Kisah Nurma, Curi Pakaian Dalam Majikan Buat Pesugihan, Biar 'Ketularan' Kaya

Karena serakah, Nurma nekat melakukan pesugihan.

Nurma adalah seorang pembantu rumah tangga yang masih muda. Dia bekerja pada majikan yang punya bisnis perhotelan dan sangat kaya. Majikannya yang kaya ini juga baik banget orangnya. Ngasih gaji lebih besar dari UMR dan suka ngasih hadiah. Selain itu, Nurma juga sering diajak liburan.

Nurma bekerja dari jam 8 pagi sampai 5 sore. Setelah bekerja dia pulang ke rumah. Meski udah hidup dengan gaji yang cukup dan terbilang nyaman, ternyata Nurma merasa kurang.

Dia pengen punya perhiasan dan barang-barang mewah kayak istri majikannya. Melihat ibu yang selalu dandan cantik dan hidup enak Nurma merasa iri. Dia sempat membayagkan kalau nikah sama orang kaya.

"Pasti hidupku juga bakalan enak, jadi kaya raya, punya perhiasan mahal," batin Nurma.

Tapi dia kembali berfikir gimana kalau nikahnya sama orag yang sama miskinnya kayak dia? Batal donk hidup bergelimang harta dan mewah.

Nurma berfikir keras bagaimana caranya bisa kaya dengan segera. Lantas dia nekat menemui dukun dan meminta pesugihan. Meski tahu pesugihan itu pasti ada resikonya, tapi Nurma nekat aja.

Dia diberikan secarik kertas dan pesan sama dukun. Katanya disuruh membuka di rumah. Nurma segera pulang dan membaca pesan itu.

Ilustrasi kehidupan mewah majikan (bestbuy.com)

"Ambillah celana dalam majikanmu setiap malam jumat kliwon. Simpan di kamar dan siapkan sesajen di tempat penyimpanan celana itu," begitu tulis sang Dukun.

Nurma gak sabar menunggu malam Jumat Kliwon. Pas tiba saatnya dia mengambil celana, hati Nurma agak was-was. Takut ketahuan, tapi dia memberanikan diri. Demi mendapatkan kekayaan secara instan.

Ketika mencuci pakaian, Nurma diam-diam mengambil dua celana dalam majikannya. Dia menyimpannya dalam tas agar tidak ketahuan. Sesampainya di rumah Nurma meletakkan celana itu dalam kotak. Lengkap dengan sesajen bunga, ayam dan menyan.

Nurma meninggalkan kotak itu dan tidur. Keesokan harinya di dalam kotak itu ada uang puluhan juta. Nurma kaget bukan main sekaligus senang dengan hasil pesugihan yang dia dapat.

Ilustrasi pakaian dalam (people.com)

"Gak sia-sia aku bayar dukun mahal," batinnya.

Nurma terus melakukan pesugihan celana dalam ini. Dia semakin kaya dan hidup mewah. Tapi dia tetap bekerja sebagai pembantu agar bisa mendapatkan celana dalam.

Tapi suatu ketika, bisnis majikannya bangkrut. Uang yang dia hasilkan dari pesugihan juga semakin sedikit. Hingga akhirnya Nurma dipecat karena majikannya gak sanggung menggaji lagi.

Ketika sampai di rumah, uang hasil pesugihan juga ludes semua. Nurma berfikir dalam hati,

"Jadi ini ya yang namanya ketularan. Aku ketularan kaya dan majikanku ketularan miskin dari aku,"

Kini Nurma kembali miskin dan bahkan gak punya pekerjaa lagi.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Mohoon maaf dengan kesamaan tokoh dan tempat.

Ilustrasi mecuci baju (bic.id)