Kalau di Part 3 sebelumnya nampaknya ada yang bermimpi aneh dan terasa nyata, kira-kira bakalan ada apa lagi ya dalam cerita seram Indonesia terbaru ini.... Lanjut baca yuk.
Cerita seram Indonesia terbaru
Yuni hanya terdiam, dia sudah paham apa yang terjadi dan kali ini tidak pingsan. Andra bercerita apa yang dia alami di mimpinya, mendengar itu aji meminta andra untuk jujur apa yang dia lakukan selama di villa tersebut.
Belum bercerita, suara teriakan terdengar dari arah dapur.
Aji, yuni dan andra yang terkejut langsung menghampiri asal suara tersebut, mereka khawatir terjadi apa apa dengan septi.
Saat sampai di dapur, mereka melihat septi dengan posisi terduduk dan menangis.
Yuni langsung memeluk septi dan bertanya apa yang terjadi.
Saat septi sedang menuangkan air ke dalam gelas, ada bau kentang yang menyeruak didapur namun septi tetap tenang saat itu.
Dia tau ada yang mengawasinya semenjak keluar dari kamar andra namun dia tidak perdulikan, hingga saat menuangkan air tersebut septi menoleh ke kanan karena ada suara gesekan di dinding arah luar.
Namun saat menoleh, septi melihat sosok pocong yang sedang memperhatikannya dengan tubuh setengah berada diluar, kali ini sosok yang septi lihat berbeda dengan apa yang andra lihat.
Andra yang belum pulih dari ketakutannya bertanya kepada septi seperti apa sosoknya, namun setelah dijelaskan, andra heran mengapa berbeda dengan apa yang ada di mimpinya.
"Sep...kok beda dengan apa yang aku lihat di mimpi tadi ya" ucap andra dengan sedikit gemetar
"Aku tidak tahu dra" ucap septi yang melihat andra namun langsung membuang pandangannya ke arah lain.
Septi meminta andra untuk membaca baca doa.
"Kenapa sep? Kenapa aku harus baca baca doa?" Tanya andra yang kebingungan dengan permintaan septi.
"Di belakang kamu...ada ituuu" ucap septi sembari menunjuk kearah belakang andra dan satu tangannya menutup wajah.
"Ada apa sep? Tolong jangan menakut nakuti" ucap andra yang langsung merinding
Karena penasaran andra ingin menoleh namun dilarang oleh septi, begitu pun dengan aji dan yuni.
Andra perlahan merebahkan tubuhnya, dia duduk tepat berada didepan septi.
Yuni pun begitu, dia langsung memeluk septi dengan keadaan menangis. Mereka berempat saling mendekatkan dirinya.
Aji mencoba menenangkan suasana namun rasa takutnya pun perlahan muncul.
Seakan rasa takut teman temannya menular kepadanya, aji pun ikut merasa merinding mendengar perkataan septi.
Disisi lain aji sudah merasakan kehadiran makhluk tersebut namun dia lebih memilih diam, namun bukan berarti dia berani.
"Semuanya kita baca doa ya, semoga kita baik baik saja" pinta aji kepada teman temannya
Mereka berdoa bersama, membungkukkan tubuhnya masing masing.
Bau kentang itu pun tidak juga menghilang namun makin menguat aroma nya, saking kuatnya hingga membuat yuni merasakan mual luar biasa.
Aji meminta yuni untuk menutup hidungnya namun tetap saja bau tersebut tercium.
Septi menaikkan kepalanya, dia mencoba melihat sekitar, awalnya dia berniat ingin tahu apakah sosok tersebut masih berada disana.
Ternyata sudah menghilang, septi sedikit tenang namun masih merasa was was karena dia masih merasakan kehadirannya. Edan nih emang cerita seram Indonesia terbaru.
"Ayo kita pindah ke kamar" ajak septi ke yang lain.
Tanpa pikir panjang mereka semua langsung bangkit dan berlari ke arah kamar andra yang berada di dekat pintu masuk.
Namun saat melewati depan pintu kamar kinan, aji berhenti, dia merasa khawatir dengan keadaan kinan.
