Panti Asuhan Bekas Rumah China Part 2 (Final)

Ada sebuah kisah serem nih dari sebuah panti asuhan yang dulunya rumah China, gimana kisahnya? Yuk kepoin....

"Puspa, pikiranmu jangan kosong, tetap di belakang saya, paham?"

Ucap Pak Afif.....

"Ba-baik, pak."

Mereka berdua menuju ke ruangan yang tertutup rapat dan terkunci itu. Tempat yang bertuliskan China dan memiliki terjemahan jawa.

"Puspa, di tempat ini ada sebuah makam China yang tidak boleh satu orang pun masuk ke dalamnya. Ruangan inilah yang membuat teror kepada kita semua,"

Ucap Pak Afif....

"Terus gimana, pak?"

Tanya Puspa

"Kita harus hancurkan makam itu!"

Jelas Pak Afif.

Puspa mengangguk paham. Pak Afif memegangi gembok yang mengunci ruangan itu.

"Gembok ini sudah tua, kita butuh palu untuk menghancurkannya,"

Jelas Pak Afif

"Malam ini juga, pak?"

Tanya Puspa

"Malam ini juga!"

Ucap Pak Afif

Puspa pun turun menuju ke ruangan Pak Afif, dia mendapati teman-temannya dengan raut wajah yang ketakutan. 

"Pus, pimen?"

(Pus, bagaimana?)

Tanya Azzam

"Malam ini kita akan selesaikan masalahnya, tetap saling menjaga,"

Ucap Puspa

Azzam mengangguk paham.

Puspa mengambil palu di kamar Pak Afif. Lalu dia melanjutkan ke tingkat dua dan menyerahkan palu itu ke tangan Pak Afif,

"Bagaimana keadaan anak-anak?"

Tanya Pak Afif.

"Mas Azzam menjaga mereka semua,"

Ucap Puspa.

Pak Afif mulai mencoba membuka paksa ruangan itu dengan memukul-mukuli palu itu beberapa kali.

"Bet!"

Lampu seluruh rumah tiba-tiba menjadi padam,

"Pak?"

Tanya Puspa....

"Mereka datang,"

Ucap Pak Afif

Di posisi lantai bawah, Tantri dan Sidi berteriak histeris. Begitu juga dengan Faisal, Mail dan Aryo. 

"Mas Azzam? Faisal takut,"

Ucap Faisal

"Tenang, dek. Ada Mas Azzam yang bakal jaga dek Faisal, jangan kemana-mana ya? Mas mau ambil lilin di kamar Pak Afif,"

Ucap Azzam

Faisal hanya mengangguk. 

"Ryo, Mail, kowe kabeh jagani adik-adikmu! Paham pora?"

(Ryo, Mail, kamu semua jaga adik-adikmu! Paham tidak?)

Tanya Azzam

"Nggeh, mas,"

Ucap Aryo dan Mail

Azzam menuju kamar Pak Afif, dia mencari lilin dan korek api untuk sebagai penerangan sementara. 

"Ngendi yo (dimana ya) Pak Afif naruh lilinnya?"

Tanya Azzam

Azzam terus mencari lilin itu di seluruh ruangan kamar Pak Afif, namun Azzam menemukannya di tas milik Pak Afif.

"Alhamdulillah, wes ketemu,"

(Alhamdulillah, sudah ketemu,)

Ucap Azzam

Dia pun menyalakan lilin itu namun sedari tadi lilin itu tertiup angin,

"Kok ora murup-murup liline?"

(Kok tidak nyala-nyala lilinnya?)

Tanya Azzam

Ketika dia mencoba untuk menyalakan Lilin lagi, tiba-tiba ada suara yang seolah-olah meniup lilin itu agar tetap mati,

"Husss!"

Bulu kuduk Azzam mulai merinding, dia tahu ada yang tidak beres di kamar Pak Afif.

Ketika terakhir kalinya dia menyalakan lilin lagi, tampak dengan jelas wajah dari sosok anak kecil itu dengan tanpa mata dan alis. 

