Bukan Presiden Soekarno namanya kalau tak menyimpan segudang misteri dan kisah-kisah yang berkesan.
Seperti yang dilansir dari Boombastis.com, Sebagai tokoh nasional, tak jarang hal-hal yang tak banyak diketahui masyarakat kerap menjadi sorotan dan menarik untuk dikulik lebih dalam. Termasuk salah satunya, tak banyak yang tahu jika bung besar pernah memiliki anjing kesayangan selama hidupnya.
Hewan berbulu ini dipelihara oleh dirinya semasa dalam pengasingan di Bengkulu. Hal ini dikisahkan dalam otobiografi Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat, di mana anjing tersebut diperolehnya dari seorang Belanda yang belajar bahasa Jawa dari Soekarno. Semasa di Bengkulu, Soekarno mencari kesibukan dengan mengajar bahasa Jawa di samping kegiatannya yang lain.
Pria Belanda yang bernama Jaap Kruisweg itu, menjadi teman dekat yang baik berkat persahabatan yang terjalin di antara keduanya. Soekarno sendiri ikhlas mengajar bahasa Jawa selama setahun tanpa dibayar. Dilansir dari Historia, Jimmy – panggilan Jaap Kruisweg, menghadiahi bung besar dua ekor anjing jenis Dachshaund. Terang saja, Soekarno merasa senang atas pemberian tersebut.
Saking sayangnya, Soekarno bahkan membawa hewan piaraannya itu tidur bersama di malam hari. “Aku memanggilnya dengan mengetuk-ngetukkan lidahku. ‘Tuktuktuk’ dan karena aku tidak pernah memberinya nama, lalu binatang-binatang ini dikenal sebagai ‘Ketuk Satu’ dan Ketuk Dua,” kenang Soekarno.
Anjingnya Presiden Soekarno (Boombastis.com)
Kisah Soekarno dan anjing Dachshaund piaraannya juga diabadikan oleh Fatmawati dalam Catatan Kecil Bersama Bung Karno. Dirinya membedakan Ketuk Satu dan Ketuk Dua dari warnanya, yakni kuning dan hitam. Ada sebuah cerita menarik dari Soekarno kala ia menjadikan kedua hewan tersebut untuk menyentil kaum beragama (Islam) yang kolot dan konservatif.
Pada suatu ketika, salah satu anjingnya diketahui menjilat air yang ada di dalam panci. Anak angkat Soekarno Ratna Djuami yang memergoki kejadian itu pun berteriak panik. Soekarno pun menyuruh dirinya untuk membuang air dan mencuci panci sampai bersih dengan menggunakan sabun dan kreolin. Peristiwa ini ditulis Soekarno pada Pandji Islam edisi Maulid April 1940.
Ada anjing di istana negara (Indozone.id)
Perintah yang mengundang tanya tersebut, kemudian coba diluruskan oleh Ratna. Ia pun menjelaskan pada Soekarno bahwa najis yang disebabkan oleh jilatan anjing harus dibasuh sebanyak tujuh kali dengan satu di antaranya menggunakan tanah.
Apa jawaban Soekarno? Bung besar dengan entengnya menjawab bahwa sabun dan kreolin belum ada di zaman Nabi, jadi Nabi tak bisa memerintahkan orang yang menggunakan pembersih tersebut.
Seiring dengan pendudukan Jepang atas Indonesia, berakhir pula masa pengasingan Soekarno di Bengkulu. Bung besar pun dipulangkan ke Batavia dan mengajak serta kedua anjing piaraannya, Ketuk Satu dan Ketuk Dua. Meninggalkan sebuah kisah unik selama di dirinya berada di sana.
Nah jadi itu kisahnya gengs. Gimana nih menurut kalian?
Presiden Soekarno (Merdeka.com)