"Kalian duluan, aku jemput kinan dulu ya" ucap aji.
"Aji kita pulang aja ayo, aku takut banget ji" pinta yuni yang terlihat ingin menangis.
Aji diam sejenak, dia memikirkan permintaan yuni saat itu. "Kalian ke kamar dulu, nanti kita bicarakan disana" ucap aji
Mendengar perkataan aji, mereka langsung bergegas ke kamar andra, sementara aji langsung masuk ke dalam kamar kinan.
Namun saat pintu terbuka, aji tidak menemukan kinan, dia memeriksa sampai lemari pun tidak ada sama sekali.
Melihat hal itu, aji panik dan langsung menuju kamar andra, dia heran kemana perginya kinan.
Aji berlari, dia buka pintu kamar andra dengan keras hingga mengagetkan teman temannya.
"Kinan hilang!!" Teriak aji.
Mereka pun ikut terlihat panik, tanpa banyak bicara semuanya langsung keluar menuju kamar kinan.
Benar saja ternyata kinan tidak ada, aji langsung mengajak teman temannya untuk mencari disetiap ruang dan kamar yang ada di villa tersebut.
Namun hasilnya nihil, kinan tetap saja tidak ketemu. Disamping pencarian, bau kentang tersebut masih saja tercium, aji dan teman temannya seakan tidak perduli dengan bau tersebut. Rasa panik mereka seakan mengalahkan ketakutannya akan aroma bau kentang dan anyir itu.
"Semuanya ayo kita ke halaman depan" ajak aji kepada teman temannya.
Dengan langkah cepat mereka semua menuju halaman, tak lupa aji membawa satu satunya penerang yaitu senter yang dia temukan di dalam pondok.
Kali ini mereka semua harus berpencar untuk mencari kinan, yuni bersama aji dan andra bersama septi.
Awalnya aji meminta andra untuk memeriksa pondok namun langsung ditolak olehnya. Dia seakan trauma setelah mimpi tadi.
Aji mengerti maksud andra, maka dia memintanya untuk memeriksa bagian belakang villa, sementara aji dan yuni memeriksa pondok tersebut.
"Ji kamu lupa kita cuma punya satu senter?" Ucap septi kepada aji yang baru saja ingin berjalan menuju pondok.
Mungkin karena panik, aji sampai lupa akan hal tersebut.
Akhirnya aji mengusulkan untuk memeriksa bersama sama, aji berada didepan dan andra dibelakang sementara yuni serta septi berada ditengah mereka.
Ilustrasi (pinterest.com)
Perlahan langkah aji memimpin didepan, semuanya saling berpegangan seakan tidak ingin dipisahkan.
Saat berada didepan pondok, andra kembali melihat sesuatu seperti di mimpinya itu, dia melihat sebuah bayangan didalam berjalan melewati jendela.
Entah yang lain sadar atau tidak namun andra diam saja, disamping itu badannya mulai gemetar karena kembali terbayang kejadian di mimpinya.
"Ji, aku takut" ucap yuni yang sudah mulai gemetar.
Mendengar perkataan yuni, septi menguatkan genggaman tangannya kepada yuni, dia bermaksud untuk menenangkannya agar tetap kuat.
Kaki aji menginjak teras kayu pondok itu, tiba tiba lampu didalam pondok tersebut meledak hingga membuat aji dan yang lain terkejut.
Melihat hal itu mereka langsung mundur dan kembali ke halaman depan villa, rasa takut luar biasa dirasakan oleh mereka semua.
"Gimana ini ji?" Tanya andra yang terlihat berkeringat.
"Aku juga tidak tahu dra, akupun tidak berani" jawab aji.
"Biar aku saja yang kesana" ucap septi mengagetkan semuanya.
"Yakin kamu sep?" Tanya andra.
"Iya, ini semua tidak akan selesai kalau kita hanya begini gini saja dra" balas septi.
Aji hanya terdiam seakan, kata kata septi seakan menyindir dia sebagai laki laki.
"Aji sini senternya" pinta septi.
Dia langsung menyodorkan senter tersebut ke septi, dia seakan pasrah bila septi berjalan sendiri ke pondok tersebut.
