Indonesia punya sejarah yang besar di masa silam. Tapi siapa sangka kalo ternyata ada satu sejarah yang menceritakan betapa leluhur kita juga pernah nge-prank ke musuhnya.
Kita baru tau istilah nge-prank ya belakangan ini. Tapi ternyata praktik ini udah dilakukan dari dulu. Terutama ketika masa kerajaan Singosari dan Majapahit yang melegenda.
Strategi nge-prank ini dilakukan oleh Raden Wijaya saat menghadapi tentara Mongol yang menyerang Tanah Jawa. Kisah tentang Raden Wijaya yang nge-prank ke tentara Mongol ini dituliskan kembali dalam utas kocak oleh akun Twitter @xximbecile.
Sumpah, sejarah yang lebih sering diceritain serius ini jadi kocak banget gengs. Kublai Khan, pemimpin tentara Mongol yang ditakuti disebut sebagai 'om-om gendut'. Wkwkwk.
"Jadi awalnya ada om-om gendut Kublai Khan minta upeti dari Singosari. Waktu itu raja Singosari masih dipegang Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara Wikrama Dharmatunggadewa atau nama kerennya Raja Kertanegara," tulis akun @xximbecile pada 21 Mei 2020 lalu.
Utas kocak ini berlanjut ke permasalahannya. Masalahnya adalah, pasukan Kublai Khan berjumlah 30.000 orang yang dibawa menggunakan 1.000 armada kapal. Tapi parahnya, kunjungan diplomatik orang Mongol itu ditolak semua sama Raja Kertanegara.
Mungkin, ini adalah penyebabnya: "Bahkan, sebelum kirim tentara, salah satu diplomat Mongol dibakar mukanya + dipotong kuping sama hidungnya sm Kertanegara sendiri. Savage."
Akun @xximbecile menulis bahwa Mongol punya kebijakan untuk balas dendam. Sebab, mereka dari awal udah memperingatkan kalo diplomatnya diapa-apain, berarti mereka siap berperang.
Pasukan Kublai Khan pernah tiba di Tanah Jawa (Twitter @xximbecile)
Misi orang-orang Mongol ke Tanah Jawa adalah menyerang kerajaan dan mengambil alih kerajaan milik Kertanegara seutuhya. Rencananya, mereka cuma mau ganti Raja Kertanegara dengan raja yang lebih 'nurut' kepada Mongol.
Masalahnya, dibutuhkan waktu 3 tahun untuk tiba di Jawa. Soalnya terkait jarak yang sangat jauh, birokrasi, dan tentara Mongol banyak banget.
Sayangnya, Raja Kertanegara yang jadi target pasukan Kublai Khan udah meninggal sebelumnya. Kerajaan Singosari pun sudah jatuh ke tangan Kerajaan Kediri setelah serangan besar-besaran.
"Nah tp kepalang tanggung nih kan tentara Mongol. Udh jauh2 kesini eeee surprise motherfucker. Mau pulang tengsin juga.
Yaudah, akhirnya mereka nyerang Kediri aja. Abis-abisan."
Yap, Kediri yang diserang tentara Mongol itu emang nggak tau apa-apa. Serangan mendadak itu membuat Kediri jatuh ke tangan Mongol dalam waktu singkat.
Mereka bermaksud untuk menyerang Kerajaan Singosari (pinterest.com)
Tapi tiba-tiba ada surat aneh yang datang ke 'camp' Mongol. Sebab, pengirim surat aneh itu adalah pewaris tahta Singosari yang tidak lain adalah "The Great Raden Wijaya". Raden Wijaya mengaku sebagai anak tiri atau menantu dari Kertanegara. Bahkan dia juga mengaku sebagai keturunan atau reinkarnasi dari Dewa Wisnu.
"Nah disini dia bilang dia udh nunggu banget tentara Mongol, karena dia emang udh rencana mau ngasih Singosari ke Kublai Khan," tulis akun @xximbecile.
"Nah, terus dia curhat... 'Masalahnya, my Mongol brothers, I lagi dikepung nih di Istana. Gabisa keluar lol. Kalo keluar mati hhe. Jadi boleh minta jemput ga??'."
