Fakta Papakatsu, Jasa Sewa Gadis Remaja Buat Nemenin Sugar Daddy Lagi Hits Di Jepang

Katanya sih gak melulu berakhir dengan seks, tapi banyak yang akhirnya jadi bisnis prostitusi.

Kalau ada yang bilang Jepang, apa yang bakalan kepikiran di benak kamu gengs? Anime dan manga? Negara maju dengan bunga sakura yang indah?

Selain itu Jepang juga terkenal dengan bisnis film panas dan kelab malam. Artis film panas Jepang bisa terkenal di kancah internasional deh.

Selain bisnis tersebut, kini muncul bisnis baru bernama Papakatsu. Bisnis ini popular di kalangan remaja Jepang gengs. Disuruh ngapain ya mereka?

Pelanggan bisnis Papakatsu adalah pria kaya atau sugar daddy. Tahu kan sugar daddy adalah laki-laki yang punya yang banyak dan rela mengeluarkannya untuk wanita simpanan atau wanita yang disukainya. Padahal bisa aja udah punya keluarga.

Papakatsu ini saking hitsnya sampai ada aplikasi khusus loh. Jadi di dalam aplikasi ini remaja cewek bisa daftar jadi anggota. Terus calon pelanggan bisa nyari gadis cantik lewat aplikasi ini.

Fakta Seputar Papakatsu

1. Bayaran yang diterima

Tentu saja Papakatsu jadi bisnis karena ada transaksi uangnya. Para gadis ini mendapatkan bayaran yang lumayan hingga terbilang besar dari para pelanggan.

Meski gak ada rate tetap dan semua ditentukan sesuai kesepakatan, biasanya para pria harus mengeluarkan uang sekitar US$ 48 (Rp 700 ribu) per jam untuk kencan di sebuah kafe, restoran atau sekedar berkendara bareng.

Cukup fantastis ya!

Bisnis Papakstsu di Jepang (twitter.com)

2. Gak selalu tentang seks

Bisnis Papakatsu ini bisa hanya sekadar jalan bareng dan nemenin ngobrol gengs. Bukan kayak bisnis prostitusi yang menawarkan hubungan intim. Semua kembali lagi sesuai kesepakatan apa yang akan dilakukan bersama.

3. Rentang usia

Ternyata setelah dilakukan survei gak cuma gadis muda yang jadi anggota gengs. Ada wanita dewasa juga yang tertarik untuk memberikan pelayanan pada sugar daddy.

"Rata-rata usianya mulai dari 18 sampai 50 tahun. Pekerjaan mereka juga beragam, seperti anak kuliahan, pekerja kantoran, ibu rumah tangga, single mother dan lainnya. Kebanyakan dari mereka melakukannya karena alasan keuangan. Si cowok biasanya seorang pebisnis tajir yang punya status tinggi, yang mana langka banget bagi kebanyakan gadis untuk bisa ngobrol dengan cowok seperti itu. Kadang, si gadis jadi bisa mengembangkan network mereka lewat papakatsu," ungkap Sara Takaishi, seorang wanita yang pernah bekerja di industri papakatsu.

4. Ada pembekalan

Iya gengs, gak salah baca kok. Ada pembekalan dan pelatihan khusus buat para remaja dan wanita yang jadi anggota. Biar gak tertipu para pelanggan.

"Dia (sugar daddy) bangun dan izin ke kamar mandi, lalu tiba-tiba pergi. Jadi aku harus membayar US$ 295 (Rp 4,3 juta). Aku sudah melaporkannya ke kantor polisi tapi mereka bilang jika ini adalah masalah pribadi, jadi aku tak bisa mengajukan laporan," ungkap salah satu korban.

Anggotanya gadis remaja (papakatsu.com)

Secara ya pelanggannya laki-laki, bisa aja suka tipu dan buaya. Juga bisa terjadi tindak kekerasan atau kriminal. Jadi biar aman ada pembekalan buat para anggota Papakatsu. Juga diajari bagaimana caranya memuaskan pelanggan dan memperlakukan mereka dengan baik.

5. Pelanggan yang kesepian

Kenapa para sugar daddy yang udah beristri itu rela membayar tinggi karena kesepian. Biasanya mereka gak akur sama istri atau keluarganya. Punya banyak uang tapi gak punya temen dekat gitu.

Jadi meski gak ada seks dan hanya main bareng, para sugar dady ini merasa senang aja.

Bisnis Papakatsu ini menuai pro dan kontra di negaranya sendiri. Ada yang setuju, karena bisa menjadi pekerjaan dan ngasih pemasukan bagi gadis-gadis yang membutuhkan uang. Terutama disaat pandemi ini.

Tapi ada juga yang gak suka karena mirip dengan bisnis prostitusi. Karena faktanya ada juga yang memang menyajikan hubungan badan. Kebanyakan juga anak-anak sekolah yang melakukan ini. Selain itu juga bisa terjadi tindak kejahatan pada gadis-gadis itu.

Kalau kamu gimana gengs? Setuju gak?

Customernya pria kaya (hamsabsukebe.com)