Konferensi Wannsee Di Berlin, Awal dari Pembunuhan Massal Yahudi

Konferensi Wannsee di Berlin adalah pertemuan untuk membahas pembunuhan massal Yahudi.

Konferensi Wannsee di Berlin adalah acara pertemuan para pejabat Nazi. Konferensi ini berlangsung pada 20 Januari 1942. Pertemuan ini digelar untuk membahas solusi akhir untuk apa yang disebut "pertanyaan Yahudi" (Judenfrage).

Konferensi Wannsee Di Berlin

Pada 31 Juli 1941, pemimpin Nazi Reichsmarschall Hermann Göring telah mengeluarkan perintah kepada Reinhard Heydrich, pemimpin SS (pasukan paramiliter Nazi) dan kepala Gestapo (Polisi Rahasia). Untuk membuat rencana mengenai masalah Yahudi ini.

Konferensi Wannsee di Berlin dihadiri oleh 15 birokrat senior Nazi yang dipimpin oleh Heydrich. Termasuk Adolf Eichmann, kepala urusan Yahudi untuk Kantor Keamanan Pusat Reich.

Konferensi Wannsee di Berlin ini menandai titik balik dalam kebijakan Nazi terhadap orang-orang Yahudi. Sebelumnya Nazi berfikir untuk mendeportasi semua orang Yahudi Eropa ke pulau Madagaskar, di luar Afrika. Rencana sebelumnya juga Nazi ingin menjadikan orang-orang Yahudi buruh.

Orang-orang yang duduk di meja konferensi Wannsee di Berlin termasuk di antara elit Reich. Lebih dari setengahnya memiliki gelar doktor dari universitas Jerman. Mereka mendapat informasi tentang kebijakan terhadap orang Yahudi.

Di antara lembaga-lembaga yang diwakili konferensi Wannsee di Berlin adalah Departemen Kehakiman, Kementerian Luar Negeri, Gestapo, SS, Kantor Ras dan Pemukiman Kembali, dan kantor yang bertugas mendistribusikan properti Yahudi.

Konferensi Wannsee Di Berlin (time.com)

Turut hadir pula pada konferensi Wannsee di Berlin adalah perwakilan dari Pemerintah Umum, administrasi pendudukan Polandia, yang wilayahnya mencakup lebih dari 2 juta orang Yahudi. Kepala kantor Heydrich untuk urusan Yahudi, Adolf Eichmann, menyiapkan catatan konferensi.

Setelah konferensi Wannsee di Berlin itu dilakukan invasi besar-besaran pada Yahudi. Pembunuhan besar-besaran terhadap pria, wanita dan anak-anak dimulai. Tetapi pada bulan November 1941, kebijakan Jerman terhadap orang-orang Yahudi berubah arah.

Pembunuhan massal oleh tembakan gagal memenuhi harapan Nazi. Pada saat itu juga, kepemimpinan Nazi menyadari bahwa Blitzkrieg belum berjalan dengan baik, bahwa perang melawan Uni Soviet tidak akan berakhir dengan cepat, dan bahwa pembunuhan dengan tembakan tidak cukup efisien dan gagal mencapai tujuannya.

Pembunuhan massal Yahudi (theholocaustexplained.org)

Akibatnya, keputusan dibuat pada bulan November atau Desember untuk beralih ke pembunuhan sistematis dan terorganisir dalam skala industri. Ngeri banget gengs hasil dari konferensi Wannsee di Berlin.

Musim panas 1941, Rudolf Höss, komandan kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau menerima perintah untuk mengeksplorasi metode baru pembunuhan massal menggunakan gas beracun. Jerman telah menggunakan gas dalam Program Euthanasia dan telah membunuh puluhan ribu orang cacat fisik dan mental.

Eksperimen pertama dengan pembunuhan massal dengan gas dilakukan di Auschwitz pada September 1941. Para korban percobaan adalah tahanan perang Soviet. Jerman memompa Zyklon B, gas sianik, ke ruang tertutup dan dalam beberapa menit para korban semuanya terbunuh.

Nazi membunuh menggunakan gas beracun (mirror.co.uk)