Cerita Seram Indonesia Terbaru: Misteri Bau Kentang Part 3 (Sosok Pocong)

Pernah saat malam kamu tiba-tiba mencium bau aroma kentang? Pasalnya ada cerita seram Indonesia terbaru nya lho gengs, simak yauk~

Kalau di Part 2 Kinan sudah rada tenang, nah gimana kelanjutan nasib Kinan dan kawan-kawan ya, lanjut yuk baca Cerita Seram Indonesia Terbaru: Misteri Bau Kentang~

Cerita Seram Indonesia Terbaru: Misteri Bau Kentang

Syukurlah keadaan semuanya kembali pulih, namun yuni masih dalam keadaan pingsan.

Aji menaruh gelasnya dan meminta andra untuk menemani kinan, dia ingin melihat dan membantu menyadarkan yuni yang pingsan.

"Gimana sep?" Tanya aji

"Belum ji, kamu ada minyak kayu putih tidak?" Tanya septi.

"Waduh tidak ada sep, mau aku belikan dulu?" Tanya aji.

"Kamu tuh gimana ji, gak liat ini jam berapa? Mana ada warung yang buka?" Ucap septi yang kesal kepada aji.

Saking paniknya, aji tidak sadar bahwa saat itu sudah pukul 04.00 pagi.

Akhirnya septi usul untuk membiarkan yuni sampai tersadar dengan sendirinya, dia yakin yuni tidak apa-apa dan hanya kaget saja melihat keadaan kinan seperti tadi.

Aji hanya menuruti saja, dia pun tidak tahu harus berbuat apa."Yaudah kita lanjut tidur dulu aja ya semuanya" pinta aji kepada septi dan andra dalam cerita seram Indonesia terbaru itu.

Aji melihat kinan, matanya sudah tertutup pertanda dia sudah terlelap dalam tidurnya.

Andra pun kembali ke kamarnya, sementara aji menemani kinan untuk berjaga jaga takut ada hal yang tidak di inginkan.

Malam itu, sebuah teguran awal akibat perlakuan andra melewati batas.

Pukul 10.30.

Aji terbangun dari tidurnya, setelah kejadian pagi tadi entah mengapa tubuhnya terasa lelah sekali.

Dia menoleh ke kiri, melihat tubuh kinan yang meringkuk, seakan berlindung dari sesuatu yang mengerikan.

Dia menatap langit, pikirannya mencoba meluruskan kejadian apa saja yang terjadi di villa ini semenjak kedatangan mereka.

Terakhir kali dia datang kesini pada saat aji berumur 13 tahun, waktu yang lama untuk mengulang memori.

Tak pernah aji menyangka kalau ada sesuatu yang menakutkan bersemayam di villa ini, dia ingat dulu tidak ada makhluk yang mengganggu.

"Apakah ini penyebab penjaga tersebut meninggalkan villa?" Terbesit di dalam pikiran aji pertanyaan tersebut.

Untuk saat ini aji enggan meneruskan tebakannya tersebut, dia bangkit secara perlahan agar kinan tetap ternyenyak dalam tidurnya.

Aji tau, mengalami hal seperti tadi pagi adalah hal yang mengerikan, bayang bayang akan selalu menghantui.

"Dok...dok...dok..." aji menggedor pintu kamar andra.

"Dra...bangun!!" Ucap aji.

Tidak ada jawaban dari dalam kamar, sepertinya dia masih nyaman dengan mimpinya.

Aji tinggalkan lalu menuju kamar yuni dan septi, namun pintunya sudah dalam keadaan terbuka.

"Kemana mereka ya" tanya aja dalam hatinya.

Dia menuju halaman depan, benar saja, ternyata yuni dan septi sedang merapihkan kebun kecil yang telah aji selesaikan kemarin sore.

"Kalian ngapain? Kan sudah aku rapihkan kemarin" ucap aji kepada yuni dan septi.

"Kamu tuh laki laki, mana bisa merapihkan kebun seperti ini. Kamu liat saja ini pohon pohon kecilnya berantakan" jawab septi.

Yuni hanya terdiam, tak ada sepatah kata darinya.

"Yun, kamu tidak apa apa?" Tanya aji.

"Oh...tidak apa apa kok ji, cuma aku lagi malas saja bicara" jawab yuni sembari memetik daun yang layu.

