Baret Merah Kopassus dan Tugas-tugasnya, Siap Pulang Tinggal Nama daripada Gagal dalam Bertugas

Baret merah Kopassus dan tugas-tugasnya, siap pulang tinggal nama daripada gagal dalam bertugas.

Baret Merah Kopassus adalah identitas resmi prajurit Komando Pasukan Khusus atau Kopassus. Pasukan ini sering disebut juga sebagai pasukan baret merah. Motonya adalah "Berani, Benar, Berhasil".

Baret Merah Kopassus sebelumnya memiliki nama Resimen Para Komando Angkatan Darat atau RPKAD. Mereka adalah bagian dari Komando Utama (KOTAMA) tempur milik TNI Angkatan Darat.

Baret Merah Kopassus memiliki kemampuan khusus. Setiap anggotanya bisa bergerak cepat di setiap medan. Bisa menembak dengan tepat, melakukan pengintaian, dan satuan anti teror. 

Tugas Kopassus Operasi Militer Perang (OMP) di antaranya seperti direct action atau serangan langsung untuk menghancurkan logistik musuh. Korps Baret Merah juga melakukan combat SAR, hingga Advance Combat Intelligence (Operasi Intelijen Khusus).

Gak cuma itu gengs, tugas Kopassus lainnya seperti memberikan bantuan kemanusiaan, operasi anti insurjensi, separatisme dan pemberontakan, dan SAR khusus. Kopassus juga melakukan perbantuan terhadap kepolisian atau pemerintah hingga pengamanan VVIP.

Baret Merah Kopassus punya sejarah yang cukup panjang. Namun, di antara sejarah panjang berdirinya Kopassus, kita juga mesti tau nih tentang Tim Mawar Kopassus.

Baret merah Kopassus (minews.id)

Tim Mawar Kopassus adalah bagian tersendiri dari Baret Merah Kopassus. Tim Mawar Kopassus pernah mendapatkan pamornya puluhan tahun yang lalu. Tim Mawar Kopassus sendiri dikenal secara luas, terlebih oleh mahasiswa dan para aktivis pro demokrasi 1998-1999.

Tim Mawar Kopassus terdiri dari 11 prajurit Kopassus. Mereka berasal dari Grup IV Kopassus yang terdiri dari perwira dan bintara. Tim Mawar Kopassus sendiri dibentuk oleh Prabowo Subianto yang saat itu menjabat sebagai Danjen Kopassus. Makanya, Tim Mawar Kopassus sangat melekat dengan nama Prabowo Subianto.

Arsip rahasia milik Amerika Serikat bahkan pernah mengungkap penculikan aktivis 1998 oleh Tim Mawar. Penculikan itu disebut-sebut atas perintah Prabowo Subianto.

Hingga kini, Tim Mawar Kopassus masih menjadi misteri. Keberadaan Tim Mawar seolah-olah mitos yang tak pernah bisa dipastikan kebenarannya. Salah satu aksi dari Tim Mawar Kopassus kala itu adalah penculikan terhadap sejumlah aktivis 1998.

Kopassus punya tugas-tugas mulia untuk kemanusiaan dan keamanan negara (kompas.com)

Sebanyak 22 aktivis diculik. Sembilan orang kembali dalam keadaan hidup. Sementara 13 aktivis lainnya hilang dan tidak diketahui di mana keberadaannya. 

Namun akhirnya diketahui dalam persidangan Tim Mawar tahun 1998 di Pengadilan Militer jakarta bahwa Tim Mawar Kopassus dibentuk oleh Mayor Bambang Kristiono pada Juli 1997. Targetnya adalah memburu dan menangkap aktivis.

Dalam persidangan itu, Bambang Kristiono menyampaikan bahwa penculikan dilakukan atas dasar hati nurani. Ia mengaku melakukan hal itu demi mengamankan kepentingan nasional. Menurutnya, tindakan para aktivis kala itu akan mengganggu stabilitas nasional.

Bambang Kristiono divonis 22 bulan penjara dan dipecat sebagai anggota TNI. Demikian halnya dengan Tim Mawar Kopassus yang terdiri dari 11 orang prajurit itu. 

Tim Mawar Kopassus, erat kaitannya dengan Prabowo Subianto (tirto.id)

Di balik itu, mantan Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI, Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal pernah mengatakan bahwa Tim Mawar Kopassus telah menculik sejumlah aktivis karena telah diperintah oleh Prabowo Subianto. Pernyataan ini disampaikan dalam 'Konsolidasi Korban Pelanggaran HAM' di Gedung Joeang '45 Jakarta pada 25 Juni 2014 lalu.

Tetapi ada pernyataan berbeda yang disampaikan mantan Danpuspom TNI pengganti Syamsu Djalal, Mayjen (Purn) Djasri Marin. Djasri Marin mengatakan bahwa Prabowo tidak terlibat dalam penculikan aktivis 1997. 

Menurutnya, penyelidikan yang telah dilakukan pihaknyakala itu menemukan kesalahan. Tim Mawar Kopassus telah bergerak sendiri atau tidak diperintahkan Prabowo Subianto. Saat itu, Djasri menyebut tidak ada peran Prabowo dalam penculikan.

Namun, keterlibatan Prabowo dalam aksi penculikan aktivis yang dilakukan Tim Mawar kembali terungkap pada 2018 lalu. Hal ini diungkap oleh Arsip Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA). Mereka merilis 34 dokumen rahasia AS terkait situasi di era reformasi Indonesia.

Tim Mawar Kopassus melakukan penculikan terhadap aktivis 1998 (osce.org)

"Penghilangan itu diperintahkan Prabowo yang mengikuti perintah dari Presiden Soeharto," demikian yang tertulis dalam dokumen itu.

Oleh karena itu, melacak keberadaan Tim Mawar Kopassus adalah hal yang sangat rumit karena terlalu banyak misteri yang meliputinya. Yang pasti, pertanyaan-pertanyaan tentang keberadaan dan perbuatan yang dilakukan tim ini tidak pernah dijawab dengan jelas.

Itulah sekilas tentang Baret Merah Kopassus beserta tugas-tugasnya yang mulia. Sementara Tim Mawar Kopassus memang bak mitos karena segala misterinya tidak pernah terungkap hingga sekarang.

Prabowo Subianto, pernah menjabat sebagai Danjen Kopassus kala itu (kompas.com)