Dokumen Rahasia Terkuak, AS Berada Di Balik Pembataian 200.000 Penduduk Timor Leste dan Memanfaatkan Indonesia

Fakta di balik pembantaian Timor Leste yang dilakukan tentara Indonesia.

Hubungan Indonesia-Timor Leste sudah semakin membaik saat ini. Tapi sejarah kelam tidak bisa dihapuskan. Bisa jadi masih membekas pada sebagian warga Timor Leste saat ini.

Sebuah pembantaian kejam, begitu mungkin yang mereka ingat. Dilakukan Indonesia kepada penduduk Timor Timur jaman dulu. Pembantaian itu melibatkan Amerika dan Ingris.

Pada 7 Desember 1975, Indonesia menyerang Timor Leste, dan dilaporkan lebih dari 200.000 orang tewas dalam serangan tersebut.

Tapi kemudian terungkap kalau ternyata pembantaian itu tidak sepenuhnya kesalahan tentara Indonesia. Amerika adalah faktor utama terjadinya pertumbapah darah di bumi Lorosae itu. 

Invasi ini tercatat sebagai genosida terburuk selama abad 20 dalam catatan komisi Penyelidikan Timor Leste. Dituding menjadi pelanggaran hak asasi manusia berat.

Terkuak menurut Democracy Now, dalang tindakan itu ternyata berasal dari Amerika, di mana pemerintah Amerika bekerja dari balik layar dalam insiden itu. Pemerintahan Timor Leste meminta parlemen menahan informasi itu.

Ilustrasi dokumen rahasia (amazon.com)

Dalam dokumen tersebut terdapat informasi mengenai para pejabat AS mengetahui rencana invasi tersebut hampir setahun sebelumnya. Mereka mengungkapkan bahwa pada tahun 1977 Administrasi Carter memblokir deklasifikasi dokumen.

Isinya adalah transkripsi pertemuan Presiden Ford dan Menteri Luar Negeri Kissinger dengan Suharto pada 6 Desember 1975 yang secara eksplisit menyetujui aksi pembantaian itu.

Arsip Keamanan Nasional kemudian menyerahkan dokumen tersebut kepada komisi penyelidikan Timor Leste. Tahun 2005 Presiden Timor Leste saat itu, Xanana Gusmao memberikan laporan komisi kepada Parlemen Timor-Leste tetapi ingin laporan itu dirahasiakan dari publik.

Ilustrasi pelatihan rahasia (tirto.id)

Dalam laporan yang dimuat The Observer dikutip dari The Guardian, pasukan Indonesia yang terlibat saat itu berada di bawah program rahasia Amerika.

Amerika menghabiskan dana sekitar Rp 19 Miliar, untuk melatih 50 pasukan militer Indonesia di Inggris. Program latihan itu disebut "Iron Balance". Dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Di antara unit yang dilatih adalah Kopassus Ð. Menurut dokumen Pentagon yang publikasikan The Observer. Amnesty International menggambarkan Kopassus Ð yang bertanggung jawab atas beberapa pelanggaran HAM terburuk dalam sejarah Indonesia, tapi faktanya, Amerika ada di balik semua itu.

Dokumen Pentagon Ð diperoleh oleh East Timor Action Network yang berbasis di AS dan anggota kongres Illinois Lane Evans, merinci setiap latihan dalam program pelatihan rahasia, yang dilakukan di bawah proyek Pentagon yang disebut JCET (Joint Combined Education and Training).

Isi latihannya adalah hanya bisa digunakan secara internal melawan warga sipil, seperti perang gerilya perkotaan, pengawasan, kontra-intelijen, penembak jitu, dan 'operasi psikologis'.

Dalam prospektus tak bertanggal, Pentagon mengatakan misi utamanya adalah untuk 'mengembangkan, mengatur, melengkapi, melatih, memberi nasihat, dan mengarahkan militer pribumi'. Menghasilkan unit kecil yang mandiri dan tangguh.

Pada tahun 1996, misalnya, 10 latihan melibatkan 376 personel AS dan 838 orang Indonesia.

Pembantaian Timor Leste (kisahtimorleste.com)