"Oo begitu...aku kira kamu kenapa. Yaudah aku mandi dulu ya, kalian sudah sarapan?" Tanya aji

"Sudah ji, tadi pagi kita buatkan nasi goreng. Kita juga sisakan untuk kalian kok" jawan septi

"Oke deh...terimakasih ya sep, yun" balas aji.

Hari ini tidak ada kegiatan yang pasti karena mereka kesana hanya bersantai santai saja.

Semenjak kejadian pagi tadi, keadaan villa menjadi seperti berubah. Cuaca diwilayah yang dingin namun terasa panas sekali di dalam villa, septi kembali merasakan kehadiran makhluk tersebut, begitu pun juga aji.

Mereka merasa ada sesuatu yang mengawasi.

Namun tidak pasti darimana dan dimana keberadaan makhluk tersebut, perasaan septi tidak menentu, seperti banyak mata yang memantau gerak gerik mereka.

Aji pun merasa di dalam villa ini terasa sesak sekali, seakan banyak penghuninya.

Sore sudah mendekat, kinan belum juga terbangun dari tidurnya, aji dan yang lain merasa aneh mengapa sampai saat ini kinan masih terlelap.

Andra yang sudah terbangun dari siang tadi mencoba membangunkan kinan.

"Kin...bangun...kamu tidur kuat sekali" ucap andra sembari menggoyangkan tubuh kinan

Syukurlah kinan terbangun, namun tatapannya kosong, ada yang berbeda darinya, kinan yang biasa terlihat aktif namun kali ini berubah drastis.

"Kamu mandi dulu sana kin, nanti gabung di ruang tv ya" ucap andra.

Kinan hanya menggangguk, dia langsung bangun dan berjalan menuju kamarnya. Aji melihat wajah kinan sedikit berbeda, seperti wajah orang lain.

Tak terasa malam kembali datang, kinan sekarang menjadi sangat pendiam, semenjak dibangunkan oleh andra dan kembali ke kamarnya dia tidak lagi keluar, entah apa yang membuatnya seperti itu.

Aji mencoba untuk menyapanya namun urung karena dilarang oleh septi, mungkin kinan masih syok dan ingin menyendiri.

Untuk saat ini mereka semua membiarkan kinan sendiri, kalau sudah waktunya dia pasti akan kembali seperti biasa.

Tidak ada yang aneh saat mereka berkumpul di ruang tv, tidak ada bau kentang, penampakan pun tidak ada.

Hingga saatnya semua kembali ke kamarnya masing2 untuk tidur karena waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam.

Sunyi, suara binatang malam kembali menyelimuti suasana, tidak ada lagi suara tv yang menyala seperti malam sebelumnya.

Andra terlelap dengan cepat, mungkin karena udara yang sejuk membuatnya mudah mengantuk.

Hingga akhirnya andra bermimpi sesuatu yang mengerikan, dia bermimpi berada di dalam villa sendiri. Tak terlihat teman temannya saat itu, dia mencari ke dalam setiap ruangan namun tidak menemukannya.

Andra menuju halaman depan, dia masih berusaha mencari teman temannya, namun tetap saja nihil. Dia berteriak dan tidak ada yang menyahut satupun.

Dia melihat pondok penjaga villa dengan kondisi lampu menyala, terlihat sekilas bayangan seperti orang berjalan.

Melihat itu andra mencoba menghampiri, dia pikir mungkin itu salah satu temannya.

Dari jauh, pondok tersebut terlihat seperti rapih dan bersih namun saat dekat terlihat akar yang menjulur di dinding dan sampah berserakan di teras depan.

Andra melangkahkan kakinya, teras yang terbuat dari kayu membuat setiap langkah andra terdengar.

Kondisi pintu rumah sedikit terbuka, tiba tiba terdengar suara benda jatuh dari arah dalam.

Andra berhenti, jantungnya berdetak kencang, entah mengapa aura seramnya cukup kental hingga membuat andra merinding.

Tangannya menghampiri gagang pintu yang terbuat dari kayu, dia dorong secara perlahan.

Sembari membuka pintu, andra mencoba memanggil nama nama temannya.

"Ji, yuunn, seepp, hallooo..." ucap andra dengan sedikit bergetar.

Tidak ada saut dari dalam, dia sedikit mengintip ke arah dalam namun tidak melihat siapapun.

"Kinan...teman teman ayolah ini tidak lucu, keluarlah" ucap andra yang semakin takut

Tiba tiba dari arah ujung ruang andra melihat sebuah bayangan berwarna hitam menguntip dari belakang dinding.

