Sati, Tradisi Membakar Istri Hidup-hidup Bersama Suami yang Telah Meninggal Dunia di India

Sati, tradisi membakar istri hidup-hidup bersama suami yang telah meninggal dunia di India.

Janji setia yang diucapkan dalam pernikahan emang gak bisa dianggap remeh. Janji setia berarti sehidup-semati akan selalu bersama. Nah, di India, ada tradisi yang membuat janji setia jadi benar-benar nyata.

Tradisi itu bernama Sati atau Suttee. Ini adalah tradisi yang unik sekaligus ekstrem. Tradisi ini dijalankan oleh seorang istri ketika suaminya meninggal dunia. Istri yang menjalankan tradisi ini akan "ikut" bersama suaminya.

Cara "ikut" suami yang telah meninggal dunia itu amat beragam. Mulai dari menenggelamkan diri, dikubur hidup-hidup, atau membakar diri hidup-hidup. Ya, bersama suami mereka yang telah mati itu. Tradisi ini juga dijalani secara sukarela oleh sang istri sebagai bentuk kesetiaannya kepada sang suami.

Sati sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu 'Sutee'. Dalam Encyclopedia Britannica, Sati berarti wanita yang baik atau istri yang suci.

Dalam praktiknya, Sati biasanya dilakukan segera setelah sang suami meninggal dunia.

Sati sendiri adalah praktik pegabdian seorang istri yang dianggap mulia di India. Tradisi ini dipegang erat oleh kasta dari kerajaan tertentu. Atau kasta Brahmana. Meski begitu, tradisi unik dan ekstrem ini emang tidak dilakukan secara luas oleh masyarakat India.

Janji setia dalam pernikahan tuh sakral loh gengs~ (shutterstock.com)

Tidak ada yang tahu pasti awal mula kemunculan tradisi ini. Tapi biasanya, orang-orang India mengatikan hal ini dengan Dewi Sati, seorang dewi dalam ajaran Hindu.

Sang Dewi membakar dirinya hidup-hidup hingga mati dalam api yang diciptakannya sendiri melalui kekuatan yoga yang dia kumpulkan. Sang dewi melakukan hal ini lantara tak terima dengan hinaan ayahnya tentang suaminya, Dewa Siwa.

Dalam mitos itu, Dewa Siwa tetap hidup dan membalas kematian Dewi Sati. Dia kemudian dipercaya bereinkarnasi jadi dewi lagi yaitu Dewi Parvati.

Dikutip dari Culture Trip, Sati melambangkan penutupan pernikahan berdasarkan kepercayaan Hindu kuno. Sati dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan. Ini murni dilakukan karena sang istri ingin menjadi pasangan yang berbakti dan mengikuti suaminya ke alam baka.

Saking sakralnya, di India ada tradisi Sati gengs (culturetrip.com)

Namun seiring waktu, tradisi ini menjadi sesuatu yang "dipaksakan". Secara tradisional, sosok seorang janda di India tidak memiliki peranan dan dianggap sebagai beban. Katanya nih, kalo seorang janda ditinggal mati suaminya dan gak punya anak, maka dia akan "ditekan" oleh masyarakat untuk melakukan tradisi Sati.

Sejalan dengan itu, kesulitan hidup menjadi seorang janda juga menjadi alasan terbesar praktik Sati berkembang di India.

Praktik Sati terbesar dalam sejarah terjadi sekitar tahun 1100-an di Bengali. Masyarakat di sana kala itu masih menganut sistem hukum Dayabhaga. Namun saat ini, para janda didorong untuk melakukan Sati agar harta warisan yang mereka miliki dapat segera dialihkan ke anggota keluarganya.

Praktik ini sebenarnya pernah dilarang pada abad ke-16 silam oleh Mughal Humayun, seorang penguasa India. Praktik ini sempat hidup lagi hingga beberapa abad kemudian, namun kembali dilarang oleh pemerintah kolonial Inggris mulai tahun 1829.

Ini adalah bentuk bakti istri kepada suaminya (pinterest.com)

Kasus tradisi Sati paling terkenal dilakukan oleh seorang perempuan India bernama Roop Kanwar yang terjadi tahun 1987 silam. Dia adalah seorang janda berusia 18 tahun. Sementara suaminya yang berusia 24 tahun meninggal dunia, pasangan ini pun belum dikaruniai anak.

Kanwar dikabarkan melakukan Sati secara sukarela di Desa Deorola, Distrik Sikar, Negara Bagian Rajashtan. Ini terjadi karena dia tak sanggup ditinggal oleh suaminya. Keluarga Kanwar pun menyetujui keputusan Roop Kanwar untuk "ikut" suaminya ke alam baka.

32 tahun kemudian, tradisi Sati dianggap sebagai praktik terlarang dan diamini oleh keluarga Kanwar. Keluarga Kanwar kemudian membuat kuil khusus untuk mengenang pengorbanan anaknya yang ditinggal mati suaminya.

Menurut cerita, Roop Kanwar melakukan sati dengan membakar diri sambil memeluk jenazah suaminya yang dibaringkan di pangkuannya. Roop Kanwar juga sempat memberi berkat kepada orang-orang yang datang melihat pembakaran hidup-hidup dirinya sambil mengucapkan mantra Gayatri.

Foto Roop Kanwar dan suaminya (indiatimes.com)

Praktik Sati yang dilakukan Roop Kanwar ini menjadi tontonan menyeramkan bagi warga. warga yang nggak kuat melihat Roop Kanwar membakar diri bersama jenazah suaminya itu membalikkan badan dan pergi dari lokasi. Insiden itu kemudian menjadi kontroversi.

Sebab saat itu, praktik Sati sendiri sudah dilarang. Lalu pecahlah dua kubu, yang pro dan yang kontra. Yang pro bilang tindakan yang dilakukan Roop Kanwar ini adalah sukarela. Namun yang kontra bilang bahwa Roop Kanwar dibunuh. 

Soalnya, Roop Kanwar sendiri lahir dari keluarga berpendidikan.

Tradisi Sati yang dilakukan Roop Kanwar akhirnya jadi kontroversi (gulfnews.com)