Ya Ampun Sedih Banget, Negara Ini Cuma Dapat 25 Vaksin Karena Terlalu Miskin

Indonesia masih mending banget gengs, dapetnya banyak. Negara ini lebih mengenaskan.

Semua negara-negara di dunia berbondong-bondong mendatangkan vaksin ke wilayahnya. Untuk mencegah corona semakin menimbulkan banyak korban.

Indonesia sendiri sudah memulai program vaksinasi. Dimulai dari Presiden, perwakilan masyarakat, tenaga kesehatan dan mereka yang memiliki peran penting untuk masyarakat. Harapannya vaksin akan segera menyebar ke lebih banyak orang.

Tapi gengs, ternyata distribusi vaksin juga bergantung kepada status negara. Tentu aja negara yang kaya dan maju bakalan dapet lebih banyak vaksin. Beda banget sama negara yang miskin dan tertinggal.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) udah memperingatkan masalah keadilan distribusi vaksin COVID-19. Kalau ada negara yang tertinggal soal vaksinasi ini, ya pandemi akan bertahan lebih lama.

Pembagian vaksin corona (aeccglobal.com)

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menjelaskan kalau banyak negara berlomba mengamankan suplay vaksin untuk rakyatnya sendiri. Gak peduli gimana nasib negara lain yang bisa aja gak kebagian.

"Bila kita tidak bekerja sama, maka dunia menghadapi bencana moral yang bebannya akan dibayar oleh nyawa dan kehidupan orang-orang di negara miskin," kata Tedros seperti dikutip dari situs resmi WHO, Rabu (20/1/2021).

Saat ini udah ada 39 juta dosis vaksin udah digunakan oleh 49 negara berpenghasilan tinggi. Jadi semakin kaya dan maju, dapet vaksinnya juga banyak gengs. Ada salah satu negara berpenghasilan rendah baru mendapat 25 dosis vaksin.

Negara miskin jatahnya sedikit (aa.com.tr)

bayangkan, 25 vaksin doank buat satu negara gengs, ya ampun... sedih banget kan? Negara manakah ini??

"Hanya 25 dosis vaksin yang diberikan di salah satu negara berpenghasilan terendah. Bukan 25 juta, bukan 25 ribu, hanya 25," kata Tedros.

Republik Guinea jadi satu-satunya negara berpenghasilan rendah yang sudah melakukan program vaksinasi COVID-19. Sebanyak 25 dosis Vaksin COVID-19 "Sputnik" yang dikembangkan Rusia diberikan pada 25 orang, termasuk presidennya.

Keadan perekonomian negara ini menjadi semakin parah ketika pandemi. Banyak kelahiran karena anak-anak yang menjadi pekerja seks dan membutuhkan uang. Kini, mereka hanya mendapatkan 25 vaksin dan entah kapan rakyatnya bisa divaksin.

Republik Guinea cuma dapat 25 vaksin (kslcms.org)