Tidak ada wajah, rambut atau bentuk apapun itu, hanya bayangan hitam pekat yang terlihat.

Andra memfokuskan penglihatannya ke bayangan tersebut, dia baru pertama kalinya melihat penampakan seperti itu.

Ilustrasi (ulasanpilem.com)

"Ji..." andra mencoba memanggil bayangan tersebut.

Namun saat dipanggil, bayangan itu langsung menghilang. Andra yang penasaran mencoba mendekati, dengan langkah terburu buru dia kesana.

Namun ternyata tidak ada siapapun, andra yang mulai tersadar bahwa itu adalah penampakan makhluk halus, dia dengan cepat membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu keluar.

Belum sampai pintu, andra terhenti, dia mencium bau yang tidak asing.

Bau yang sama saat dia membakar tali kafan sore itu, bau kentang.

Seketika tubuh andra bergetar, badannya tak dapat digerakkan sama sekali seakan bau tersebut menghipnotis tubuhnya untuk diam.

Keringat mengucur, kaos yang dia pakai perlahan basah.

Lalu ada suara yang memanggilnya, suara yang andra kenal, suara salah satu temannya.

"Kinan...iya itu suara kinan!" Ucap andra dalam hatinya.

"Andra...draa..." suara kinan terdengar lirih.

Andra menoleh secara perlahan, andra pun sebenarnya tidak terlalu yakin kalau suara itu benar suara kinan. Namun jiwa penasaran andra begitu besar hingga memaksa untuk melihat.

Saat menoleh ternyata tidak ada siapapun, andra heran karena dia yakin suara itu berasal dari belakangnya.

Saat kembali menoleh ke depan, dia terkejut, jantungnya seakan berhenti berdetak, badannya bergetar sangat hebat.

Sesosok pocong dengan wajah yang hitam tanpa mata dan bagian dalam mulutnya terlihat oleh andra, sangat jelas hingga membuat andra berteriak sekencang kencangnya.

Tubuhnya tetap tidak dapat bergerak, dia ingin kabur namun usahanya sia sia. Andra merasakan tubuhnya lemas, tenaganya hilang saat melihat pocong tersebut namun entah mengapa seperti ada yang menahannya.

Hampir 1 menit sosok tersebut berada didepan andra dengan kondisi melayang dan diam.

Sosok tersebut terlihat seolah marah, seperti ada hal yang tidak disukai oleh sosok tersebut dan berniat membalaskan dendamnya.

Tubuh yang transparan membuat andra dapat melihat benda yang berada dibelakang pocong tersebut.

Dengan kondisi seperti itu, andra sudah pasrah, dia tidak tahu harus bagaimana. Dia ingin rasanya pingsan dan memejamkan matanya namun sosok tersebut seperti tidak mengizinkannya.

Sosok itu ingin andra melihatnya, dengan jelas. Akhirnya pocong tersebut perlahan menghilang, tepat didepan mata andra.

Sesudah pergi, tubuhnya dapat digerakkan, dia terhuyung dan terjatuh diatas lantai pondok tersebut. Penglihatannya memudar lalu menjadi gelap, andra pingsan tidak sadarkan diri.

Di dalam pingsan tersebut andra seperti bermimpi kembali dan yang aneh adalah mimpi tersebut sama dengan kejadian sebelum andra pingsan.

Kejadian yang sama, melihat sosok yang sama dan pingsan ditempat yang sama pula.

Dia merasa seperti dipermainkan oleh sosok pocong tersebut, hingga akhirnya dalam satu momen andra tersadar kembali dari pingsannya, ada suara yang memanggil andra.

"Draaa...tolong aku..." andra tidak mengenal suara tersebut, namun terdengar seperti kesakitan.

Saat mendengar suara tersebut andra masih dalam keadaan mata tertutup, dia seakan tidak mempunyai keberanian untuk membuka matanya.

Andra mencoba membaca doa didalam hatinya, namun sulit sekali rasanya, dia merasa tidak mengingat apapun.

Sampai akhirnya ada suara yang membuat andra terdiam kembali, tubuhnya bergetar kencang, dia memaksa memejamkan matanya dengan keras.

"Sreeeekkk...sreekkkk...sreekkkk"

Suara itu berasal dari belakang tubuhnya, seakan mencoba mendekat. Setelah suara tersebut menghilang, muncul kembali bau yang andra takuti, bau kentang yang kini bercampur dengan bau anyir, saat itu juga andra panik dan langsung membuka matanya.

