Emangsih kalau dilihat-lihat Toni gak ada bedanya sama kebanyakan pria lainnya. Pria berusia 35 tahun ini nampak masih demen nongkrong di angkringan sama teman-temannya.
Namun malam ini perbincangan mereka cukup banyak dan dalam, seputaran perempuan, harta dan juga jabatan. Hal itu adalah 3 hal yang tak dimiliki Toni Priandaru, yup itu nama lengkapnya.
Dibandingkan dengan tiga kawannya, usaha Toni masihlah kurang sukses. Bisnisnya gagal terus dan menyisakan segudang utang.
Bisnis jualan salad itu sudah menjadi bisnis ke 5 nya. Tetapi tampaknya bisnis kuliner miliknya juga tak memiliki prospek jelas. Haduh, nasib, pikirnya.
Lahir dari keluarga tajir dan memiliki lingkungan pertemanan yang hedon, Toni tak sudi meminta bantuan mereka. Ia lebih suka bekerja keras sendiri tanpa meminta bantuan.
Menurutnya, ia bisa melakukan semuanya sendiri, meskipun yang terlihat justru Toni menggali kuburannya sendiri.
Joko, Ali, dan Budi hanya bisa memandangi kawannya dengan harap-harap cemas. Mereka bertiga telah menikah dan memiliki bisnis yang stabil.
Tetapi Toni dengan idealismenya masih belum mampu menjaga bisnis agar tetap bertahan. Ia juga memilih untuk melajang sampai entah kapan.
Malam itu, mereka bertiga tampak gembira. Ketiganya memesan secangkir kopi dan beberapa cemilan untuk menemani update kehidupan para sahabat.
Meski usahanya nyaris gulung tikar, Toni mampu menyembunyikannya. Ia pandai menutupi masalah dengan seringai besar di wajahnya. Membuat ketiga sahabatnya mampu tertipu.
Nizam yang tengah mendapat promosi di kantornya tidak sengaja menyeletuk “Kamu mending nikah saja sama peri, Ton. Biar dapat banyak harta” tuturnya sembari tertawa terbahak-bahak.
Celotehan Nizam kemudian disambut tawa oleh yang lain. Menganggap hanya sebatas gurauan belaka. Tapi tidak dengan Toni yang sebenarnya tengah frustrasi.
Miskin (Tribunnews.com)
Seminggu lagi, ia jatuh tempo dan harus membayar utang bank atau debt collector akan memburunya.
Mendengar cerita itu, Toni kemudian pamit pulang duluan dan mencari informasi mengenai pesugihan menikah dengan peri. Dirinya kemudian menemukan seorang di internet yang mengaku memahami kehidupan peri. Tak ragu, Toni lantas menelpon pria itu.
“Selamat malam, apa benar ini dengan Pak Maryanto?” tanyanya.
“Betul, ada yang bisa saya bantu?” ujarnya dengan suara berat.
Toni mengutarakan keinginannya. Ia ingin menjalankan pesugihan dengan menikahi peri. Pak Maryanto mengerti maksudnya. Sebelum membantu Toni, ia memperingatkan akan ‘efek sampingnya’.
Menikahi peri berarti merupakan komitmen seumur hidup. Toni tidak dapat menikah maupun punya anak dengan bangsa manusia.
Peri juga merupakan makhluk yang mudah cemburu. Semisal Toni memiliki interaksi dengan perempuan dengan dekat, peri tak akan ragu untuk menyakiti Toni.
Toni mengiyakan, ia dibutakan dengan keselamatan semata dari debt collector. Ia tak tahu ada bahaya menanti bersekutu dengan makhluk lain.
Singkat cerita, Toni melakukan pernikahan gaib itu. Peri istrinya digambarkan sebagai perempuan paling cantik yang pernah ia temui. Menikah dengan peri akan membawanya banyak harta. Tetapi ia tak bisa hidup berkeluarga layaknya manusia normal.
Tak lama setelah Toni menikah dengan peri, banyak cuan berdatangan. Ia dengan singkat mampu menutupi semua utang-utangnya dan membeli beragam perabotan.
Kedua orang tuanya mencoba menjodohkan Toni dengan perempuan pilihannya, tapi ia menolak. Toni mengatakan tak ingin menikah, padahal dirinya terikat janji semati dengan peri.
Ilustrasi (Tribunnews.com)
Suatu ketika, Toni sedang berpesta merayakan proyeknya senilai Rp 1 triliun. Pesta itu diadakan di bar tengah kota. Kalap, Toni menegak habis minuman keras di gelasnya, tak butuh waktu lama sampai efek minuman itu terjadi.
Dirinya menghampiri seorang wanita. Keduanya kemudian menghilang di tengah kerumunan.
Esok harinya Toni ditemukan tak bernyawa dengan sayatan sadis di lehernya. Ia lupa perjanjiannya dengan peri. Tanpa sadar Toni telah melanggar dan menyebabkan kematiannya sendiri.
Ya ibarat nasi sudah menjadi bubur, ya mau gimana lagi, semoga cerita fiksi yang apabila ada kesamaan nama, tempat, dan kisah mohon dimaafkan ini bisa jadi pelajaran buat kita semua agar tak bersekutu dengan jin. Semoga bermanfaat.
Ilustrasi peri (WinNetNews.com)