Kisah Helmi Hasan, Walikota yang Menafkahi Janda, Tapi tak Ingin Menikahinya

Menafkahi tapi tak dinikahi? Ya Inilah Kisah Helmi Hasan....

Sosok muda dan energik walikota Bengkulu siapa lagi kalau bukan Helmi Hasan. Kenapa dibilang energik? Soalnya kepemimpinannya memiliki program yang banyak dan menarik.

Pasalnya, bersama Wakil Walikota Dedy Wahyudi. Ia ingin, Kota Bengkulu menjadi religius dan bahagia. Interpretasi dari keinginan yang tertera pada visi dan misinya itu membuat Helmi mengeluarkan kebijakan kebijakan yang populer, beberapa di antaranya viral se-nusantara.

Program unik


Ada program yang unik banget seperti larangan bercerai bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu. Kebijakan ini viral se-Indonesia, bahkan televisi nasional memberitakan live perihal kebijakan tersebut.

“Pejabat Pemkot Bengkulu baik eselon II, III, IV, dan staf PNS serta Pegawai Tidak Tetap termasuk seluruh masyarakat Kota Bengkulu dilarang cerai, karena cerai membawa kebencian Allah SWT. Cerai itu menyusahkan anak-anak, keluarga dan bangsa serta negara,” kata Helmi Hasan ketika diwawancarai wartawan November 2019 lalu.

Helmy Hasan (Bengkulutoday.com)

Dilansir dari Mediacenter.Bengkulu.go.id, Pak Walikota punya alasan yang kuat bahwa religius dan bahagia itu pondasinya adalah dari keluarga. Karena itu, keluarga keluarga di Kota Bengkulu harus bahagia. “Tidak boleh ada keluarga yang bercerai, kecuali saat bercerai mereka sama-sama tersenyum,” ujar pria kelahiran 1979 itu.

Kebijakan populer lainnya adalah Program 1001 Janda, melalui program ini, janda janda di Kota Bengkulu mendapat sentuhan perhatian oleh pemerintah. Melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Bengkulu, Walikota Bengkulu Helmi Hasan menafkahi para janda yang tak mampu secara ekonomi untuk membeli kebutuhan sehari hari.

Walikota Bengkulu(betvnews.id)

Program menafkahi Janda tanpa menikahi


“Saya hidup susah, suami telah meninggal 6 tahun lalu, anak saya 6. Dengan adanya bantuan belanja gratis ini kami sangat terbantu. Terimakasih Bapak Walikota,” kata Nur Aini (56) warga RT 5 Kelurahan Semarang saat mendapat program belanja gratis untuk janda di salah satu mall pada Maret 2020. Ini luar biasa, menafkahi janda. Bagi Helmi Hasan, menafkahi tak harus menikahi.

Tidak hanya itu, anak janda dan duda di Kota Bengkulu juga tak luput oleh perhatiannya. Melalui Gerakan Peduli Yatim (GPY), anak anak yatim di Kota Bengkulu diangkat sebagai anak asuh. Walikota mengeluarkan kebijakan semua pejabat eselon II, III, dan IV menafkahi anak anak yatim dari keluarga tidak mampu di Kota Bengkulu. Eselon II menafkahi 5 orang anak yatim, eselon III menafkahi 2 orang anak yatim, dan eselon IV menafkahi 1 orang anak yatim. Setiap bulannya, pejabat eselon menyisihkan Rp. 100 ribu untuk anak asuhnya dan bentuk perhatian lainnya.

Ternyata Program GPY ini membawa inpsirasi bagi daerah lain, Walikota Tanjung Balai H.M Syahrial mengadopsi ide cemerlang Helmi Hasan itu melalui PENTATIM (Peduli Anak Yatim). Pemkot Tanjung Balai mendeklarasikan sebagai daerah Peduli Anak Yatim pada Januari 2020. Luar biasa.

Emang inspiratif banget deh program dari Helmi Hasan ini. Gimana nih menurut kalian gengs? apakah kalian juga terinspirasi pengen menafkahi janda tanpa menikahi?

Helmi Hasan (Bengkulu.com)