Sejarah dan Kandungan Shampo, Apa Keramas Itu Beneran Perlu?

Apa keramas itu harus pakai shampo? Sementara banyak shampo dengan kandungan detergen.

Apakah shampo bener-bener diperlukan biar bisa punya kulit kepala yang sehat dan rambut yang sehat? Mari kita bahas gimana sejarah shampo dan bahan apa aja yang ada di dalamnya ya gengs.

Shampoo, seperti yang kita kenal hari ini, sebenenya termasuk penemuan baru loh. Menurut Museum Nasional Sejarah Amerika, Drene, sampho sintetis pertama, hanya diperkenalkan di Amerika Serikat pada 1930-an. Sebelum itu, rambut biasanya dicuci dengan sabun batang.

Kebayang gak kalau sekarang masih pakai sabun batang?

Sabun batangan tradisional terbuat dari lemak dan alkali hewani. Ketika dicampur dengan air keras, meninggalkan sisa sabun yang sulit dibilas pada rambut. Bikin rambut terasa kasar dan kering. Coba deh kalau gak pecaya.

Karena pakai sabun gak enak jadi dibuatlah shampo gengs. Shampo bisa menghilangkan minyak dan kotoran yang tidak diinginkan dari rambut dan kulit kepala. Selain itu juga bisa bikin rambut lembut, halus dan mudah diatur.

Agar menyenangkan bagi konsumen, sampo hari ini diharapkan dapat melakukan beberapa hal. Gak cuma membersihkan aja gengs. Tapi juga memperindah rambut, bikin rambut brekilau, wangi, lembut, dan mudah diatur.

Semua shampo mengandung bahan aktif permukaan yang disebut surfaktan. Bahan ini yang punya tugas membersihkan rambut. Saat dilarutkan dalam air, surfaktan menurunkan tegangan permukaan antara air, cairan berminyak dan partikel padat yang harus dicuci.

Shampo untuk rambut (functionofbeauty.com)

Surfaktan larut dalam air dan larut dalam minyak. Jadi bisa menghubungkan antara air dan sebum yang berminyak, kotoran, dan kulit yang mengelupas pada kulit kepala.

Surfaktan yang berbeda memiliki karakteristik yang berbeda pula. Jumlah dan jenis surfaktan akan menentukan kemampuan produk untuk membersihkan dan mengondisikan rambut. Setiap surfaktan memiliki potensi sendiri untuk menyabun serta menyebabkan kekeringan atau iritasi.

Surfaktan yang digunakan dalam formulasi sampo dapat dikategorikan ke dalam lima kelompok dasar. Setiap surfaktan memiliki kemampuan berbeda untuk membersihkan, kondisi, dan kemampuan menghasilkan busa.

Kalau kamu suka yang busanya dikit apa banyak gengs?

Shampo sering diformulasikan dengan banyak surfaktan untuk mengakomodasi berbagai tingkat pembersihan dan pengkondisian berdasarkan jenis rambut. Misalnnya rambut normal, berminyak, dikeriting, diwarnai, atau rusak.

Karamas pakai shampo (hairfinder.com)

Apa risiko kesehatan dari keramas dengan sampho sintetis?

Meskipun tidak ada risiko kesehatan yang diketahui secara keseluruhan, ada efek dari paparan harian terhadap bahan-bahan shampo. Jadi, jawabannya tidak diketahui.

Namun, diketahui bahwa terlalu banyak keramas bisa merusak rambut. Jadi, kalau kamu kulit kepala yang sehat, apakah bener-bene perlu mencuci rambut dengan shampo? Bagi sebagian orang, jawabannya adalah TIDAK.

Faktanya, selama beberapa tahun terakhir, para pendukung metode 'no-poo' mendukung bahwa tidak ada alasan medis untuk mencuci rambut dengan shampo sintetis dan bahwa melakukan hal itu semata-mata ditentukan oleh norma budaya.

Shampo hanya menjadi kebutuhan sehari-hari dalam setengah abad terakhir. Hanya sedikit, jika ada, penelitian yang membuktikan manfaat kesehatan dari keramas sebagai bagian dari kebersihan harian kita.

Gak ada bukti yang baik bahwa menggunakan shampo memiliki manfaat atau risiko kesehatan. Namun, shampo modern bisa sekaligus bikin rambut bersih, halus, mudah diatur. Produk sintetis penuh dengan bahan kimia.

Jadi kembali sama kamu mau pilih shampo jenis apa atau bahkan gak pake shampo. Soalnya saat ini udah ada shamp yang alami dan dari bahan-bahan yang lebih minim kimia.

Shampo natural (humanheartnature.com)