IQ Einstein dan BJ Habibie Gak Ada Apa-apanya Ketimbang Pria Ini, Tapi Akhir Hidupnya Tragis

IQ Einstein dan BJ Habibie gak ada apa-apanya ketimbang pria ini. Tapi akhir hidupnya tragis.

Sejauh ini, BJ Habibie adalah orang yang diyakini memiliki skor intelligence quotient (IQ) sebesar 200. Dengan skor IQ setinggi itu, berarti BJ Habibie punya skor IQ lebih tinggi dari fisikawan terbesar dunia, Albert Einstein.

Padahal, Einstein dianggap sebagai orang paling cerdas di dunia ya.

Otomatis, BJ Habibie juga punya skor IQ lebih tinggi dari beberapa tokoh besar dunia lainnya seperti Sir Isaac Newton yang diperkirakan 190 dan Mark Zuckerberg sebesar 152. Wow!

Tapi ternyata ada yang lebih pinter lagi dari BJ Habibie. Dia adalah orang Amerika Serikat yang hidup abad ke-19 silam. Dia adalah William James Sidis, pemilik skor IQ tertinggi di dunia.

Kamu tau berapa skor IQ Sidis ini? Skor IQ-nya sebesar 250 hingga 300 gengs! Jelas bukan orang sembarangan nih ya.

William James Sidis diakui sebagai orang paling cerdas yang pernah hidup di Bumi. Dia adalah anak ajaib dan jenius matematika luar biasa. Jerome Polin mungkin perlu nyembah-nyembah orang ini kali ya, wkwkwkw.

Wiliam James Sidis ini juga udah jadi master dalam berbagai dialek dan penulis yang berbakat pula. Tapi emang nggak banyak terekspos. Jadi jelas gak banyak orang yang tau deh.

Dikutip dari BrightSide, William James Sidis diketahui lahir di Kota New York, Amerika Serikat tahun 1898 silam. Ayahnya adalah Boris, seorang psikolog teladan yang telah mendapat gelar di Harvard. Sementara ibunya adalah seorang dokter.

BJ Habibie, pemilik IQ tertinggi di Indonesia (thejakartapost.com)

Karena kedua orang tuanya tergolong jenius, William James Sidis juga diharapkan jadi anak yang cerdas. Tapi usaha orang tuanya berbuah manis. Sidis tumbuh sebagai anak yang cerdas bahkan lebih dari sekadar cerdas.

Pada usianya yang baru 18 bulan, Sidis diketahui udah bisa membaca berita The New York Times gengs!

Pada usia 8 tahun, Sidis udah belajar sendiri bahasa Latin, Yunani, Prancis, Rusia, Jerman, Ibrani, Turki, bahkan Armenia. Selain delapan bahasa asing itu, Sidis juga menciptakan bahasa sendiri dan dia menyebutnya "Vendergood".

Kecerdasan anak yang skor IQ-nya lebih tinggi dari Einstein dan Habibie ini disadari oleh ayahnya. Sang ayah pun mendaftarkannya ke Harvard saat usianya masih 9 tahun. Sayangnya, Sidis ditolak karena terlalu muda.

Dua tahun kemudian, institusi itu menerimanya dan Sidis berhasil menjadi mahasiswa termuda yang diterima di Harvard pada 1909.

William James Sidis, pemilik skor IQ tertinggi di dunia (brightside.me)

Tahun 1910, William James Sidis jadi jago matematika. Kecerdasannya meningkat. Bahka dia mulai berani mengajar dosennya. Sebagai gantinya, Sidis diberi gelar "anak ajaib".

Sidis pun menyelesaikan gelar sarjana seninya pada usia 16 tahun gengs! Sidis pun berubah jadi remaja terkenal.

Ketenaran pun membuat dia lelah. Apalagi di usia yang masih sangat muda. Tak lama setelah lulus, Sidis berkata pada para wartawan bahwa dia nggak pengin menjalani hidup yang "sempurna". Menurutnya, itu adalah pengasingan.

Dia juga menambahkan bahwa dia bermaksud untuk tidak pernah menikah, karena perempuan tidak memohon padanya.

Selain ketenaran yang tak pernah diinginkannya, keputusan yang dibuat Sidis juga mencerminkan tekanan yang dia hadapi sejak lahir. Selama masa itu, Amerika percaya akan mengubah anak-anak menjadi ajaib dengan pendidikan yang tepat.

Sidis jika dibandingkan dengan Einstein dan Newton (brightside.me)

Sang ayah yang telah jadi psikolog hebat juga mulai menerapkan pendekatan psikologisnya sendiri untuk membesarkan putranya dan mendorongnya. Tetapi Sidis berlaku sebaliknya. Dia justru menyalahkan ayahnya karena dia telah belajar sejak kecil.

Boris pun meninggal dunia tahun 1923. Sementara Sidis menolak untuk hadir di pemakamannya.

Dalam hidupnya yang beranjak dewasa, Sidis mulai bekerja dengan gaji rendah sebagai pegawai administrasi. Meski telah berusaha hidup sederhana, sosoknya tetap masih banyak dikenali orang. Akhirnya dia jadi sering beralih pekerjaan.

Meski pinter banget, doi tetap mau merendah dan tidak sombong (brightside.me)

Tahun 1924, wartawan menemukan dia bekerja dengan upah 23 dollar AS per minggu. Hal itu kembali jadi perhatian media AS kala itu. Tapi waktu itu, mereka malah mengejek kecerdasannya dan mengatakan dia tidak mampu lagi melakukan apa-apa sebagai anak ajaib.

Tapi pemberitaan itu tidak benar. Sebab, sepanjang hidupnya, Sidis menulis banyak buku berharga menggunakan nama samaran yang berbeda. Tetap untuk rendah hati meski dia adalah "anak ajaib".

William James Sidis kemudian menjadi seorang sosialis. Dia menentang keras Perang Dunia I. Pada tahun 1919, Sidis sempat ditangkap karena protes yang berubah menjadi kekerasan di Boston. Sidis dijatuhi hukuman penjara selama 18 bulan.

Orang tuanya kemudian menemukan cara untuk membuatnya keluar dari penjara. Setela ditebus, orang tuanya mengurung Sidis di sanatorium mereka selama 2 tahun. Itu adalah hukuman baginya dari orang tuanya.

Sidis bekerja sebagai pegawai administrasi dengan gaji rendah (brightside.me)

William menghabiskan hidupnya dalam keadaan hancur dan benar-benar kesepian. Terasing dari keluarga, Sidis bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Meski dia bisa jadi orang yang penting dan mengubah dunia, hidup Sidis berakhir tragis. Dia meninggal dalam kematian yang malang pada usia 46 tahun dan tak dikenal sebagai orang penting macam Einstein atau Habibie.

Sidis diketahui meninggal akibat pendarahan otak tahun 1944. Tapi uniknya, ayahnya meninggal dalam kondisi yang sama.

Hidupnya berakhir tragis dan meninggal pada usia 46 tahun (brightside.me)