Sosok anak kecil itu tersenyum kepada Azzam sambil berucap,

"Gak nyala, ya?"

Azzam yang mendapati sosok itu langsung teriak dan kabur sambil membawa

Lili serta korek api. Mereka yang mendengar teriakan Mas Azzam langsung saling memeluk satu sama lain. 

Faisal menangis karena dia merasa sangat ketakutan,

"Ono opo, mas?"

(Ada apa, mas?)

Tanya Aryo

"Sosok kuwi ... "

(Sosok itu ... ")

"Tuyul?"

Tanya Mail

Azzam mengangguk.

Dia pun menyuruh kepada yang lainnya untuk membaca bacaan sebisanya,

Faisal yang merasa ketakutan dia pun berlari menuju pintu keluar. 

"Faisal, mau kemana?"

Teriak Aryo 

Mail dan Azzam segera mengejar Faisal, namun hal yang tidak diinginkannya pun benar-benar terjadi.

Tubuh Faisal terjatuh dan di tarik menuju kamar mandi,

"Faisaaaaal!"

Teriak Azzam

Mail langsung melompat dan menggapai kedua tangan Faisal,

Faisal berteriak minta tolong,

"Massss Azzaaaam!"

Teriaknya

Mail terus memegangi tangan Faisal yang masih di tarik oleh sesuatu tak kasat mata itu. Dia terus menahan genggaman tangan Faisal agar tidak terlepas.

Azzam langsung berlari menuju tempat Faisal dan Mail yang masih terus bertahan. Dia berhasil mendapati tubuh Faisal,

Ilustrasi (IDNTImes.com)

"Jangan dilepas!"

Teriak Azzam

Dia juga menarik tubuh Faisal agar tidak tertarik oleh sosok tak kasat mata itu.

Karena saking kuatnya energi sosok itu

Keduanya terpental dan Faisal berhasil di tarik menuju kamar mandi.

"FAISAAAAALL!"

Teriak Azzam

Faisal terbawa dan tertarik oleh sosok itu menuju kamar mandi, yang terdengar di telinga Azzam adalah hanya teriakan dan tangisan anak kecil yang terus berusaha memberontak.

Azzam dan Mail menuju kamar mandi itu untuk menyelamatkan Faisal, namun ketika dia mendapati di setiap jendela rumah, beberapa sosok sedang memandangi keduanya. 

"Mas, wanita itu!"

Ucap Mail

"Mereka benar-benar datang,"

Ucap Azzam....

Restu Wiraatmadja

-membuka ruangan itu. 

Palu yang digunakan untuk memukuli gembok lama kelamaan membuahkan hasil,

Kamar itu terbuka dan mengeluarkan aura seram yang membuat keduanya bergetar,

"Pak, sikilku geter,"

(Pak, kakiku gemetar)

Ucap Puspa

"Aku yo podo,"

(Aku juga sama)

Jawab Pak Afif

Mereka berdua masuk ke dalam ruangan yang gelap itu, mereka lupa membawa lampu dan penerangan. 

Namun Pak Afif ingat membawa korek kayu di dalam sakunya,

"Ono korek kayu nang kantongku,"

(Ada korek kayu di kantongku)

Ucap Pak Afif

Puspa mengambil korek itu di jas milik Pak Afif, dia menyalakan korek itu,

"Jreeees!"

Seketika ruangan itu tampak kosong, tak ada satupun atau apapun yang mengisi ruangan yang terkunci itu. 

"Kok kosong, pak?"

Ucap Puspa

Pak Afif berhenti, dia menengok ke arah belakang, Puspa pun mengikutinya. 

Tampak dari arah belakang yaitu pintu masuk ruangan itu, terdapat beberapa bayangan hitam sedikit demi sedikit menutup pintu dengan pelan,

"Pak, pintune,"

(Pak, pintunya)

Ucap Puspa

"Biarkan!"

Jawabnya

"Bruk!"

