Sejarah Teh Celup yang Ternyata Tercipta secara Tidak Sengaja Pake Kain Sutra, Begini Kisahnya ...

Sejarah teh celup yang ternyata tercipta secara tidak sengaja pake kain sutra. Begini kisahnya ....

Setidaknya ada dua pilihan minuman yang lazim dikonsumsi orang-orang di pagi hari. Kalo nggak kopi, ya teh. Kedua minuman ini sangat populer sejak lama, bahkan punya sejarah yang amat panjang.

Tapi kali ini, kita mau bahas teh yang punya sejarah panjang pula. Teh, seperti halnya kopi, identik dengan pagi hari sebelum beraktivitas. Bisa juga diminum sambil ditemenin kudapan.

Minuman ini telah dikonsumsi banyak orang di berbagai belahan dunia. Bahkan ada banyak tradisi minum teh, mulai dari Inggris hingga Jepang. Jenisnya juga banyak.

Teh juga udah jadi bagian dari konsumsi favorit masyarakat Indonesia. Jadi nggak heran deh kalo ada banyak banget perusahaan yang memproduksi teh. Termasuk berbagai macam inovasi tampilan atau rasa.

Soal inovasi rasa, teh bisa dicampurkan dengan berbagai rasa. Bisa buah-buahan, bisa juga bunga. Tapi dalam inovasi tampilan, kita mengenal teh celup yang ternyata tercipta secara tidak sengaja. Kok bisa?

Seperti banyak diketahui, teh adalah salah satu minuman yang mengandung kafein. Bahan bakunya adalah daun, pucuk daun, atau tangkai daun teh yang bernama latin Camellia sinesis. 

Sebelum jadi segelas teh, semua bahan baku itu telah melewati proses pengeringan dulu. 

Upacara minum teh di Jepang (roughguides.com)

Nama Camellia diambil dari nama pendeta Georg Kamel, S.J., seorang misionaris sekaligus botanis. Meski namanya diambil, Georg Kamel bukanlah penemu dari tumbuhan itu. Nama Camellia diberikan oleh Carolus Linnaeus sebagai penghargaan atas kontribusi Georg Kamel dalam dunia sains. 

Sementara 'sinesis' dimabil dari bahasa latin yang berarti 'China'.

Jaman dulu, orang-orang minum teh dibuat di dalam sebuah wadah besar atau teko yang telah diisi air panas. Kemudian, seikat daun teh dimasukkan ke dalamnya. Setelah itu, teh yang telah larut bersama air dituangkan ke dalam gelas atau cangkir.

Tapi kini, teh bisa dibuat dengan cara praktis. Kita tinggal siapkan gelas atau cangkir dan menyeduh teh celup aja. Cepat dan mudah.

Daun teh biasanya dikeringkan dulu sebelum jadi segelas teh (mentalfloss.com)

Nah, inovasi ini berawal dari ketidaksengajaan yang dilakukan oleh seorang importir teh asal Amerika Serikat bernama Thomas Sullivan. Sebagai importir asal New York, Thomas akrab banget sama teh. Dia juga sering mengirimkan sampel daun teh miliknya kepada beberapa konsumennya menggunakan kaleng besi.

Tetapi di kemudian hari, Thomas ingin menghemat biaya pengemasan. Akhirnya, Thomas mengganti kemasan kaleng besi tadi dengan kantong kecil dari kain sutra. Di dalam kantong sutra itu udah dimasukkan daun teh.

Sayangnya, nggak semua pelanggan Thomas paham dengan pengemasan model baru itu. Kebanyakan dari mereka malah membuka kain sutra itu dan mengeluarkan isi tehnya. Tapi, ada juga yang langsung mencelupkan kain berisi teh tadi ke dalam yang telah dimasukkan air panas.

Teh celup punya sejarah uniknya sendiri (washingtonpost.com)

Sebagian orang yang tahu model baru pengemasan teh Thomas Sullivan ini langsung antusias. Inovasi Thomas pun disambut baik dan meminta Thomas melanjutkan inovasinya yang kreatif itu.

Cuma masalahnya, kain sutra dianggap terlalu mahal. Akhirnya, pengemasan teh itu diganti menggunakan kain kasa. Sejak itulah banyak orang memilih untuk menyeduh teh celup.

Meski begitu, siapa orang yang menemukan teh celup sebenarnya ada dua versi dan bukan cuma Thomas Sullivan. Ada satu lagi orang yang menemukan bernama Roberta C. Lawson dan Mary Molaren dari Milwaukee.

Thomas Sullivan, dialah yang gak sengaja nemuin teh celup (wikimedia.org)

Dua orang ini bahkan telah mematenkan inovasi tersebut sebelum Thomas Sullivan. Penggunaan kainnya pun sama dengan kemasan teh celup milik Thomas Sullivan.

Entah siapa yang lebih dulu menemukan, yang pasti penemuan teh celup adalah ide brilian kala itu dan bikin hidup jadi lebih praktis sampe sekarang. Kita jadi nggak perlu repot-repot menyaring teh lagi deh.

Akhirnya, jadi deh teh celup yang kita kenal sampe sekarang (standard.co.uk)