Akhirnya, pasukan Kublai Khan setuju menjemput Raden Wijaya dan menyelamatkan Kediri. Tentara Mongol pun bakal bantuin Singosari dan membangunnya dari nol. Tentara Mongol juga udah kepalang tanggung ada di Jawa dan mau pulang jauh banget.
Tentara Mongol juga telah diprediksi akan membantu Raden Wijaya. Sebab, persediaan makanan mereka juga kian menipis. Mereka disebut tak punya rencana perang berlama-lama di luar tanah mereka.
Yang bikin seru dari pertemupuran ini adalah karakter Raden Wijaya yang sejak dulu dikenal sebagai tukan tipu dan bermuka dua. Itulah sisi lain dari raja yang populer, karismatik, dan pekerja keras ini.
Kublai Khan, om-om gendut dari Mongol (zbrushcentral.com)
"Nah tp sebenernya Raden Wijaya juga ga desperate2 amat. Dia juga punya tentara, dan pas ibukota Singosari diserang, dia sm tentaranya lagi ga disitu." Bahkan Raden Wijaya dikisahkan membangun aliansi dengan Pangeran Kediri yang membela pemberontak.
Ini dilakukan karena tentara dan Raden Wijaya sendiri butuh 'rumah'. Deal-deal-annya, kalo Kediri membantu mereka, Singosari bakal jadi bawahan kediri.
Nah, ketika sedang mengungsi di dekat Sungai Brantas, seorang tentara Raden Wijaya pun memakan buah yang rasanya pahit. Terus dibuang. Akhirnya jadilah nama kerajaan baru yaitu Majapahit dari nama buah Maja yang rasanya pahit itu.
Kisah selanjutnya, Raden Wijaya ini emang licik banget. 30 ribu tentara Mongol pun menyergap Kediri dan Raden Wijaya langsung bergabung dengan Mongol. Kediri dihabisin semua, termasuk 'royal family' Kediri. Raden Wijaya menang banyak.
Sketsa Raden Wijaya, kira-kira beginilah tampangnya (Twitter @xximbecile)
Setelah serangan selesai, Mongol meminta bayaran kepada Raden Wijaya. Mereka mau pulang dan harus balik dengan sejumlah upeti. Tapi Raden Wijaya keliatannya ngentengin banget, dia bilang bahwa upetinya ada di rumahnya, di Kerajaan Majapahit dekat Sungai Brantas.
Dia pun mengajak Mongol Brothers itu ke rumahnya. Jadilah Mongol Brothers itu jalan kaki lewat hutan-hutan lebat ke Majapahit. Sementara Raden Wijaya tetap menyiapkan taktik menghancurkan mereka.
Raden Wijaya sendiri sadar bahwa kebanyakan tentara Kublai Khan ini adalah pasukan pemanah berkuda. Kalo nggak ada kuda, mereka nggak ada apa-apanya. Udah lemah banget, lelah, jalan kaki, susur hutan lebat, di daerah kekuasaan Majapahit pula.
"Tentara Mongol kena surprise attack, hit and run, berbulan bulan, siang, malem, hujan, penyakit." Apalagi persediaan makanan udah tipis, kondisinya juga udah parah banget. Sampe Majapahit pun kondisi mereka udah ambyar semua dan langsung disikat habis sama Majapahit.
Inilah beberapa peninggalan Kerajaan Majapahit (satujam.com)
Sisa tentara Mongol yang ada di Majapahit pun merasa bahwa misi mereka udah selesai untuk menghancurkan kerajaan hingga menunjuk raja baru yang nurut tadi. Akhirnya mereka semua kembali ke Mongol dan gak pernah balik lagi ke Tanah Jawa.
Mereka nggak mau ada perang saudara lagi. Lagian biaya untuk berangkat dan menyerang ke Tanah Jawa mahal banget. Mereka jadi kayak pura-pura lupa sama serangan ke Jawa hingga akhirnya Kerajaan Majapahit dimulai dari situ.
Akun Twitter @xximbecile juga menulis, "Majapahit 100" dibangun pakai prank."
Akhirnya berjayalah Kerajaan Majapahit (indephedia.com)