Kisah Jokowi dan Tukang Sapu di Solo yang Melegenda

Kisah Jokowi dan tukang sapu di Solo yang melegenda.

Banyak kisah melegenda di balik sejumlah tokoh sebelum jadi sesukses sekarang. Salah satunya adalah kisah melegenda dari Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi.

Ketika masih menjabat Wali Kota Solo dulu, lelaki kelahiran 21 Juni 1961 ini punya kisah melegenda yang banyak diingat orang sampai sekarang. Terutama karena jasa-jasanya.

Kisah yang cukup menyentuh hati ini pernah dialami seorang tukang sapu yang bertugas bersih-bersih di kantor Wali Kota Solo beberapa tahun yang lalu.

Pada suatu pagi, Jokowi terpaksa menyapu sendiri ruang kantornya. Dia mengambil sapu dan membersihkan kantornya sendiri lantaran sang tukang sapu belum datang juga ke kantor.

Tak lama kemudian, sang tukang sapu datang dengan tergopoh-gopoh. Wajahnya pucat. Sang tukang sapu juga berpikir bahwa atasannya itu akan memarahinya dan memecatnya.

Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Jokowi dengan santai malah menanyakan alasan tukang sapu itu terlambat datang. Sang tukang sapu menjawab bahwa anaknya sudah 5 hari belakangan sakit.

Dengan wajah santainya juga, Jokowi memanggil ajudan serta sopirnya. Sang tukang sapu itu kembali melanjutkan pekerjaannya.

Jokowi saat masih jadi Wali Kota Solo (kompasiana.com)

Di balik itu, ternyata Jokowi malah menuju rumah si tukang sapu. Jokowi pun bertemu dengan anak tukang sapu dan langsung dibawa ke mobil untuk selanjutnya dibawa ke rumah sakit.

Salah satu ajudan kemudian diminta kembali ke balaikota untuk menyampaikan pesan ke tukang sapu kalo anaknya sudah dibawa ke rumah sakit. Ya, setidaknya biar tukang sapu itu nggak kebingungan kalo anaknya tidak ada di rumah.

Jokowi kemudian membawa anak tukang sapu itu ke rumah sakit ditemani sang sopir. Sementara ajudan yang balik ke balaikota memberikan kabar itu pada sang tukang sapu. Tukang sapu itu kaget dan langsung pingsan.

Kisah Jokowi lainnya yang nggak kalah melegenda adalah ketika dirinya dilirik oleh jurnalis asal Inggris. Wajah Jokowi pun terpampang di majalah The Independent terbiatan 27 Januari 2014 lalu.

Jokowi pernah membantu tukang sapu di kantor Wali Kota (tribunnews.com)

Beritanya menulis bahwa Jokowi disamakan dengan "Mayor of London", Boris Johnson. Judulnya "On the Road to Power - Meet Joko Widodo, Indonesia's very own Boris Johnson". Berita itu ditulis oleh James Ashton dari Jakarta.

Berita itu turut menampilkan foto Jokowi sedang bersepeda menuju kantor gubernur. Yap, waktu itu Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hal ini mirip dengan apa yang dilakukan Wali Kota London, Boris Johnson yang bersepeda ke kantornya di pinggir Sungai Thames.

Kala itu, Jokowi juga telah mengeluarkan kebijakan untuk para pegawai DKI Jakarta agar menggunakan sepeda. Khususnya pada hari Jumat dalam upaya untuk mengurangi kemacetan Jakarta yang dinilai makin parah.

James Ashton menulis bahwa Jokowi adalah gubernur ibu kota yang mempersiapkan diri menaiki tangga politik berikutnya. Setelah bertemu banyak orang di Jakarta, Ashton percaya bahwa mantan Wali Kota Solo ini nantinya bisa jadi presiden Indonesia berikutnya.

Jokowi juga pernah sering jadi pemberitaan di luar negeri kala itu (kompas.com)

Dalam tulisannya, Ashton juga menceritakan kegiatan Jokowi. Dari rumah dinasnya, Jokowi menggoes sepedanya menuju Balaikota DKI Jakarta. Wartawan dan beberapa warga Jakarta lainnya pun setia mengikutinya.

Joko Widodo yang menjawab Gubernur DKI Jakarta sejak 2012 itu berusaha membujuk lebih dari 10 juta penduduk ibu kota yang terbiasa menggunakan kendaraan pribadi untuk naik sepeda.

James Ashton juga menulis karena dia adalah Joko Widodo, maka perjalanan menggunakan sepeda ke kantor telah menjadi tontonan bagi penduduk setempat dan wartawan yang mengikutinya hingga dia menghilang masuk ke dalam gedung Balaikota. Ashton menulis bahwa Jokowi tidak merasa keberatan menjadi pusat perhatian banyak orang.

Presiden RI yang merupakan pengusaha furnitur ini juga mendapatkan reputasi sebagai "Man of the People". Julukan ini lantaran Jokowi kerap melakukan "blusukan" ke lingkungan termiskin di kota hngga ke kantor-kantor pemerintah daerah.

Jokowi waktu masih menjawab Gubernur DKI Jakarta (kompas.com)

Para pendukungnya kala itu berharap Jokowi bisa menjadi calon presiden. Beberapa orang berpendapat bahwa ini adalah kesempatan terbaik Indonesia untuk menanggulangi masalah endemik korupsi dan kemiskinan.

James Ashton juga mengutip ucapan Jokowi soal ibu kota dan segenap permasalahannya.

"Masalah utama kami sekarnag adalah kebutuhan dasar manusia, banjir, kemacetan lalu lintas, dan kesenjangan antara kaya dan miskin di Jakarta yang sangat luas," kata Jokowi.

James Ashton menggambarkan Jokowi kala itu sebagai lelaki yang kurus dengan tatapan mata yang dalam, senang humor, dan suka melucu.

"Saya beruntung bisa berbicara dengannya," kata James Ashton.

Jokowi waktu blusukan (mediaindonesia.com)