Sindir Acara Habib Rizieq, Dokter Tirta Ngamuk dan Ungkit Pengorbanan Jadi Relawan Covid-19

Sindir acara Habib Rizieq, Dokter Tirta ngamuk dan ungkit pengorbanan jadi relawan Covid-19.

Dokter Tirta baru-baru ini mengungkapkan perasaan kecewanya karena tindakan tidak tegas oleh banyak pihak terkait implememntasi taat protokol kesehatan selama  pandemi Covid-19.

Salah satu yang membuat Dokter Tirta sangat kecewa dan marah besar yaitu terkait acara Habib Rizieq mulai dari kepulangannya sampai acara yang baru saja berlangsung yaitu nikahan putrinya pada tanggal 14 November lalu.

Nah penasaran kan bagaimana ungkapan kekecewaan Dokter Tirta ? Yuk simak.

Melalui Instagram pribadinya, secara terang-terangan Dokter Tirta mengaku kecewa sekaligus marah kepada pihak berwenang terkait tidak tegasnya penegakan aturan selama pandemi Covid-19. Menurutnya, ada standar ganda yang berlaku.

“Kalau memang standar ganda, ayo buka pilih salah satu, Mau los-losan atau mau strict strict-an,” ujarnya.

Dokter Tirta juga menyinggung mengenai kerumunan massa yang berkumpul akibat kedatangan Habib Rizieq. Ia mengkritik pemberian 20.000 masker yang terjadi dalam perhelatan acara tersebut.

“Seorang tokoh datang ke sini membuat kerumunan di bandara sampai puluhan ribu, lalu membuat kemungkinan besar acara pernikahan yang puluhan ribu, malah pernikahannya diberikan masker 20.000 piece,” ujarnya.

Selain itu, Dokter yang juga pengusaha cuci sepatu ini menyoroti inkonsistensi penanganan Covid 19 oleh Satgas Covid-19, Gubernur DKI Jakarta hingga BNPB. 

“Tetapi di sini adalah konsistensi dari Satgas Covid DKI dan konsistensi dari gubernur DKI, dan konsistensi dari BNPB. Jika memang ada kerumunan, dan kalian memaksa ada razia masker, jangan tebang pilih,” tuturnya.

Dr. Tirta Protes Keras /Instagram/@dr.tirta/

Kekecewaaanya ini memuncak ketika dirinya menyebutkan bagaimana pengorbanan dirinya dan rekan relawan Covid-19 lainnya yang mulai dari awal pandemi harus melakukan edukasi penerapan protokol kesehatan 3M guna malawan pandemi Covid-19.

“Saya ini dikirim surat tugas dari bulan Maret 2020 sampai November sekarang itu untuk edukasi 3M, mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak. Saya udah keliling 17 kota diminta untuk mengedukasi termasuk razia klub sama lounge di Bandung,” ujarnya.

Lantaran kesibukannya menjadi relawan, Dokter Tirta mengaku baru bertemu dengan sang anak 3 kali dalam satu bulan.

“Saya relawan delapan bulan, bos. Saya ketemu anak cuma 3 kali. Ini anak saya, saksi nih, saksi hidup anak saya di sini cuman ketemu bapaknya delapan bulan selama 3 kali doang. hanya untuk edukasi di seluruh kota di Indonesia. Marah? Jelas bos.”

Itulah bentuk kekecewaan Dokter Tirta sebagai salah satu relawan Covid-19 yang terus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya pematuhan protokol kesehatan 3M hingga lapisan masyarakat paling bawah. 

Mungkin curahan hati Dokter Tirta mewakili ini mewakili hati para relawan Covid-19 di Indonesia, ayolah sebagai masyarakat Indonesia pahami ini semua agar pandemi segera berlalu.