Venezuela mungkin lebih dikenal sebagai negaranya Hugo Chavez atau negerinya telenovela. Tapi ada sebuah kisah unik dari negara ini. Persisnya ketika nilai tukar mata uang mereka memburuk.
Saking buruknya nilai tukar mata uang, orang Venezuela pernah ngerasain selembar uang jadi bungkus gorengan!
Kisah unik ini bermula dari munculnya sebuah postingan dari seorang pengguna situs jejaring sosial Reddit. Dia mengunggah foto sedang memegang gorengan yang dibungkus menggunakan selembar uang Venezuela.
Dikutip dari Dailymail, tahun 2015 lalu, selembar uang mata uang bolivar Venezuela pernah bernilai kurang dari satu sen dollar AS. Masyarakat Venezuela pun pernah sangat kesulitan membeli sebuah barang yang paling murah.
Dalam kurun satu tahun, nilai tukar merosot taham, hingga 700 persen! Satu dollar AS tadinya masih setara dengan 82 bolivar. Tapi semenjak anjloknya nilai tukar bolivar, 1 dollar AS setara dengan 676 bolivar!
Akibatnya, orang Venezuela sengsara. Negara di Amerika Latin yang bergantung pada produk impor itu kesulitan memperoleh barang-barang kebutuhan. Masyarakat tak bisa mendapatkan kebutuhan primer macam gula, tepung, dan susu.
Orang Venezuela pernah ngerasain selembar uang jadi bungkus gorengan! (reddit.com)
Venezuela alami hiperinflasi dari tahun ke tahun. Pemerintah Venezuela pun sulit membayar barang-barang impor. Dampaknya parah banget, harga barang-barang kebutuhan lebih mahal dari emas.
Satu gulung kertas tisu toilet di Venezuela pernah dihargai 2,6 miliar bolivar. Uang sebanyak itu sama dengan 26 ikat uang 1.000 bolivar yang ditumpuk. Ketebalannya bisa mencapai 26 cm dan kalo dibungkus beratnya mencapai 1 kilogram.
Satu ekor ayam utuh pernah dihargai 14,6 miliar bolivar. Tomat bahkan mencapai 5,2 juta bolivar per kilogram. Gaji rata-rata pegawai di Venezuela per bulan pasca hiperinflasi hanya cukup untuk membeli 1 kilogram daging.
Harga barang yang gak masuk akal ini terjadi lantaran pasokan uang lebih banyak dari ketersediaan barang. Hasilnya, nilai mata uang jadi anjlok. Belom lagi pemerintah Venezuela rajin mencetak uang lebih banyak lagi untuk membiayai pengeluaran di atas pendapatan negara itu.
Nilai tukar mata uang ini pernah anjlok banget (theconversation.com)
Masalah lain yang membuat Venezuela jadi hiperinflasi adalah hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap mata uangnya sendiri. Karena uang yang mereka miliki tak bisa lagi digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Makan gorengan pun dibungkus uang kertas.
Pada 2018 lalu, Venezuela bahkan pernah memperbaiki perekonomian mereka yang kolaps. Data IMF memprediksi, kala itu Venezuela bisa terancam hiperinflasi hingga 1 juta persen!
Kondisi ini kemudian "diperbaiki" pemerintah Venezuela dengan meluncurkan mata uang baru. Pemerintah memangkas banyak angka nol dari pecahan uang lama untuk mata uang baru yang dinamakan 'sovereign bolivar'. Termasuk memadankan uang baru itu dengan uang digital baru bernama petro.
Setiap nilai mata uang digital petro dan sovereign bolivar didasarkan dengan harga satu barel minyak mentah Venezuela. Nilai tukar baruna adalah 68,65 bolivar per 1 dollar AS. Padahal sebelumnya, 1 dollar AS hanya 2,48 bolivar.
Harga barang gak masuk akal, lembaran uang gak laku lagi (dailymail.co.uk)
Kisah miris ini sebenarnya bukan yang pertama di dunia. Karena sebelumnya negara-negara di Afrika pernah dalam situasi yang jauh lebih sulit dari ini.
Zimbabwe misalnya. Negara ini pernah alami inflasi besar-besaran tahun 2009 lalu. Perekonomian Zimbabwe benar-benar hancur lebur dengan dampak krisis mata uang terparah di dunia.
Awal 2015 lalu, Bank Sentral Zimbabwe pernah mengonfirmasi bahwa nilai tukar 1 dollar AS setara dengan 35 kuadriliun dollar Zimbabwe! Kebayang gak tuh kuadriliun nulisnya gimana, ada berapa nolnya?
Mata uang baru Venezuela, sovereign bolivar (newsweek.com)
Kalo ditulis dengan lengkap, 1 dollar AS sama dengan 35.000.000.000.000.000 dollar Zimbabwe. Nolnya sampe 15 gengs. Sementara untuk mata uang kuno Zimbabwe, 1 dollar AS setara dengan 250.000 triliun dollar Zimbabwe.
Makanya jangan heran kalo di Zimbabwe ada pasar uang. Isinya ya orang jualan berlembar-lembar uang kertas karena emang kayak gak ada harganya gengs.
Mungkin ini "dompet" orang Zimbabwe (nta.ng)