Awas! Peneliti ITB Ungkap Potensi Tsunami Setinggi 20 Meter di Pulau Jawa

Hati-hati gaes, peneliti dari ITB teliti potensi Tsunami di Pulau Jawa.

Hati-hati gaes, peneliti dari ITB menemukan sebuah potensi untuk picu gelombang Tsunami setinggi 20 meter di Pulau Jawa.

Pasalnya, Guru Besar Bidang Seismologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Sri Widiyantoro, memberikan sebuah warning terkait potensi gempa yang dapat memicu tsunami di wilayah Pulau Jawa gengs. 

Dijelaskan kalau potensi tersebut muncul karena adanya wilayah seismic gap di laut selatan Jawa yang dapat menimbulkan gempa dengan kekuatan besar.

"Oleh Dokter Aam, dilakukan simulasi (selama tiga jam) menggunakan model hasil inversi GPS kalau di Jawa Barat saja kalau periode ulang 400 tahun itu bisa menyebabkan tsunami setinggi 20 meter, kira-kira di selatan Banten," ujar Widiyantoro dalam webinar Implications for Megathrust Earthquake and Tsunamis from Seismic Gaps South of Java, Rabu (23/9/2020).

Jawa Timur juga berpotensi

Dilansir dari IDNTiimes.com, untuk wilayah Jawa Timur, Widiyantoro menjelaskan juga ada potensi tsunami relatif lebih kecil yaitu setinggi 12 meter. Namun, ia menggarisbawahi apabila tsunami antara Jawa Barat dan Jawa Timur pecah secara bersamaan, maka potensi gelombang akan lebih tinggi.

"Bagaimana kalau segmen barat dan timur pecah bersama seperti yang terjadi di Tohoku, Jepang tahun 2011? Maka kita lihat, di sebelah barat bisa mencapai 20 meter ketinggian tsunaminya sedangkan di sebelah timur 12 meter. Namun rata-ratanya menjadi lebih tinggi kalau pecah bersamaan kira-kira di sepanjang Pantai Selatan ini bisa 5 meter tinggi tsunaminya," ujarnya.

Ilustrasi Tsunami (Indozone.id)

BMKG Juga menyadari potensi tsunami di Pulau Jawa


Parahnya, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG mengatakan bahwa potensi gempa yang bisa memunculkan tsunami di Pulau Jawa memang benar adanya. Namun, sesuai dengan model penelitian yang dilakukan BMKG, tinggi gelombang mencapai di atas tiga meter dengan status awas.

"Karena untuk bisa menentukan ketinggian detail itu harus menggunakan modelin lokal, modelin di pantai tertentu. Jadi kalau di buat rata-rata di atas tiga meter," ujar Daryono kepada IDN Times saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (24/9/2020).

Daryono menekankan, hingga saat ini belum diketahui kapan gempa serta tsunami itu akan terjadi. Sebab, penelitian terkait hal tersebut adalah untuk kebutuhan mitigasi bencana.

Ilustrasi Tsunami (IDNTimes.com)

"Sebenarnya yang dapat dilakukan yaitu tiga hal, mempersiapkan segala kemungkinan terburuk seperti menata ruang pantai, edukasi masyarakat tentang mitigasi bencana dan BMKG berkomitmen membangun serta terus mengembangkan peringatan dini tsunami," katanya.

Waduh, ya alangkah baiknya buat kita untuk selalu waspada, karena kita emang idup di antara ring of fire dan zona gempa. Semoga Tuhan selalu melindungi kita semua....

Ilustrasi Tsunami (Indozone.id)