Namun saat matanya terbuka, dia melihat kain yang lusuh tepat berada di depan wajahnya.

Andra terdiam, pikirannya kacau. Matanya perlahan mengikuti alur kain lusuh tersebut yang menjulur keatas, namun saat mencapai tengah, andra sadar. Wah cerita seram Indonesia terbaru makin ngeri aja tuh~

Itu bukanlah kain biasa namun sosok pocong yang membuatnya pingsan, kali ini tanpa pikir panjang andra bangkit dan berlari melewati sosok itu.

Dia berlari tanpa henti, tak terasa air matanya jatuh dan membasahi wajahnya.

Andra masuk ke dalam villa dan masuk ke dalam kamarnya, dia tidak tahu kemana teman temannya pergi, dia tidak perduli, dia hanya memikirkan bagaimana caranya lari dari sosok pocong tersebut.

Sesampainya dikamar, andra berlindung dibalik selimutnya.

Dia memejamkan matanya namun kali ini sulit, dia kembali pasrah dan menangis sejadi jadinya.

"Maa...aahh, tolo...oongg akuuu" ucap andra dengan terbata bata. Tiba tiba ada bunyi hentakan dari arah pintu kamarnya

"BRAAAAKKKKKKK..."

Andra mendengar suara itu terkejut, jantungnya makin berdetak sangat kencang. Rasanya dia ingin kembali pingsan namun tidak bisa.

Setelah suara hentakan itu, ada suara tangisan dari arah luar kamar andra.

"Kinan..." ucap andra dalam hatinya

Suara tangisan itu sangat mirip dengan kinan, namun kali ini andra tidak ingin tertipu seperti sebelumnya.

Andra tetap diam dibawah selimut, dia berharap ini semua segera berakhir.

Dia tidak dapat membedakan apakah sedang bermimpi atau nyata, dia mencoba menggigit tangannya dan terasa rasa sakit.

Sosok tersebut membuat mimpi andra seperti kenyataan, hal tersebut hampir membuat andra gila.

Sesaat suasana hening, tidak ada suara sedikitpun dari arah luar kamarnya. Tangis andra pun perlahan terhenti, getaran tubuhnya pun begitu.

Andra ingin membuka selimutnya namun keberaniannya tidaklah cukup, dia tetap bertahan walau rasa panas dirasakan tubuhnya.

Kembali bau kentang dan anyir melewati penciuman andra.

Dia lun makin menguatkan pegangan dan menarik selimutnya kencang kencang, pikirnya agar sosok tersebut tidak dapat menarik selimutnya.

Matanya memejam kembali, dalam pikirnya hanya terbesit kata kata.

"Ayo pingsan...ayo pingsan...aku mohon pingsan..." ucap andra dalam pikirannya

Namun tetap saja dia tidak bisa melakukannya, rasa ingin pingsan yang besar sepertinya tidak dapat membantu.

Andra tidak lagi mencium bau kentang itu, dia mencoba membuka matanya perlahan

"aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" teriak andra sangat keras

Sosok tersebut berada didalam selimut bersama andra dan persis tepat didepan wajahnya berjarak sekitar 20 cm saja.

Bau busuk dan bau darah tercium oleh andra, wajah yang hitam keriput dengan beberapa bagian tulang terlihat oleh andra.

Andra tidak dapat berkedip, mulutnya menganga dan air matanya mengalir membasahi bantal.

Disaat sosok pocong tersebut berada didepannya, andra terbangun.

Dia melihat aji, yuni dan septi berada disekitarnya. Dia merasa beruntung ternyata itu semua hanyalah mimpi semata, namun dia terheran mengapa terasa sangat nyata.

Andra menangis dan memeluk aji yang berada disamping tubuhnya, melihat itu aji bingung ada apa dengan andra.

Ilustrasi (sistemacritico.it)

"Dra...kamu mimpi buruk ya?" Tanya aji

"Terima kasih jiii...terima kasih u..dah bangunin aku...uu" ucap andra yang terbata bata karena menangis.

"Iya ji iya, sudah lah kamu laki laki tidak pantas menangis" balas andra.

Aji meminta septi untuk mengambilkan segelas air putih di dapur, dengan sigap septi langsung berjalan.

Kayaknya gamungkin ada mimpi kayak gitu kalau ga ada maksud deh, pengen tau gimana kelanjutan dari Cerita Seram Indonesia Terbaru: Misteri Bau Kentang? Baca ya part selanjutnya: Part 4

Ilustrasi (islamidia.com)