Kenapa Sih Orang Asing di Indonesia Dipanggil Bule?

Kenapa sih orang asing di Indonesia dipanggil 'bule'? Artinya apa sih?

'Bule' adalah sebutan yang gak asing lagi di telinga orang Indonesia. Biasanya, sebutan itu mengarah pada laki-laki atau perempuan yang berperawakan tinggi, hidungnya mancung.

Rambut para 'bule' biasanya pirang, dan bakal terlihat berkilau di bawah teriknya matahari di negara kita. Matanya kadang cokelat, atau biru. Kulitnya putih, kadang juga kemerahan.

Ciri-ciri fisik bule tentu saja berbeda dengan ciri fisik orang Indonesia kebanyakan. 

Karena ciri fisik demikian, orang-orang Indonesia terbiasa memanggil orang-orang asing di sekitarnya dengan sebutan itu. 

Sebutan itu ditujukan pada mereka baik yang sekadar berkunjung ke Indonesia untuk menikmati keindahannya. Entah mereka orang Amerika atau Eropa. Atau bahkan yang sudah berpuluh-puluh tahun menetap dan tinggal di sini.

Malah udah bisa berbahasa daerah. Nggak cuma bahasa Indonesia doang. Mereka juga kadang-kadang langsung tau kalo mereka akan disebut 'bule' begitu.

Kayaknya susah deh gak nyebut dia sebagai 'bule' (majalahouch.com)

Lebih jauh, 'bule' kadang-kadang juga dijadikan semacam indikator ketenaran sebuah destinasi wisata. Misalnya ketika menyebut, "Di sana banyak bulenya." Iya, kan?

Belom lagi kalo orang-orang Indonesia yang menikah dengan WNA itu dan punya anak yang memiliki darah Kaukasia. Itu juga seringkali juga disebut 'bule'. 

Tapi kenapa sih mereka disebut 'bule' oleh orang-orang Indonesia?

Seperti dikutip dari Kumparan.com, 'bule' dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki tiga pengertian. Bulai; orang (binatang dan sebagainya) berkulit putih; dan orang berkulit putih (terutama orang Eropa dan Amerika): orang Barat.

Ada juga yang sampe nikah dengan orang sini ya disebut 'bule' juga (Facebook chungky.fungky.3)

Kata 'bule' sendiri adalah bahasa slang dari kata 'bulai'. Dalam KBBI, 'bulai' adalah orang yang kekurangan pigmen dan memiliki kulit putih atau albino.

Sebenernya, kata ini telah digunakan orang-orang Indonesia. Terutama ketika memanggil orang asing seperti para penjajah asal Eropa yang datang ke Nusantara dulu. Mereka disebut 'kumpeni' atau 'londo'.

'Kompeni' sendiri adalah sebutan simpel untuk kata 'compagnie', panggilan untuk VOC (Vereeinigde Oost-Indische Compagnie).

Sementara 'londo' merujuk pada orang-orang Eropa yang dilafalkan dalam bahasa Jawa.

Ciri fisik yang demikian langsung disebut begitu, kenapa sih? (tribunnews.com)

Nah, kalo istilah bule sendiri pertama kali digunakan dalam sebuah buku karya W. le Febre berjudul "Taman Siswa" yang diterbitkan oleh Balai Buku Indonesia tahun 1952 silam.

Istilah itu kemudian dipopulerkan tahun 1960-an oleh seorang peneliti politik Indonesia Benedict Anderson. Kecintaan Anderson pada Indonesia membuatnya menggunakan kata 'bule' sebagai pengganti kata 'tuan' atau 'mister'.

Istilah bule yang digunakan Anderson pun dianggap bisa membuat hubungan jadi lebih cair. Lebih cepet akrab gitu, ketimbang menggunakan kata tuan atau mister.

Dulu, bule disebut kompeni atau londo (youtube.com)

Dalam hal ini, kata 'tuan' memang lebih sering digunakan oleh bangsa bekas jajahan untuk memanggil orang-orang berkulit putih.

Kata ini juga dianggap mirip dengan istilah di negara bekas jajahan lainnya. Misalnya 'Gwai Loh' di Hong Kong; 'Ang Mo' di Singapura; 'Mat Salleh' di Malaysia; atau 'Farang' di Thailand.

Di lain pihak, kata-kata itu juga dianggap sebagai sebutan rasis dan menyudutkan bagi sebagian orang. Makanya, kalian juga jangan sembarangan menggunakannya.

Tapi jangan sembarangan nyebut mereka sebagai bule ya (detik.com)