Serial "Kera Sakti" pernah sangat populer pada dekade 1990-an lalu. Kisahnya selalu menarik untuk diikuti. Ceritanya adalah tentang petualangan seorang biksu suci bersama tiga muridnya melakukan perjalanan ke Barat.
Mereka adalah biksu suci bernama Tong Sam Chong; kera yang sakti bernama Sun Go Kong; 'siluman' babi Chu Pa-Chieh, dan Sha Ho-Shang.
Perjalanan ke Barat yang dilakukan empat orang ini adalah dalam misi untuk mengambil kitab suci. "Barat" bagian mana tentu tidak dijelaskan dengan detail. Yang pasti kisah petualangannya seru banget.
Nah, perjalanan ke Barat untuk mengambil kitab suci ini pun menarik perhatian banyak orang. Apalagi banyak juga yang bertanya-tanya, sebenarnya "Kera Sakti" melakukan perjalanan ke Barat tuh kisah nyata atau fiktif sih?
Berbeda dengan serial "Kera Sakti" yang seru itu, sebenarnya perjalanan itu dilakukan oleh seorang bernama Xuan Zang. Dia adalah Tong Sam Chong dalam serial "Kera Sakti". Dia pun dikisahkan melakukan perjalanan ke Barat seorang diri.
Perjalanan ke Barat yang dilakukan Xuan Zang sebenarnya menuju sebuah kawasan di India.
Nah, lebih lengkapnya lagi ... kisah ini sebetulnya adalah kisah dalam karya sastra kuno China berjudul "Catatan Perjalan ke Barat" atau "His-yu-Chi" yang ditulis oleh sastrawan bernama Wu Ch'eng-en.
Kisah Kera Sakti populer banget tahun 1990-an lalu (mojok.co)
Wu Ch'eng-en hidup antara tahun 1500 hingga 1582 silam. Dia adalah seorang sastrawan masyhur di era Dinasti Ming yang berdiri sejak 1368 hingga keruntuhannya pada 1644 silam.
Karya sastra "Catatan Perjalanan ke Barat" itu memiliki 100 bab! Karya sastra itu pun dibagi menjadi tiga bagian utama. Bagian pertamanya terdiri dari tujuh bab yang menceritakan gimana Sun Go Kong lahir dari sebutir telur batu.
Sun Go Kong lahir sebagai makhluk dengan kekuatan yang sangat hebat. Saking hebatnya, kekuatan Sun Go Kong sering tak terbendung. Termasuk oleh dirinya sendiri. Sun Go Kong diceritakan pernag mengobrak-abrik kayangan. Hingga akhirnya Buddha menurunkannya dari kayangan dan menghukumnya dengan kuraung di sebuah gunung dengan lima unsur alam atau Wu-hsing-shan.
Sun Go Kong kemudian ditakdirkan bertemu dnegan Xuan Zang. Sun Go Kong akhirnya dibebaskan oleh biksu suci itu yang ditakdirkan melakukan perjalanan ke Barat untuk mengambil kitab suci.
Wu Ch'eng-en, penulis "Catatan Perjalanan ke Barat" (youlinmagazine.com)
Bagian kedua dari karya sastra kuno China itu berisi lima bab. Kisahnya menceritakan tentang gimana tugas pencarian kitab suci itu diturunkan kepadan Xuan Zang.
Kemudian bagian tiga dari karya sastra itu berisi 88 bab. Wu Ch'eng-en pun menceritakan keseluruhan dari perjalanan Xuan Zang dan tiga muridnya tadi.
Kisah perjalanan Xuan Zang bersama tiga muridnya mengambil kitab suci ke Barat kemudian melegenda. Kisah itu dikenal dengan "Legenda Kera Sakti". Karya sastra itu diterbitkan dalam bentuk novel pada tahun 1592 silam, satu dekade setelah kematian Wu Ch'eng-en.
"Catatan Perjalanan ke Barat" ini adalah salah satu karya sastra terpenting di China dalam peradaban Buddha. Kisah ini sama pentingnya dengan epik "Mahabharata" atau "Ramayana" dalam agama Hindu.
Sun Go Kong lahir dari sebutir batu dengan kekuatan sangat besar (yukepo.com)
Kisah dalam "Catatan Perjalanan ke Barat" ini juga berhasil menggambarkan ajaran darma Buddha yang dulu sulit dimengerti. Sejak dulu, orang-orang jadi mengerti ajaran Buddha itu berkat novel 100 bab ini.
Novel populer era Dinasti Ming ini membuat banyak orang jadi lebih memahami konsep ajaran Buddha. Kisah Xuan Zang dan tiga muridnya melewati berbagai rintangan dan kesulitan dalam perjalanan itu menjadi gambaran paling relevan dalam ajaran Buddha di China kala itu.
Selain perjalanan ke Barat, setiap tokoh dalam novel itu adalah gambaran dari sifat-sifat dasar manusia. Jadi sebenarnya dalem banget untuk dipahami, tapi jadi lebih mudah dimengerti kok.
Sun Go Kong misalnya, dia adalah tokoh yang merefleksikan sifat liar manusia, sombong, egois, dan keras kepala. Cha Pa-Chieh adalah sifat manusia yang selalu diliputi hawa nafsu, keserakahan, dan kesembronoan.
Xuan Zang ternyata melakukan perjalanan sendirian (pinterest.com)
Sementara itu ada juga Sha Ho-Shang yang menggambarkan sifat kebodohan batin, lemah, rapuh, dan selalu butuh pertolongan. Sedangkan tokoh Xuan Zang digambarkan sebagai manusia yang berakal budi. Dia selalu menjaga setiap manusia tetap sadar dan berbakti dalam ajaran darma Buddha.
"Catatan Perjalanan ke Barat" ini juga menyematkan simbol perlindungan kesucian dan sifat-sifat dasar manusia lewat jubah yang dikenakan Xuan Zang.
Nah, kalo gitu kisah "Kera Sakti" itu kisah nyata atau fiktif gengs?
Kisah ini membuat orang China jaman dulu lebih paham ajaran Buddha (hipwee.com)