Pintu itu ditutup dengan keras oleh beberapa sosok yang mengenakan baju hitam dengan wajah tertutup rambut. 

Pak Afif dan Puspa melanjutkan perjalanannya, dia masuk ke dalam kamar itu yang ternyata kamar itu juga luas seperti berbentuk terowongan.

Restu Wiraatmadja

"Kita sudah berada di dimensi lain, kuburan itu sudah terlihat,"

Jelas Pak Afif sambil menunjukkan kuburan itu yang ternyata hanya berbentuk tiang dengan lebar setengah Hasta dan panjang satu hasta.

Pak Afif terus maju ke arah kuburan itu, 

"Pak, aku khawatir dengan yang berada di bawah,"

Ucap Puspa

"Jangan khawatir, mereka semua aman,"

Ucap Pak Afif

Puspa mengangguk, dia masih memandangi makam itu yang bertuliskan 

"Lin yu"

Seperti nama orang.

"Sekarang gimana, pak?"

Ucap Puspa

"Hancurkan makamnya!"

Jelas Pak Afif

Pak Afif segera mengangkat tangannya dan kemudian dia memukul-mukuli makam itu hingga retak, namun sedari tadi tidak ada efek sama sekali,

"Pak, kok tidak terjadi apa-apa?"

Tanya Puspa

Mereka berdua tidak menyadari bahwa di tingkat bawah sedang terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan,

Faisal masih terjebak di dalam kamar mandi, Tantri dan Sidi serta Aryo masih di cekal oleh Wanita mengenakan baju hitam dengan wajahnya yang tertutup rambut,

"Il, kowe jaga nang kene, aku arep nyelametke Sidi maring liyane,"

(Il, kamu jaga di sini, aku ingin menyelamatkan Sidi dengan yang lainnya)

Ucap Azzam

"Mas, ojo ninggalnang aku nang kene ... "

(Mas, jangan ninggalin aku di sini ... )

Pinta Mail

"Ojo ndumel"

(Jangan gerutu!)

Mail mengangguk paham, Azzam pun langsung berlari menuju arah Sidi dan Tantri, dia sangat repot sekali karena harus berbolak-balik menyelamatkan keduanya.

"Mas Azzam!"

Teriak Sidi

"Mas tolongin kita,"

Ucap Tantri

"Mas, mereka semua di belakang mas,"

Ucap Aryo

Azzam pun membalikkan badannya, dia terkejut ketika lima wanita berbaju hitam mendekatinya,

Azzam terjatuh karena kaget. Azzam segera mengangkat tubuh Faisal. Aryo yang masih kesakitan karena tangan kanannya terpelintir berusaha untuk bangkit,

"Ryo? Kamu gak papa?"

Tanya Azzam

"I-iya, mas,"

"Seret tubuh Mail dari sini,"

Ucap Azzam

"Ba-baik, mas,"

Mereka berdua pun segera kabur dari tempat itu.

Restu Wiraatmadja

@RestuPa71830152

·

16h

Hanya menyisakan Pak Afif dan Puspa yang masih belum menyelesaikan tugasnya,

"Pak, cepat hancurkan!"

Pak Afif berusaha keras untuk menghancurkan makam itu, namun beberapa kali dipukulkan, tetap saja belum hancur-hancur juga.

Suara demi suara mengelilingi ruangan itu,

"Pak sekarang!"

Pak Afif dengan sekuat tenaga memukuli makam itu dan berhasil menghancurkan makam itu,

"KRAAAAAK!"

Lampu ruangan segera menyala dan mereka berhasil menghancurkan makam itu, namun anehnya, dia sedang berada di dalam

- kamar mandi tanpa sedikitpun bekas reruntuhan makam yang telah dihancurkannya,

"Ayo keluar!"

Pak Afif langsung menarik tubuh Puspa dan menuju ke tingkat bawah.

Di lantai bawah, Pak Afif tidak mendapati Azzam dan yang lainnya,

"Kemana mereka?"

Tanya Pak Afif

"Mereka sudah keluar pak,"

Ucap Puspa

"Ayo keluar dari sini!"

