Abdurrahman Wahid, yang akrab disapa Gus Dur, adalah sosok Presiden RI ke-4 yang dikenang banyak orang karena selera humornya. Humor Gus Dur emang gak ada duanya deh. Sikapnya yang spontan, ceplas-ceplos, dan juga kontroversial membuat sosoknya selalu dirindukan.
Beberapa hal yang paling diingat banyak orang adalah sentilan Gus Dur saat masih duduk sebagai presiden saat itu. Dulu, mantan presiden ini pernah berseteru dengan DPR. Saking seriusnya, Gus Dur bahkan sempat mengeluarkan dekrit pembubaran DPR/MPR.
Merespons dekrit itu, DPR juga sempat membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk mengorek kasus Bulog dan Brunei. Ya, meski tidak pernah terbukti hingga kini. Akhirnya Gus Dur mengalah, dia pun diturunkan dari kursi presiden dan digantikan oleh wakilnya, Megawati Soekarnoputri.
Inilah beberapa 'sentilan' Gus untuk DPR yang kini jadi sorotan publik.
Abdurrahman Wahid, alias Gus Dur, Presiden ke-4 RI (kompas.com)
#1 DPR seperti Taman Kanak-kanak
Saat masih menjabat sebagai presiden, Gus Dur pernah menyatakan bahwa anggota DPR seperti anak Taman Kanak-kanak (TK). Sentilan Gus Dur ini terlontar ketika dia menjelaskan perihal pembubaran kedua pos kementerian di hadapan DPR pada Juli 2001.
Gus Dur berkomentar bahwa DPR tak ubahnya anak TK. "Beda DPR dengan taman kanak-kanak memang tidak jelas," katanya saat itu. Pernyataan itu memunculkan reaksi beragam. Ada yang marah, tersinggung, dan ada juga yang menilau Gus Dur gila dan asal bicara.
Setelah Gus Dur lengser, roda pemerintahan terus berjalan. DPR pun akhirnya menunjukkan tingkah yang mirip anak TK di hadapan publik. Mereka nyaris saling pukul dalam sidang paripurna di DPR.
DPR itu seperti anak TK (kompas.com)
#2 Turun derajat lagi, DPR bak anak-anak playgroup
Tiga tahun setelah menyatakan sentilannya, Gus Dur tidak lagi duduk sebagai Presiden RI. Lantas, muncullah ketegangan di gedung parlemen ketika ada perseteruan antara Koalisi Kebangsaan dan Koalisi Kerakyatan.
Koalisi Kebangsaan yang beranggotakan Partai Golkar, PDI Perjuangan, Partai Bintang Reformasi, Partai Damai Sejahtera, plus PKB, "meninggalkan" fraksi-fraksi lainnya.
Sementara Koalisi Kerakyatan beranggotakan fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, dan fraksi Bintang Pelopor Demokrasi. Seteru dua kubu ini langsung jadi olok-olok Gus Dur.
"DPR sekarang, biarkan saja seperti ini. Termasuk adanya komisi tandingan dari Koalisi Kerakyatan. Karena DPR bukan taman kanak-kanak algi tetapi sudah melorot jadi playgroup," kata Gus Dur.
DPR bahkan mirip anak-anak playgroup! (kompas.com)
#3 DPR dijuluki 'prof', ternyata 'profokator'
Chandra Hamzah, mantan Wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pernah bercerita tentang sentilan Gus Dur. Chandra sempat terpingkal-pingkal ketika mendengar humor Gus Dur saat bertemu dengannya dulu.
Gus Dur bercerita tentang kawannya dari kampung yang menjadi anggota DPR RI.
Pada era reformasi, semua orang dimungkinkan menjadi anggota DPR. Tidak lagi dari kota, dari kampung, kiai atau preman. Semua bisa duduk di kursi parlemen. Nah, teman Gus Dur dari kampung itu mendapat julukan 'prof' dari teman-temannya.
Cerita yang diungkap oleh Chandra ini dimuat dalam buku "Gus Dur Menertawakan NU". Setelah diselidiki, ternyata julukan 'prof' untuk temannya yang jadi anggota DPR itu bukan kependekan untuk 'profesor', "Tapi profokator," kata Gus Dur.
'Prof' yang dimaksud bukan 'profesor' loh (kompas.com)
#4 DPR berisi orang 'nggak karu-karuan'
Sentilan Gus Dur selanjutnya disampaikan ketika dia meresmikan Pondok pesantren Al-Ali STAIN, Malang, Jawa Timur. Bernas pernah melaporkan bahwa Gus Dur menyebut-nyebut DPR isinya orang-orang yang sombong sekali.
"DPR kita isinya orang yang nggak karu-karuan, sombongnya bukan main," kata Gus Dur ketika menyinggung perilaku DPR terkait profesionalismenya. Saat itu juga sedang ramai isu memorandum II yang akan dijatuhkan DPR kepada Gus Dur saat menjabat presiden ke-4 RI.
Menurut Gus Dur, baik di daerah maupun di pusat, sekarang ribut mempersoalkan pertanggungjawaban kinerja Presiden. Anggota DPR, kata Gus Dur, tidak tau di dalam hukum tata negara pemerintah yang dipimpin presiden tidak bisa dimintai pertanggungjawaban kinerja.
"Ia (presiden) bisa di-impeach atau diadili kalau berkhianat. Lain dari itu tidak ada. Bagaimana kalau kinerjanya korup? Ya, ditanggung sendiri, nanti pada akhir jabatan akan dinilai kinerjanya di muka MPR, dan dalam Pemilu yang akan datang akan kalah," kata Gus Dur.
Pada awal ceramahnya, Gus Dur mengungkapkan ketidakinginannya merespons DPR dan MPR. Menurut Gus Dur, ada yang lebih penting untuk dibicarakan demi masa yang akan datang.
Gus Dur menambahkan saat ini banyak maling berpendidikan yang sudah ditahan.
Itulah beberapa sentilan Gus Dur untuk DPR yang kini jadi sorotan publik. Gimana menurut kalian, apa semua terbukti?
DPR isinya orang 'nggak karu-karuan' (kumparah.com)