Sujud dalam shalat punya manfaat besar lho bagi kesehatan sistem saraf manusia. Inilah yang dijelaskan Pakar neurosains, Prof Taruna Ikrar.
“Sujud dalam shalat, kalau ditinjau secara mendalam, memberikan manfaat fisiologis yang amat proporsional bagi anatomi tubuh manusia, khususnya fungsi otak,” kata dekan School of Biomedical Sciences, National Health University (NHU) Amerika Serikat.
Prof Taruna Ikrar menjelaskan, gerakan sujud dapat meningkatkan saturasi oksigen, nutrisi, dan elektrolit ke dalam fungsi otak manusia.
Sujud yang khusyuk juga meningkatkan sinapsis dan pembaruan sel-sel saraf (neurogenesis). Dampaknya adalah peningkatan rasa bahagia sebagai buah ketakwaan dan penghambaan.
Sujud membuat dahi, hidung, kedua telapak tangan, lutut, dan ujung kaki sejajar di atas permukaan bumi.
Karena gravitasi bumi, posisi sujud memompa aliran getah bening ke bagian leher, ketiak, dan bagian lainnya di kepala.
Dalam keadaan sujud, jantung berposisi di atas otak sehingga darah yang kaya oksigen dapat mengalir maksimal ke bawah karena ditarik gravitasi bumi.
sujud dalam shalat (Harakah.ID)
Dengan penambahan oksigen ke dalam otak, proses pembentukan dan sinapsis akan meningkat di antara milliaran sel-sel saraf.
Otak pun mendapatkan pasokan darah yang kaya oksigen serta zat-zat nutrisi yang sangat dibutuhkan. Pasokan itu akhirnya memacu kerja sel-sel otak.
Prof Taruna Ikrar juga menjelaskan bahwa struktur otak manusia begitu kompleks. Organ ini terdiri dari 100 miliar sel.
Dalam setiap sel neuron otak, ada sekitar 10 ribu koneksi (sinapsis). Total koneksi di otak dapat mencapai ribuan trilliun sinapsis.
sujud dalam shalat berjamaah (Reportase.tv)
Sinapsis-sinapsis itu memerlukan pasokan nutrisi, oksigen, neurotransmitter serta agen sistem imun tubuh.
Dengan proses fisiologi yang sempurna, otak dapat menjaga dan meningkatkan plastisitas, neurogenesis atau perbaharuan.
Berdasarkan risetnya, Prof Taruna Ikrar menyimpulkan, sujud dalam shalat yang dilakukan secara khusyuk dapat mengatasi rasa cemas, stres, dan ketakutan.
Sujud juga mampu memperbaiki harmonisasi atau keseimbangan sistem saraf. Khususnya terkait eksitatori dan inhibitori neurons.
Secara spiritualitas, kondisi sujud menunjukkan sebuah penghambaan total.
Dalam posisi tersebut, manusia merasakan derajat yang begitu rendahnya.
Namun, lanjut Prof Taruna, di balik kepasrahan itu, ada peningkatan derajat ketakwaan manusia di sisi Allah.
Pada hakikatnya, seorang hamba yang bersujud merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta.
Prof. Taruna Ikrar (HeadTopics.com)