Hutang Indonesia sering menjadi perbincangan yang menarik. Kalau ada pengumuman Indonesia akan berhutang lagi untuk membangun sesuatu, banyak masyarakat yang reaksi negatif. Utang teroozzz, gitu. Meski udah dibayar, tetap saja negara kita ini utangnya banyak dan bisa semakin banyak.
Besarnya utang luar negeri warisan rezim Orde Lama membuat Soeharto melakukan bernegosiasi. Membentuk tim terdiri dari Sri Sultan Hamengkubuwono dan Adam Malik. Bertugas untuk bernegoisiasi dengan kreditur. Akhirnya para kreditur untuk memberi kesempatan kepada Indonesia mencicil utang. Dari pembicaraan kemudian juga disepakati untuk membentuk Kelompok Antarpemerintah bagi Indonesia.
Kelompok Antarpemerintah bagi Indonesia
Setelah Era Orde Lama, keadaan Indonesia sangat gak stabil. Salah satunya memang sektor pertanian. Inflasi yang luar biasa mencapai 650 persen membuat harga barang sangat tinggi. Warisan hutang yang sudah besar dan ekspor melemah membuat keadaan semakin buruk.
Soeharto menyiapkan beberapa langkah untuk membebaskan Indonesia dari belitan krisis ekonomi ang semakin parah. Langkah pertama yang dilakukan Soeharto adalah mengubah arah haluan ekonomi dari pro-Timur jadi pro-Barat. Soeharto membentuk badan khusus untuk menangani masalah ekonomi.
Setelah itu mulai mencari cara untuk mendapatkan bantuan luar negeri. Bernegosiasi dengan kreditur dan pendonor untuk membantu Indonesia.
Terbentuklah Kelompok Antarpemerintah bagi Indonesia dalam bahasa Inggris disebut dengan Intergovernmental Group on Indonesia (IGGI). Didirikan sejak tahun 1967. Dibentuk oleh Amerika Serikat untuk mengkoordinasikan dana bantuan multilateral kepada Indonesia.
Kelompok Antarpemerintah bagi Indonesia pertama kali mengadakan pertemuan pada 20 Februari 1967 di Amsterdam. Sri Sultan Hamengkubuwono IX berangkat sebagai wakil dari Indonesia.
Kelompok Antarpemerintah bagi Indonesia (en.wikipedia.org)
Awalnya pertemuan ini dilakukan setahun dua kali di periode 1967 hingga 1974. Setelah itu cuma dilakukan sekali setahun karena perekonomian Indonesia udah membaik.
Selama 25 tahun, sokongan utang dari IGGI untuk Indonesia berjalan dengan baik. Hingga pada 1992, hubungan baik itu retak karena mulai dikatikan dengan isu politik dan HAM. Puncaknya karena Tragedi Santa Cruz di Timor Timur, November 1991.
Pada Maret 1992, pemerintah Indonesia mengumumkan bakal menolak bantuan Kelompok Antarpemerintah bagi Indonesia kalau organisasi tersebut masih diketuai Belanda.
Kelompok Antarpemerintah bagi Indonesia kemudian diganti sama Consultative Group on Indonesia (CGI). Kelompok Antarpemerintah bagi Indonesia dinyatakan tidak berfungsi lagi oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 25 Maret 1992.
Pemimpin Indonesia era orde lama dan orde baru (chd-expert.com)
Keputusan ini semakin bulat setelah Ketua IGGI, Jan Pronk, mengecam tindakan Indonesia karena pembunuhan pengunjuk rasa di Timor Timur tahun 1991.
Dibubarkannya Kelompok Antarpemerintah bagi Indonesia karena bahwa Indonesia tidak dapat menerima kredit atau bantuan ekonomi bila dikaitkan dengan hak asasi manusia atau bila bersifat mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.
Karena keadaan ekonomi Indonesia yang belum stabil benar, lembaga tersebut digantikan sama Consultative Group of Indonesia (CGI), dengan ketua dari Bank Dunia.
Utang untuk mengatasi kelemahan ekonomi (scaleup-india.com)