Kisah Lelaki Tajir yang Pilih Serahkan Semua Aset dan Hidup Sederhana di Gunung, Kenapa?

Kisah lelaki tajir yang pilih serahkan semua aset dan hidup sederhana di gunung. Kenapa?

Ada sebuah kisah tentang seorang lelaki tajir dari China. Awalnya dia hidup bergelimang harta. Lelaki itu pun menjadi miliarder di antara sekian banyak orang tajir di China.

Tapi anehnya, lelaki tajir itu memilih serahkan semua aset berharganya. Dia tinggalkan semua kemewahan yang dia miliki itu. Lantas, dia pun tinggal di gunung sebagai orang yang sangat sederhana. Kenapa? Apa yang terjadi?

Kisah lelaki tajir ini beneran nyata adanya. Dia adalah Liu Jingchong, lelaki berusia 43 tahun asal Provinsi Guangdong, China. Awalnya, dia adalah seorang pengusaha yang sukses.

Tetapi, sebuah peristiwa membuat lelaki kaya raya itu meninggalkan kehidupan mewahnya. Persisnya setelah dirinya mengalami kecelakaan mobil tahun 2012 lalu.

Sejak itu, Liu pun mantap meninggalkan kehidupan mewahnya di kota besar. Dia pun menyerahkan jabatannya. Termasuk gaji senilai 160.000 dollar AS per tahun, sekitar Rp2 miliar! Dia pun melikuidasi semua asetnya.

"Saya telah menjual 7 mobil, vila, dan resort saya, kemudian saya membeli bungalo yang kecil untuk membantu saya berlatih," ungkap Liu Jingchong.

Liu pun tinggal di sebuah kuil di Gunung Zhongnan, Provinsi Shaanxi. Di sana, Liu hanya bekerja di dapur kuil, tidak lagi menjadi seorang bos dengan gaji miliaran rupiah per tahun.

Liu Jingchong, pengusaha tajir China yang pilih jadi biksu (dailymail.co.uk)

Tinggal di gunung, Liu pun bekerja di dapur kuil (dailymail.co.uk)

Liu mengatakan bahwa dirinya sadar jika orang-orang tak akan pernah berhenti mengejar pekerjaan yang lebih baik. Mengejar rumah yang lebih besar, atau mobil yang lebih mahal. Buat dia, orang-orang seperti itu akan tinggal di kota selamanya.

Liu sendiri telah menghabiskan dua tahun dalam isolasi total. Dia tinggal di gudang yang terbuat dari jerami. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bermeditasi, membaca, dan berlatih membuat kaligrafi.

Tinggal di pegunungan, menurutnya sangat buruk. "Kondisi hidup buruk. Tempat tidur saya terbua dari batu bata dan tidak ada listrik di musim dingin bersalju," ungkapnya.

Liu Jingchong yang bisa duduk enak di kursi ruang kerjanya justru menanam sayuran sendiri di pegunungan. Dia pun hanya meninggalkan kuil untuk membeli beras, tepung, dan minyak. Gak pernah pergi jauh-jauh dari kuilnya.

Keputusan ini diambil setelah dia mengalami kecelakaan mobil (dailymail.co.uk)

Dia juga hampir tidak mengeluarkan uang selama dua tahun. Dia juga tidak membutuhkan jam tangan. Dia bangun bersama matahari, dan tidur ketika bulan sedang tinggi.

Meskipun hidup terisolasi dari dunia luar, Liu Jingchong menegaskan bahwa dia tidak berniat hidup sendiri. Liu pun masih menjaga komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. "Sebenarnya, saya akan sangat senang jika orang datang mengunjungi saya," katanya.

Sebelum mengetahui bahwa Liu benar-benar meninggalkan kehidupannya di kota besar, keluarganya mengira Liu hanya berlibur untuk menenangkan diri. Namun setelah istrinya tau bahwa suaminya ditahbiskan menjadi biksu, istri dan putranya pun segera pergi ke gunung untuk menemuinya.

Keluarga Liu pun mendesak memohon kepada Liu untuk kembali ke rumah dan melanjutkan pekerjaan lamanya.

Dia tinggalkan kehidupan mewahnya di kota besar (dailymail.co.uk)

Liu pun sudah mantap dengan keputusannya. Dia tak mau menuruti permintaan keluarganya. Akhirnya sang istri menggunakan pilihan terakhir yaitu mengajukan gugatan cerai. Liu Jinchong pun setuju dengan pilihan itu.

Sejak saat itu, keluarganya segera melupakan Liu. Tak ada lagi yang pernah datang mengunjungi mantan jutawan China ini. Dan setelah lima tahun menjadi biksu, Liu Jingchong mengaku masih bahagia dengan kehidupannya tersebut.

Meski begitu, Liu sempat dikritik karena tidak bertanggung jawab dengan kerabatnya. Namun Liu pun mengaku masih percaya bahwa pintu kuil adalah tempatnya kembali.

Dia pernah dikunjungi keluarganya, tapi dia setuju untuk bercerai dengan istrinya (dailymail.co.uk)