Kuburan Warna-Warni Berhias Lampion Jadi Tempat Selfie, PWNU Tegaskan Ingat Mati

Kuburan unyu ini malah jadi tempat wisata dengan cat warna-warni dan lampion

Pernah kepikiran gak sih kalau makan dijadikan tempat wisata? Gimana menurut kalian? Bakaln hits apa malah dijulidin netizen karena gak sopan? Apalagi kan di makan kesannya suram gitu, mau jadi wisata horor??

Tapi ternyata ada loh makam yang udah kehilangan hawa seramnya. Terus dipakai buat selfie sama warga layaknya lagi mejeng ke tempat wisata.

Bukan, bukan karena efek corona gengs. Tapi emang makamnya jadi unyu banget!

Di Kota Madiun ada makam warna-warni gengs. Makam itu berada di Dukuh Nguwot, Kelurahan Tawangrejo Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun. Mencolok bin ngejreng gitu warnanya. Buat apa coba makan dihias-hias gini?

"Alhamdulillah ini dulunya memang terkesan seram, gelap dan langganan banjir. Kini berubah indah dengan warna-warni makamnya," terang Gunawan (66), Penasihat Pengurus Makam Kelurahan Tawangrejo dikutip dari detik,com.

Ada sekitar 200-an makam yang dicat dengan warna merah, kuning, hijau, dan ungu. Udah kayak lampu lalulintas kan gengs? Pantas aja warga pada selfie, kan jarang banget ada makam untu kayak gini.

Penampakan kuburan warna-warni (hops.id)

Bukan cuma makamnya yang unyu gengs, kalau malem juga gak bakalan gelap di makam ini. La pohon kambojanya saja dihias sama lampu lampion. Udah gitu di sepanjang pintu masuk ada tanaman-tanaman hias dan jalan paving  yang membuat kita bakalan merasa masuk taman wisata.

"Niki dalu njih sae lampu werna-werni boten serem (Ini kalau malam hari bagus ada lampu warna-warni jadi tidak seram," papar Nyono.

Ditambah dengan gazebo di tengah makam dengan genting berwarna merah cerah. Pantes aja warga beramai-ramai menjadikan tempat ini ajang berfoto dan selfie gengs.

Jalan paving dan tembok warna-warni (kuyou.id)

PWNU Jatim menegaskan, hal itu tidak dibenarkan dalam agama. Dibersihkan sih gak masalah gengs. Tapi bukan ajang tempat wisata.

"Itu jangan. Bisa menyebabkan tujuan untuk mengingat mati hilang," terang Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Safruddin Syarif.

"Makam itu adalah tempat kita mengingat kepada kematian. Makanya Kanjeng Nabi menganjurkan ziarah kubur. Jadi ziarah kuburlah kamu untuk mengingat mati. Kan kita akan mati juga," sambungnya.

Nah, bener tuh, harusnya bikin kita bisa merenung dan memikirkan hari kematian. Bukan hura-hura.

Kalau malem terang gengs (bombastis.com)