Ternyata Inilah yang Menyebabkan Kakek dan Nenek Kita Bisa Punya Belasan Anak

Ternyata Inilah yang Menyebabkan Kakek dan Nenek Kita Bisa Punya Belasan Anak

Orang-orang zaman dulu rata-rata punya anak banyak. Buktinya bisa kita lihat anak-anak kakek dan nenek kita. Bisa bikin boyband atau kesebelasan tuh, kalo diniatin.

Alasannya karena mereka belum bisa mencegah kehamilan, Gengs. Di zaman mereka, masyarakat belum mengenal kontrasepsi. Jadi kalo masih mau ena-ena, mau gak mau harus siap dengan kehamilan.

Nah, waktu program KB mulai gencar di zaman orde baru, masyarakat udah bisa menentukan jumlah anak yang mau mereka punya. Mereka juga bisa menentukan jarak antar kelahiran anak. Terima kasih, Mbah Harto...

Tapi, Gengs, ada beberapa fakta lain juga kenapa mereka “berani” punya banyak anak. Ini dia:

# Ketika orang tua kita lahir, kakek-nenek kita sering kasih air tajin (air rebusan beras) buat anak-anaknya. Hal yang paling sulit buat diterapkan di zaman sekarang. 

Gimana nggak, kalo pun berani begitu, siap siap aja kena damprat sama Bu Bidan. Sekarang, kalo istri susah menyusui, disuruh beli susu formula. 

banyak anak banyak rezeki (Kompasiana.com)

Harganya kan nggak murah buat ukuran kantong masyarakat pada umumnya.

# Selain itu, waktu masih kecil, orang tua kita bisa diberi makan ala kadarnya. Asalkan tetap bisa hidup. 

Soalnya, di zaman dulu, harga sebutir telur itu mahal, Gengs. Telur sebutir cuma bisa dimakan sama satu anak. Mereka memilih untuk beli tempe bongkrek (ampas sisa pembuatan tahu).

air tajin, minuman pengganti susu anak zaman dulu (Solopos.com)

Mereka bisa dapat banyak, semua anak bisa makan.

Kalau di zaman sekarang mah mana bisa? Orang tua zaman sekarang bakal stres lihat anak-anak mereka kekurangan gizi.

# Anak-anak di zaman dulu, pakaiannya cuma beberapa helai. Yang penting bisa menutupi badan. Bahkan, anak anak balita zaman dulu malah sering nggak berpakaian.

tempe bongkrek (menara18.wordpress.com)

Beda dengan hari ini. Setiap orang tua pengen beli baju yang kelihatan lucu buat anak-anaknya. Padahal stok lama masih ada.

# Embah buyut semasa kecilnya, mainnya di sungai, Gengs. Ada juga yang sambil gembalain sapi di sawah. Kalo punya mainan, paling banter mainan yang dibikinin orang tua.

 

Beda sama cicitnya sekarang, kalau punya mainan pasti hasil beli. Coba, ada nggak anak sekarang yang main boneka jerami? Mainan cicitnya malah gadget. Dan harus siap-siap kuota. Hahaha!

# Anak-anak dari generasi kakek-nenek ke atas, udah bisa diajak bantu orang tua di sawah. Anak jaman Now? Baru lahir aja kebutuhannya udah seabrek-abrek. 

Baju, susu, mainan, vitamin, box tidur. Belum lagi tanggungan sekolahnya sampai lulus SMA. Hmm, tinggal dikalikan saja dengan jumlah anak yang dimiliki.

# Waktu Belanda dan Jepang masih berkuasa di Indonesia, cuma kalangan atas yang mampu bersekolah. Orang tua zaman dulu nggak akan pusing dengan biaya sekolah, uang jajan, dan fasilitas belajar anak. 

pakaian anak zaman dulu kadang itu-itu aja (Kompasiana.com)

Tujuh puluh lima tahun kemudian, anak-anak balita harus masuk PAUD, TK A, TK B, sebelum jenjang pendidikan wajib sampai SMA atau kuliah. Bersyukur deh kamu yang hidup di era sekarang. Wkwkwk.

kalangan atas yang mampu bersekolah di zaman dulu (Historia.com)