3 Bocah Hilang Pas Main, Ritual Pemanggialan Roh Menguak Apa yang Terjadi Pada Mereka

Tiga bocah menghilang secara misterius. Warga lakukan ritual pemanggilan roh.

Kejadian mistis terjadi di Dusun Pulka, Desa Naman Jahe, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Udah sebulan berlalu, ada tiga anak kecil yang hilang secara misterius gengs.

Mereka adalah Yogi Tri Herlambang, Nizam Auvar Reja, dan Alviza Zahra. Menghilang secara tiba-tiba dan gak ada kabar lagi pas main di daerah proyek.

Sejak 18 Oktober 2020 lalu segala usaha udah dilakukan buat menemukan di mana anak-anak itu. Tapi sampai sekarang tetep gak ada hasilnya. Kabarnya sih pas hari H kejadian ada mobil yang melintas dengan kecepatan tinggi di dusun tersebut.

Gak ada yang tahu siapa pengendara mobil tersebut. Diduga ketiga anak yang hilang itu diculik. Dugaan ini disampaikan oleh Mpu Sembiring. 

Kisah hilangnya tiga bocah ini diunggah di akun facebooknya dengan nama Mpuh Sembiring Gurukinayan. Ia adalah salah seorang ahli spiritual di sana.

"Alhamdulillah pencarian anak yang hilang di Desa Naman Jahe tadi malam berakhir dengan sukses meskipun belum ditemukan akan tetapi sudah ada titik terang dari pihak kepolisian," kata dia belum lama ini.

Ada saksi yang mengatakan melihat mobil misterius dan berjalan dengan sangat cepat.

Bocah hilang (pikiran-rakyat.com)

"Saksi mengatakan bahwasanya ada sebuah mobil yang berlari kencang di areal perkebunan dan tidak seperti biasanya menurut pengakuan saksi," jelasnya.

Mobil itu diduga bukan dari dusun tersebut. Soalnya orang di susun itu pasti saling menyapa kalau ketemu atau papasan di jalan.

"Kalau mobil itu berasal dari kampung tersebut sudah pasti menegur saksi karena saksi tersebut adalah orang atau pemuda setempat," tambah Mpuh.

Nah, untuk mendapatkan informasi lebih, diadakan ritual pemanggilan roh gengs. Dilakukan oleh empu atas ijin dari perangkat desa dan mantan camat.

Diduga korban penculikan (dnaindia.com)

"Alhamdulillah salah satu roh atau Sukma dari ketiga korban tersebut masuk kedalam mediator yaitu warga setempat dan anak itu mengatakan bahwasanya dirinya belum meninggal dan memang diculik yang menculik itu ada 4 orang membawa mobil namun ketika ditanyakan lebih lanjut kepada roh tersebut anak itu tidak tahu dimana keberadaannya," tambahnya.

Meski diceritakan di Facebook, tapi ritual pemanggilan roh itu gak ditayangkan. Untuk menjaga privasi orangtua anak-anak yang hilang.

"Jadi kalau kalian ingin mendengar langsung bagaimana ketika proses dalam pemanggilan roh kalian bisa tanya kepada warga setempat, jadi mediator yang kita jadikan sebagai mediasi mengobrol bukan dari tim Mpuh Sembiring," paparnya.

Supaya lebih dipercaya, mediator yang digunakan bukan dari tim Mpuh tersebut, tapi memilih warga sekitar yang bersedia.

"Yang saya tidak tahu siapa namanya dan saya belum pernah berjumpa dengannya sebelum ini, kalau saya memakai mediator dari tim saya bisa jadi saya sedang berbohong bisa jadi semua sudah settingan seperti yang sudah sudah, ingat sekali lagi kalau saya memakai mediator dari tim saya sendiri bisa jadi itu sudah saya setting agar nama saya terkenal, tetapi saya memakai mediator dari warga setempat saya masukkan ROH adik tersebut dan sengaja saya tidak menyebutkan siapa nama adik tersebut untuk menjaga agar orang tuanya tidak berlarut dalam kesedihan," tambah Mpuh.

Kejadian ini diduga murni kejahatan penculikan.

"Saya Mpuh Sembiring berpendapat bahwasanya kejadian anak hilang di Desa Naman Jahe murni karena kasus penculikan, akan tetapi pihak kepolisian yang lebih mengerti. Kita serahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian agar bekerja lebih ekstra keras dan semoga anak tersebut bisa pulang kembali kepada kedua orang tuanya," tandasnya.

Ritual pemanggilan roh (vox.com)