Satu Keluarga Di Solo Tinggal Di Bangunan Bekas Gudang Es yang Terlantar, Suka Ada Penampakan

Agus dan keluarganya tinggal di gudang es yang udah berlumut da atapnya rusak. Sering lihat penampakan.

Satu keluarga rela tinggal di bangunan yang udah ditingkalkan dan gak layak digunakan. Kalau gubuk tua mungkin masih mending ya gengs. Keluarga ini tinggal di bangunan terlantar yang angker sekaligus.

Agus Prayitno (35) bersama istrinya yang bernama Kecup Ani Noviyanti (36) dan tiga anaknya yang masih kecil tinggal di bangunan bekas gudang es di kawasan Jajar, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah. Keadaan mereka cukup memperihatinkan.

Mereka tinggal di bangunan tua yang udah berlumut ini selama lima tahun. Mereka sekeluarga udah tinggal di bangunan ini sejak tahun 2015 dan baru mendapatkan perhatian sekarang ini.

Agus dan keluarga awalnya tinggal di sebuah rumah indekos di kawasan Karangasem, Laweyan. Tempat tinggalnya itu bakalan dijual sama yang punya. Agus yang gak punya kerjaan akhirnya harus pergi dan tinggal gudang tersebut.

"Dulunya saya pengamen di daerah sekitar sini. Jadi setiap hari saya tidur di sini. Jadi saya tahu lokasi ini karena dulunya pernah di sini," kata Agus.

"Cari kerjaan belum dapat. Dari pada tidak dapat tempat tidur mendingan saya dan keluarga menempati bangunan ini. Saya kasihan sama anak-anak. Saya punya anak tiga. Pertama usianya delapan tahun, lima tahun dan 1,5 tahun," kata Agus.

Bangunan berukuran 10 x 6 meter persegi dikelilingi oleh tumbuhan semak belukar. Sekelilingnya berlumut dan tampak kotor gengs, model bangunan tua yang angker gitu deh. Berlumut dan berjamur di mana-mana dan kondisi atapnya juga udah rusak.

Tempat tinggal Agus (intisari.com)

Bagian pintunya udah rusak juga gak ada engselnya gengs. Gak dikunci juga karena merasa gak ada barang berharga, jadinya Agus gak memperbaiki pintunya. Kalau masuk ke dalam isinya cuma satu ruangan. Gak ada sekat buat bagian tempat tidur, dapur dan ruang tamu. Beneran cuma bangunan satu berbentuk kotak.

Agus dan keluarganya hanya tidur beralaskan kasur tipis. Bangunan yang sekelilingnya ditumbuhi semak belukar itu juga horor gengs. Agus sekeluarga dulunya sering lihat penampakan hantu.

Kini dia dan keluarga malah udah terbiasa kalau ada penampakan dan hal-hal aneh terjadi.

"Partama-tama di sini itu sering melihat ada penampakan hantu. Tapi lama-lama sudah terbiasa," kata Agus dikutip dari Kompas.com.

Sering melihat penampakan (blog.gaijinpot.com)

Agus pernah berprofesi sebagai tukang tambal ban yang jaraknya ada di dekat bangunan bekas gudang es itu. Tapi gak berjalan dengan lama. Kini Agus bekerja di angkringan dan bekerja mulai pukul 14.30 WIB dan pulang pukul 00.00 WIB.

"Setiap hari saya dapat upah Rp 60.000. Tapi, uangnya diberikan setiap satu minggu sekali. Uang itu saya buat beli makan dan biaya hidup keluarga sehari-hari," tutur dia.

"Saya difasilitasi sepeda motor sama pemilik wedangan. Jadi sekarang tidak lagi pakai sepeda kayuh. Berangkat pakai sepeda motor," tambahnya.

Sampai sekarang Agus belum pernah mendapatkan bantuan karena KK nya masih jadi satu sama keluarga. Keluarganya juga udah dapat bantuan.

Angkringan (makanpakreceh.com)