Emotional intelegent yang baik akan membuatmu lebih mudah mengontrol perasaan dan memperlakukan oang lain dengan baik. Jika kamu mudah marah dan merasa iri dengan orang lain itu juga tanda kamu harus belajar menontrol emosi dan perasaan.
1. Mengkritik Orang Lain
Mengkritik orang lain sering kali merupakan mekanisme pertahanan bawah sadar yang ditujukan untuk mengurangi rasa tidak aman kita sendiri loh gengs.
Berfikir kritis emang marupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki. Gak selalu merupakan hal yang buruk untuk berpikir dengan hati-hati dan kritis tentang dunia di sekitar kita.
Tetapi terlalu banyak kritik, khususnya kebiasaan bersikap kritis terhadap orang lain bisa jadi kurang baik. Bisa bikin kita berpikiran sempit dan buta, terutama bagi diri kita sendiri.
Salah satu alasan mengapa begitu mudah untuk mengkritik orang lain adalah karena hal itu membuat kita merasa baik. Membuat orang lain terlihat buruk adalah alih0alih membuat diri sendiri merasa lebih baik.
Ketika kita mengkritik gaya orang lain, itu juga menunjukkan kalau diri kita seleranya lebih baik dari dia gengs. Tanpa disadari oleh diri sendiri.
Di sisi lain, orang yang cerdas secara emosi dan sadar diri memahami bahwa mengkritik orang lain hanyalah mekanisme pertahanan primitif. Dan bahwa ada cara yang jauh lebih baik, lebih produktif untuk menghadapi kecemasan dan rasa tidak aman kita.
Mengkritik orang lain (psychology-spot.com)
2. Khawatir tentang masa depan
Khawatir tentang masa depan berarti hidup dalam penyangkalan tentang sifat kehidupan yang secara mendasar tidak pasti. Sebagai manusia, kita mendambakan keteraturan dan kepastian.
Khawatir tentang masa depan tanpa melakukan apapun justru bukan kegiatan yang produktif. Merencanakan masa depan hingga tua gak bisa jadi patokan seperti apa hidup akan berjalan. Karena hidup selalu dinamis.
Ketika kamu berhenti bersikeras agar dunia dan hidup selalu berjalan sesuai kehidupanmu. Lebih baik mengikuti kehidupan secara dinamis.
Khawatir tentang masa depan (siyli.org)
3. Merenungkan masa lalu
Merenungkan kesalahan masa lalu ternyata adalah upaya kontrol yang salah arah loh gengs. Sama seperti kita manusia yang menginginkan ketertiban dan kepastian, kita juga mendambakan kontrol.
Kebanyakan orang yang terjebak merenung tanpa henti tentang kesalahan dan kegagalan masa lalu tidak benar-benar percaya bahwa mereka dapat mengubah masa lalu.
Jika kamu ingin melanjutkan hidup dengan bahagia, kamu harus menerima masa lalu. Hidup dengan masa kini dan melakukan hal-hal yang lebih baik.
Lakukan sesuatu yang bermanfaat, saat ini, sekecil apa pun dan tahan godaan untuk mengulang adegan lain dari masa lalu. Masa lalu ya biarlah berlalu.
4. Mempertahankan harapan yang gak realistis
Harapan yang gak realistis adalah upaya sesat untuk mengendalikan orang lain. Sama seperti merenung adalah upaya untuk mengendalikan masa lalu dan bagaimana perasaan kita tentang hal itu, harapan yang gak realistis biasanya merupakan upaya halus untuk mengendalikan orang lain.
Tentu aja, sebagian besar orang dengan harapan yang tidak realistis tidak melihatnya seperti itu. Bisa aja mikirnya memiliki harapan pada orang lain adalah langkah positif percaya padanya. Padahal gak selalu kayak gitu.
Kamu punya gagasan tentang apa yang seharusnya dilakukan atau dicapai oleh orang lain dalam hidup. Itu berarti kamu menghabiskan waktu membuat cerita di kepalamu tentang apa yang harus dilakukan orang lain. Lalu kalau mereka gak memenuhi ekspektasi kamu jadi kecewa sendiri.
Kita gak bisa mengendalikan hidup orang lain, bahkan hidup kita sendiri juga gak pasti.
Mempertahankan harapan (pastors.com)