5 Perbedaan Antara Sedih dan Depresi, Kamu yang Mana?

Kayaknya emang mirip, tapi aslinya beda kok. Gini cara bedainnya.

Depresi bisa dialami siapa saja. Di antara orang-orang yang kelihatannya baik-baik saja, tersenyum dan tertawa setiap hari. Gak ada yang tahu kalau setiap malam mereka sedih dan gak bisa tidur.

Melewati malam yang suram dan kesepian. Lalu besoknya tertawa lagi seakan hidupnya baik-baik saja.

Depresi gak memandang ras, suku, budaya, jenis kelamin, kaya atau miskin. Bisa terjadi pada siapa aja.

Kondisi ini dapat diatasi baik dengan bantuan profesional maupun dukungan dari keluarga dan teman-teman.

Beberapa orang mengalami depresi dan hidup dalam gelapnya depresi. Ada juga yang berhasil mengatasinya dan bisa terbuka pada keluarga atau sekitarnya. Jadi bisa dapat bantuan.

Bagi yang menyerah dan merasa gak ada jalan, hasil akhirnya bisa bunuh diri. Akhir-akhir ini bahkan udah 3 bintang K-Pop yang bunuh diri. Padahal kalau dilihat, mereka terkenal dan kaya. Bukankah harusnya hidup bahagia?

Nyatanya gak juga tuh.

Depresi ini beda dengan sedih. Beberapa dari kita mengaku depresi tetapi nyatanya ya cuma sedih aja. Belum sampai ke tingkat depresi. Teru apa bedanya?

Dikutip dari Inspiringtips.com, ini 5 perbedaan depresi dan sedih.

1. Konstan, perasaan tidak aman dan tidak penting yang berulang.

Orang yang merasa sedih dan mengalami depresi mengalami fase rasa tidak aman dan tidak penting, tetapi tetep ada bedanya.

Ketika seseorang sedih, adalah normal baginya untuk berkubang dalam rasa sakit, berpikir bahwa mereka tidak dicintai, atau bahwa mereka tidak penting bagi orang lain.

Tapi perasaan ini cuma sementara. Orang yang sedih akan bisa bangkit lagi. Semangat lagi. Mereka akan mencari cara untuk memperbaiki diri. Bisa dengan cara berolahraga, mempelajari keterampilan baru, pindah ke tempat baru, atau menemukan pekerjaan baru.

Sebaliknya, orang depresi berlama-lama dengan perasaan sedih juga rasa tidak aman dan tidak penting. Alih-alih memikirkan cara untuk keluar dari keadaan mereka saat ini, mereka akan terus mengikuti arus kesedihan.

Mereka merasa bahwa apa pun yang mereka lakukan, mereka tetap tidak layak dan tidak dicintai. Dan ya, ketika pola pikir ini berlanjut, mereka bisa lebih sulit untuk berubah bahkan setelah dibujuk oleh orang yang mereka cintai.

Bedanya sedih dan depresi (introvertspring.com)

2. Apa yang memicu kondisi tersebut

Kesedihan sering dipicu oleh suatu peristiwa atau pengalaman. Tapi ada juga saat di amna kamu tidak bisa menentukan mengapa tiba-tiba merasa sedih. Namun, perasaan itu dapat dengan mudah hilang begitu kamu disibukkan dengan kegiatan lain.

Kamu bisa tiba-tiba gak merasa sedih lagi ketika udah bekerja atau melakukan sesuatu.

Sementara itu, orang yang depresi dapat bereaksi negatif terhadap peristiwa atau pengalaman tertentu. Dia mungkin masih berpegang pada rasa sakit dari pengalaman selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.

Depresi juga dapat muncul tanpa alasan yang jelas sama sekali. Bedanya berlangsung lama. Lebih lama dari kesedihan biasa.

3. Minat pada hal-hal yang Anda sukai

Pas kamu sedih, kamu mungkin merasa sedih karena sesuatu yang telah terjadi. Tetapi perasaan itu tidak menghilangkan minatmu untuk terus melakukan hal-hal yang kamu sukai.

Di sisi lain, kalau mengalami depresi, bisa kehilangan minat pada kehidupan secara umum. Mengalami kondisi yang disebut anhedonia, atau kurangnya kesenangan dalam hal-hal dan kegiatan yang biasa dilakukan.

Hidup terasa selalu suram.

Sedih beda dengan depresi (honisoit.com)

4. Ingin menghukum diri dan melukai diri sendiri

Terkadang ketika kita mengalami kesedihan yang ekstrem, kita cenderung menyalahkan diri kita sendiri atas apa yang telah terjadi. Tetapi seiring berlalunya waktu kita belajar untuk menerima bahwa tidak ada yang dapat kita lakukan selain belajar dari situasi dan bergerak maju.

Tapi beda sama orang yang lagi depresi.

Selain berkubang dalam rasa sakit, orang yang menderita depresi juga lebih rentan terhadap pikiran-pikiran untuk menyakiti dan menghukum diri sendiri.

Bisa mencoba buat bunuh diri. Merasa kematian adalah jalan keluar.

5. Cara Mengelola kegiatan rutin

Seseorang yang sedih mungkin untuk sementara waktu mendistorsi kegiatan rutinnya, terutama aktivitas makan dan tidur. Adalah umum bagi seseorang yang sedih untuk makan berlebihan atau menonton film maraton untuk melupakan rasa sakit yang dirasakan, atau sulit tidur selama beberapa hari.

Kalau udah gak sedih ya balik lagi kayak semula.

Seseorang yang mengalami depresi menunjukkan rutinitas jangka panjang yang menyimpang. Ia kehilangan motivasi untuk keluar dari rumah, dan lebih suka tidur beberapa hari lagi.

Ada saat-saat ketika mereka pergi makan berlebihan, atau tidak makan apa pun karena kehilangan nafsu makan. Terkadang kedua rutinitas ini berjalan beriringan.

Jadi kamu sedih apa depresi? Cobalah terbuka dan tak apa untuk minta tolong.

Orang yang depresi bisa pengen bunuh diri (bustle.com)