Sebuah kampung di Sragen, Jawa Tengah, kini jadi sorotan. Gak banyak orang yang tau kampung ini. Tapi ada fakta menarik yang sebenernya miris banget dari kampung ini.
Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen baru-baru ini mengungkap bahwa ada satu kecamatan di Sragen yang menjadi pemasok daging anjing terbesar. Khususnya di wilayah Soloraya.
Kampung itu diketahui memasok ribuan ekor anjing. Anjing-anjing itu nantinya akan dikirim ke sejumlah rumah makan di kawasan tersebut.
Salah satu kecamatan yang dimaksud adalah Gemolong. Kepala Disnakkan Sragen M. Djazairi mengatakan ada lebih dari 300 ekor anjing yang ditampung di beberapa kawasan di Dukuh Mijahan, Desa Ngembatpadas, Gemolong. Anjing sebanyak itu dipasok setiap harinya.
Di desa itu terdapat sembilan warga yang bekerja sebagai pengepul anjing. Mereka mendapatkan pasokan anjing dari berbagai daerah di Jawa Barat dan Jawa Timur. Satu pengepul anjing rata-rata bisa mendapatkan 30-40 ekor anjing setiap harinya.
Jika dihitung, sembilan pengepul anjing itu bisa mendapat 8.100 hingga 10.800 ekor anjing per bulan. Mereka pun biasa mendapatkan anjing dalam kondisi hidup dari Jawa Barat dan Jawa Timur.
"Setelah ditampung di Mijahan, anjing-anjing hidup itu kemudian dikirim ke semua warung makan yang menjajakan kuliner daging anjing di Soloraya. Pemilik warung biasanya mengaku dapat kiriman anjing itu dari Sragen. Padahal, anjing itu bukan dari Sragen. Anjing itu dibawa dari Jawa Barat dan Jawa Timur melalui pengepul asal Mijahan itu,” ujar M. Djazairi.
Pengepul anjing di Sragen jadi sorotan publik nih (solopos.com)
Selain itu, Pemkab juga mengungkapkan cara para pengepul anjing membeli anjing.
Untuk mendapatkan anjing-anjing hidup, para pengepul anjing berjualan beras terlebih dahulu. Fakta ini diungkap oleh M. Djazairi. Katanya, ada sembilan warga yang mengepul anjing-anjing itu dari dua provinsi tadi.
Setelah terkumpul, anjing itu dibawa ke Dukuh Mijahan. Setiap hari ada lebih dari 300 anjing yang di tampung di beberapa kandang. Itu berarti, anjing-anjing tadi ditukar dengan beras. Sragen sendiri dikenal sebagai lumbung padi di Jawa Tengah, bahkan nasional.
Beras hasil panen petani dijual ke Jawa Barat dan Jawa Timur. Hasil penjualan beras selanjutya dibelikan anjing hidup untuk dibawa ke dukuh pengepul anjign tadi. Nah, Sragen sendiri hanya menjadi tempat transit bagi anjing-anjing itu sebelum disembelih.
Mereka bisa mengepul hingga ribuan ekor anjing per bulan (liputan6.com)
Anjing-anjing itu kemudian disetor ke berbagai rumah makan. Hingga akhirnya, anjing-anjing itu berubah menjadi menu kuliner di Soloraya.
Anjing sendiri dikenal sebagai hewan pembawa rabies (HBR). Karena itu, pemberian vaksi rabies perlu digalakkan. Disnakkan Sragen juga telah menyiapkan 200 vaksin rabies yang akan dibagikan secara gratis dalam memperingati Wolrd Rabies Day (WRD) 2020 tepat pada 28 September 2020.
Nantinya anjing itu didistribusikan ke rumah makan (indonesiakaya.com)