Zombi Angelina Jolie Dihukum 10 Tahun Penjara Karena Penistaan Agama Islam

Selebgram yang suka posting riasan aneh dihukum 10 tahun penjara.

Selebgram Sahar Tabar jadi berita utama karena kemiripannya dengan Angelina Jolie. Tapi dia berakhir dengan dipenjara selama 10 tahun. Dia ditangkap karena aktivitas di media sosial yang dianggap melanggar hukum.

Setelah ditangkap, Sahar sempat meminta Agelina Jolie untuk berkampanye agar dia dibebaskan. Dikutip dari Guardian, Sahar yang berusia 19 tahun, yang bernama asli Fatemeh Khishvand. Dia dianggap melanggar hukum dengan kampanye yang bisa berpengaruh buruk pada anak muda dan gak menghormati Republik Islam.

Dia biasa memposting foto dirinya yang sangat terdistorsi, menggunakan riasan dan pengeditan yang sangat drastis. Dia menjadi terkenal karena gambar di mana dia menyerupai karakter yang dimainkan oleh Jolie. Tapi versi zombi yang cukup mengerikan.

"Republik Islam memiliki sejarah menyiksa wanita. Kami harus bersatu melawan apartheid gender ini," tulisnya di media sosial.

Tuduhan terhadap Tabar pertama-tama termasuk "penistaan ??agama, menghasut kekerasan, mendapatkan penghasilan melalui cara yang tidak pantas dan mendorong pemuda untuk korupsi," lapor Guardian.

Zombi ANgelina Jolie (dailymail.co.uk)

Dia mengharapkan pengampunan, dengan pengacaranya menunjukkan usianya yang masih sangat muda pada saat pelanggaran dilakukan. Laporan tersebut juga menyebutkan catatan medis yang menunjukkan Sahar memiliki 'penyakit mental', dan 'riwayat kunjungan ke rumah sakit jiwa'.

Dalam wawancara 2017 ke situs web Rusia Sputnik, Sahar membantah bahwa dia telah menjalani operasi plastik untuk mengubah penampilannya.

Didakwa penistaan (theguardian.com)

"Setiap kali saya mempublikasikan foto, saya melukis wajah saya dengan cara yang semakin lucu. Ini adalah cara untuk mengekspresikan diri, semacam seni. Penggemar saya tahu bahwa ini bukan wajah asli saya," katanya.

Sahar sempat meminta dibebaskan dan mengaku kena Covid-19. TV pemerintah Iran menyiarkan pengakuannya pada akhir Oktober tahun lalu. Ekspresi penyesalannya menarik banyak simpati. Laporan tersebut menggambarkan Tabar sebagai "korban dengan kepribadian dan kondisi mental yang tidak normal" yang mencari "vulgar" di media sosial.

Mengalami gangguan kesehatan mental (hitc.com)