Namun dalam pikirannya ingin sekali menemani septi, tapi ketakutannya seakan berusaha menutupi keinginan itu.
Septi berjalan meninggalkan aji, yuni dan andra.
"Sep tunggu" tiba tiba aji memanggil septi
Kali ini aji tidak perduli apa yang akan terjadi, dia tidak ingin temannya kembali hilang tanpa pengawasannya.
Andra dan yuni hanya terdiam dihalaman melihat septi dan aji berjalan menuju pondok, hawa dingin saat itu cukup menusuk hingga membuat yuni menggigil.
"Jam berapa yun? Kamu bawa handphone kan?" Tanya andra
"Hah...engga dra, handphone aku ada didalam kamar" balas yuni. "Yun...kok kita bodoh sekali" ucap andra.
"Maksud kamu?" Tanya yuni yang heran dengan perkataan andra.
"Handphone kita kan ada lampunya, kenapa tidak kita pakai untuk bantu mencari dibagian belakang villa?" Ucap andra.
"Astaga dra iya, ayo kita ambil" ajak yuni sembari menarik tangan andra.
Saat memasuki villa, bau kentang tersebut ternyata masih ada. Seketika andra dan yuni merasakan merinding yang luar biasa.
Dengan langkah kaki yang cepat, andra dan yuni menuju kamarnya sampai sampai andra tersandung sesuatu yang berada dibalik sofa dan terjatuh.
Yuni langsung membalikkan badannya saat tahu andra terjatuh. "Kamu tidak apa apa dra?" Tanya yuni.
"Tidak apa apa yun, kena apa ya aku tadi?" Jawab andra yang kebingungan.
Anehnya tidak ada apapun disitu, tidak ada benda dan posisi sofa pun cukup jauh.
"Sudah jangan dipikirkan, ayo dra lanjut jalan" ucap yuni sembari menarik tangan andra.
Walau begitu tetap saja andra memikirkannya, dia masih penasaran apa yang membuatnya tersandung.
Sementara itu aji dan septi sudah berada didalam pondok, bau kentang dan anyir mulai tercium.
"Aji kamu yang benar saja, aku kan cewe kenapa jadi aku yang didepan?" Ucap septi yang kesal
"Loh ini jamannya emansipasi kan, katanya mau kesetaraan yaudah jadi sama aja dong" jawab aji. Wah makin mencekam aja ya ni cerita seram Indonesia terbaru.
"Kamu tuh lagi begini masih saja bisa bicara seperti itu, nih pegang senternya. Kamu didepan" balas septi.
Dengan wajah sedikit kesal, aji menuruti permintaan septi. Keadaan dalam pondok sangat gelap, cahaya senter aji mencari keberadaan kinan yang belum juga ketemu.
Septi dan aji sama sama merasakan aura negatif yang sangat kuat hingga membuat septi merasakan mual diperutnya.
Energi tersebut seakan menusuk nusuk, keringat pun mengucur di dahi septi dan punggungnya.
"Ji kamu ngerasain juga kan?" Tanya septi.
"Iya sep, aku juga dari tadi merasa mual dan pusing" jawab aji dengan lemas.
Saat cahaya senter menyinari sofa yang berada di pondok tersebut, ada sesuatu yang bersembunyi dibalik sofa tersebut.
Ilustrasi (primogif.com)
"Sep itu kaki...kinan, kinaaann!!" Teriak aji.
Dia langsung berlari menghampiri kaki tersebut, begitu juga dengan septi mengikuti dari belakang.
Namun saat sampai dan melihat kebalik sofa, aji dan septi terkejut karena apa yang mereka lihat hanya sepotong kaki sampai lutut saja.
Aji dan septi langsung membalikkan badannya dan berlari ke arah luar. Mereka masih tidak percaya apa yang baru saja dilihatnya, apa salah mereka hingga di ganggu seperti ini.
Gila cerita seram Indonesia terbaru ini, mask ada penampakan sepotong kaki di sofa, waduh makin edan aja, penasaran dengan part selanjutnya? Lanjut yuk ke Part 5
Ilustrasi (tanahnusantara.com)