Ucap Pak Afif

Ilustrasi (IDNTImes.com)

Pak Afif dan Puspa langsung menuju ke arah pintu depan dan keluar dari rumah itu, mereka mendapati Azzam dan yang lainnya terkapar di jalanan. 

"Pak ... "

Ucap Azzam

"Gimana yang lain?"

Tanya Pak Afif

"Tangan Aryo kepelintir, Faisal dan Aryo pingsan. Tantri dan Sidi throma."

Pak Afif memandangi rumah itu,

"Rumah ini tidak aman!"

Ucapnya

Mereka berdiam diri di jalanan hingga hampir pagi hari, untungnya ada warga yang ingin berbagi tempat tinggal sementara untuk mereka semua.

Warga itu bernama, Pak Ujang. 

"Rumah itu memang sudah bertahun-tahun tidak di tempatkan, kabarnya ada sebuah makam di dalam rumah itu, anehnya tidak ada yang mengetahui itu makam siapa,"

Ucap Pak Ujang

"Kita juga diganggu oleh sosok wanita berbaju hitam serta anak kecil-

-tanpa alis dan mata,"

Ucap Pak Afif

"Mengenai itu, kita juga pernah, bahkan kabarnya, sosok disana sangat ramai. Karena itu, malam ini kalian menginap di rumahku saja, besok pagi, segera tinggalkan rumah itu!"

Jelas Pak Ujang

"Ba-baik, pak."

Keesokan harinya, Pak Afif menghubungi Pak Han dan berniat untuk meniggalkan rumah itu,

"Pak Han akan datang sebentar lagi,"

Ucap Pak Afif kepada Pak Ujang

Beberapa menit berselang,

Pak Han datang bersama dengan beberapa orang lainnya untuk membantu mengangkat seluruh barang²

Yang sudah terlanjur berada di rumah itu,

"Maaf, pak .. kami tidak bisa melanjutkan untuk menempati rumah ini,"

"Iya, pak. Saya juga paham. Gimana keadaan anak-anak?"

Tanya Pak Han

"Alhamdulillah mereka baik-baik saja, namun beberapa dari mereka sangat throma,"

Ucap Pak Afif

Selesai mengangkat seluruh barang bawaan anak-anak, Pak Han memberikan sesuatu kepada Pak Afif sebagai permintaan maafnya. 

"Rumah ini rencananya akan kami perbaiki lagi sebelum ditempati ulang. Untuk waktunya kami tidak bisa memberi kepastian,",

Ucap Pak Han....

Pak Afif hanya terdiam. Mobil jemputan mereka sudah datang,

"Maafkan saya, pak. Saya terus terang tidak mengetahui rumah ini. Namun beberapa pekerja yang sempat merenovasi rumah ini memang mendapati banyak kendala dan gangguan,"

Ucap Pak Han

"Tidak apa-apa, pak. Saya hanya meminta kepada anak-anak untuk bersabar. Terima kasih atas semuanya, pak,"

Jawab Pak Afif.

"Sama-sama, pak. Itu mobil jemputannya sudah datang,"

Ucap Pak Han.

"Siap pak. Pak Ujang kami izin pamit. Terima kasih atas suguhannya,""

Ucap Pak Afif.

"Sama-sama, pak."

Mereka pun memasuki mobil jemputan itu, namun di dalam mobil, Faisal melihat sesuatu,

"Pak, anak kecil itu melambai-lambaikan tangan bersama dengan perempuan berbaju hitam itu,"

Ucap Faisal ketika memandangi rumah itu dari jendela mobil.....

"Faisal! Tutup!"

Sampai sekarang rumah itu masih menjadi misteri. Beberapa kasus lainnya, ketika melewati rumah ini, ada saja yang mendapati sosok itu. Kadang sedang berdiri tegak, berjalan, terduduk di atap rumah bahkan menempelkan wajahnya di jendela. Wallahu 'alam.

Tamat~

Ilustrasi (Liputan6.com)