.in)

Suku Toda tinggal di bukit Nilhiri, India. Perempuan suku Toda udah biasa melakukan poliandri. Tapi namanya poliandri fraternal, dilakukan dengan cara berbagi istri. Jadi suami akanberbagi istri dengan saudara laki-lakinya.

Saat seorang perempuan menikahi seorang lelaki, itu berarti dia juga menikahi seluruh saudara lelaki suaminya. Ketika hamil, anaknya adalah hak milik suami pertama. Nanti kalau lahir anak kedua, maka jadi hak milik suami kedua dan seterusnya.

Tapi kebiasaan ini mulai dilarang karena banyak terjadi pembunuhan bayi perempuan. Karena dianggap lebih rendah dari laki-laki gengs.

Miris ya...

4. Penduduk Tibet

Suku Toda (behance.com)

Penduduk Tibet kalau meninggalkan warisan ak dibagi-bag kayak orang di Indonesia gengs. Tanah mereka tetap menjadi satu dan digunakan untuk kehidupan keluarga besar. Sehingga mereka mempraktikkan poliandri agar saudara laki-laki tetap bertahan di rumah dan membantu pekerjaan.

Para perempuan akan menikahi banyak lelaki agar bisa membantu di tanah pertanian. Saudara lelaki pertama akan menjadi kepala rumah tangga. Saudara yang lain akan membantu menjalankan usaha atau pertanian secara adil. Pembagian tugas dilakukan secara adil dan penduduk Tibet ini memperlalukan anak-anak dengan baik.

5. Suku Maasai

Suku Maasai mendiami wilayah danau-danau besar Afrika. Bedanya sama poliandri suku Towda, kalau seorang perempuan menikah, maka otomatis dia juga menikahi teman sebaya suaminya.

Jadi kalau temen suami dateng, istri juga berkewajiban tidur dan melayani mereka. Kalau punya anak, maka itu hak suami yang bisa jadi ayahnya.

Unik juga ya gengs. Tapi sekarang wanita suku Maasai lebih punya kebebasan buat milih. Mereka mau gak melayani temen suami mereka.

Penduduk Tibet (terraproject.net)