Kalau Bayi Besar Tanpa Interaksi Manusia, Bahasa Apa yang Akan Dia Gunakan? Penelitian Ini Menjawabnya!

Beberapa penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana manusia mempelajari bahasa.

Komunikasi lebih penting daripada apa yang kamu pikirkan. Bayangkan kalau gak ditemukan bahasa verbal. Kita semua pakai bahasa non verbal yang kadang bisa membingungkan.

Untuk menunjang kemampuan berkomunikasi manusia dilengkapi dengan kemampuan bicara. Mereka yang gak bisa bicara akan kesulitan berinteraksi. Anak yang tuli sejak lahir juga akan kesulitan bicara. Karena bahasa dipelajari bayi dari mendengar orang-orang disekitarnya.

Bagaimana kalau seseorang dari lahir hingga usia 18 tahun gak bicara dan berinteraksi dengan manusia? Misalnya kayak tarzan yang hidup di hutan bersama hewan? Bakalan bisa gak ya bicara bahasa manusia?

Eksperimen Frederick II yang merupakan kemajuan penting dalam bidang komunikasi. Dia memberikan jawaban mengenai apa yang terjadi pada bayi yang hidup tanpa ada interaksi dengan manusia.

Frederick II juga disebut "Kaisar Romawi Suci" adalah seorang raja selama era abad pertengahan (1194-1250). Tanpa disengaja, raja menemukan salah satu penemuan terbesar peradaban kita saat kita menyebutnya Eksperimen Perampasan Bahasa.

Pada abad XIII, Frederick ingin tahu apa itu "bahasa alami" manusia. Dia memutuskan untuk membuat percobaan untuk menjawab pertanyaannya. Lalu ia mengasuh lima bayi tanpa ada yang boleh mengajak mereka berbicara, bertukar informasi dan mengobrol.

Bayi yang baru lahir (littlemomentsbykatie.com)

Karena tidak adanya interaksi sosial dengan bayi yang dibesarkan, Frederick berharap menemukan apa yang akan menjadi bahasa alami kita.

Jadi bayi-bayi itu dibesarkan seperti bayi normal juga diberi makan tetapi tanpa interaksi manusia. Tanpa sentuhan, tanpa pembicaraan dan tanpa emosi: dunia yang sepenuhnya bisu.

Frederick percaya bahwa dengan menggunakan eksperimen semacam ini, ia akan dapat menemukan bahasa Adam & Hawa yang diberikan oleh Tuhan sendiri.

Setelah 3 tahun bereksperimen, hasilnya sangat buruk, ternyata, kelima bayi itu semuanya mati. Frederick II sangat kecewa dengan eksperimen itu. Seperti yang dia yakini sebagai kegagalan adalah salah satu penemuan terbesar dunia kita.

Dikatakan dia sedang berusaha menemukan bahasa apa yang akan diberikan kepada Adam dan Hawa oleh Tuhan.

Frederick II (commons.wikimedia.org)

Eksperimen-eksperimen itu direkam oleh biarawan Salimbene di Adam dalam Chronicles-nya, yang menulis bahwa Frederick merawat bayi-bayi tanpa ada interaksi. Lalu ingin mengetahui apakah bahasa yang akan digunakan sang bayi.

Apakah mereka akan berbicara bahasa Ibrani (yang ia anggap sebagai yang pertama), atau Yunani, atau Latin, atau Arab, atau mungkin seperti lidah orang tua yang melahirkan. Tapi hasilnya semua bayi mati.

Beberapa abad setelah eksperimen Frederick II, James IV dari Skotlandia dikatakan telah mengirim dua anak untuk dibesarkan oleh seorang wanita bisu yang terisolasi di Pulau Inchkeith, untuk menentukan apakah bahasa dipelajari atau bawaan.

Anak-anak dilaporkan telah berbicara bahasa Ibrani yang baik, tetapi para sejarawan skeptis dengan klaim ini. Eksperimen ini kemudian diulangi oleh kaisar Mughal Akbar, yang berpendapat bahwa kemampuan bicara muncul dari pendengaran, dengan demikian anak-anak yang dibesarkan tanpa mendengar ucapan manusia akan menjadi bisu.

Orang-orang bukan hanya "manusia biologis", kami juga "manusia sosial". Tanpa interaksi sosial kita tidak bisa hidup. Komunikasi sangat penting sehingga kita tidak dapat maju dan berkembang tanpanya. Dalam pengalaman ini, bayi membutuhkan komunikasi dan akibatnya mereka mati karena kurangnya interaksi, mereka membiarkan diri mereka mati.

Tarzan (hipwallpapper.com)