Kisah Astronot Wanita Pertama Indonesia, Meski Gagal Jelajah Luar Angkasa

Orang Indonesia mesti bangga nih. Meski gagal jelajah luar angkasa tetapi tetap berkarya.

Kegagalan tidak membuat jera. Wanita pertama Indonesia ini adalah astronot pertama dari Indonesia. Ia direncanakan pergi ke luar angkasa.

Wanita kelahiran 31 Juli 1954 ini bernama Pratiwi Pujilestari Sudarmono. Lahir di Bandung dan menjadi seorang ilmuwan Indonesia. Saat ini ia menjabat sebagai profesor mikrobiologi di Universitas Indonesia, Jakarta.

Pada Oktober 1985, beliau terpilih untuk menjadi awak dalam misi Wahana Antariksa NASA STS-61-H. Taufik Akbar sebagai Spesialis Muatan rekannya dalam misi ini. Misi STS-61-H ini direncanakan berangkat pada tahun 1986. Serta rencananya meluncurkan 3 satelit komersil Skynet 4-A, Palapa B-3 dan Westar 6-S. Satelit Palapa B3 ini adalah satelit Indonesia, maka diperlukan awak dari Indonesia.

Keberangkatan kedua astronot ini merupakan kerjasama pemerintah Indonesia dengan Badan Antariksa Amerika Serikat dan National Aeronautics and Space Administration (NASA). 

Dua awak dari Indonesia ini yang berhasil lolos seleksi. Padahal ada 200 orang yang diseleksi. Hebat kan?

jsc.nasa.gov

Saat mengikuti seleksi, beliau baru meraih gelar doktor bidang biologi molekuler dari Osaka University, Jepang. Berita tentang beliau saat itu cukup menjadi kebanggaan bagi warga Indonesia. Gimana nggak bangga, prestasi punya, keberanian juga punya. Jadi terinspirasi dong ya. 

Kenyataan kadang memang nggak sesuai dengan rencana. Pada 28 Januari 1986, terjadi ledakan pada pesawat ulang-alik AS Challenger yang membawa misi STS-51-L. Pesawat ini meledak setelah diluncurkan. Tujuh awak meninggal dalam peristiwa tersebut. Karena ada insiden ini, NASA membatalkan beberapa penerbangan ke luar angkasa. 

tacairnet.com

Para astronot dalam beberapa misi batal berangkat. Termasuk Columbia yang akan meluncurkan satelit Palapa B-3. Satelit ini akhirnya diluncurkan dengan roket Delta tanpa memberangkatkan astronot Indonesia.

Gagal memberangkatkan astronot Indonesia ini juga dipengaruhi badai krisis moneter tahun 1997. Pupus sudah apa yang sudah direncanakan. Tapi, nggak pupus untuk menjadi profesor yang produktif. 

wanita.me

Pratiwi kemudian mendapatkan gelar PH.D., dari Universitas Osaka, Jepang. Kemudian menjalani karirnya sebagai peneliti molekuler Salmonella typhi. Dalam jangka waktu 6 tahun, beliau menjabat sebagai Ketua Departemen Mikrobiologi Fakultas Medis Universitas Indonesia. 

Gagalnya misi tidak membuat beliau patah arang. Justru memicu produktivitasnya pada aktivitas penelitian.