Diare pada anak memang sering dialami anak-anak. Kalo kamu sebagai orang tua tak buru-buru menangani masalah diare pada anak, maka akan berbahaya.
Kondisi lingkungan bagi anak yang kurang terjaga, kontak dengan badan kotor, kebiasaan tak mencuci tangan, dan mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung atau terkontaminasi dengan virus, bakteri, parasit merupakan hal-hal yang berperan menjadi penyebab diare pada anak.
Selain itu, ada kondisi lain yang bisa menjadi penyebab diare, seperti keracunan, alergi, intoleransi, dan gangguan pada pencernaan.
Jangan khawatir, karena diare yang ringan bisa kamu tangani langsung di rumah. Meski harus tetap memantau kondisi anak dengan seksama.
Berikut adalah beberapa langkah mengatasi diare pada anak:
1. Cobalah memperhatikan asupan cairan anak
Hal pertama yang harus kamu lakukan untuk mengatasi masalah diare pada anak adalah dengan mengganti hilangnya cairan, supaya anak terhindar dari dehidrasi. Kamu harus selalu waspada, karena dehidrasi merupakan kondisi yang patut diwaspadai.
Untuk bayi yang terserang diare, upayakan memberinya ASI lebih sering. Karena bayi yang tengah diare, akan membutuhkan cairan pengganti yang mengadung banyak nutrisi.
Sedangkan jika yang mengalaminya adalah anak-anak, berilah ia cairan rehidrasi oral, seperti oralit.
Kalo kamu hanya memberinya air putih saja, tanda ada kandungan elektrolit atau gula, maka belumlah ideal. Karena oralit yang terdiri dari campuran air dengan garam dan gula berfungsi guna mengganti elektrolit, gula dan mineral. Hal ini, bisa membantu anak untuk sembuh dari diare.
Memperhatikan cairan pada anak (health.kompas.com)
2. Hindari dulu mengonsumsi obat, dan kenalilah kapan mesti ke dokter
Usahakan hindarilah lebih dulu memberinya obat antidiare, sebelum kamu berkonsultasi dengan dokter. Nah, untuk mendeteksi bahwa anak harus segera dibawa ke dokter, kamu harus memperhatikan dengan benar, tanda-tandanya, berikut adalah tanda-tandanya:
- Anak sudah kelihatan pucat
- Kesadaran menurun
- Mata terlihat lebih cekung
- Diare sudah 3 hari
- Sesak napas
- Anak nampak lemah
- Demam tinggi
- Ada darah di tinja
- Tidak pipis selama beberapa jam
- Tak berair mata saat menangis
- Ada ruam pada tubuh anak
- Muntah disertai darah atau cairan hijau/kuning
Jika terjadi hal-hal tersebut atau beberapa hal tersebut, kamu harus sesegera mungkin membawanya ke dokter.
Membawa anak ke dokter (kanya.id)
3. Mengantisipasi malnutrisi dengan makanan dan minuman yang sehat
Yang paling penting untuk menangani diare pada anak adalah tidak panik agar kamu tau bagaimana mengatasinya. Jika terjadi diare pada anak, dianjurkan untuk selalu memberi anak atau bayi seperti biasanya. Berilah mereka porsi yang kecil, tapi diberi sesering mungkin hingga si kecil menghabiskannya.
Meskipun begitu, kamu tetap harus memperhatikan makanan/ minuman apa yang bisa dikonsumsi oleh anak. Karena ada beberapa makanan/minuman yang membuat diare berlangsung lebih lama. Misalnya adalah susu, beberapa anak akan mengalami alergi susu atau intoleransi laktosa. Nah, kalo kamu memaksakan si kecil yang alergi susu, maka kondisi akan semakin parah.
Makanan yang harus diberi, adalah makanan yang bisa dicerna dengan mudah. Hindarilah makanan yang mengandung banyak lemak, pedas, dan gula. Serta hindarilah makanan yang berserat namun tak larut, seperti seledri, tomat, bayam, timun, kacang, wortel, brokoli, gandum utuh. Karena sayuran-sayuran tersebut justru akan membuat diare pada anak semakin parah.
Sedangkan untuk cara menghindari diare. Kamu harus selalu pastikan si kecil mencuci tangan dengan bersih, cuci sayur dan buah yang akan diolah, cuci peralatan masak dan peralatan makan sebelum digunakan, hindarilah air yang tak bisa dipastikan kebersihannya, hindarilah mencuci bekas mangkok hewan peliharaan di bak cuci yang sama dengan peralatan makan.
Nah demikianlah langkah menghadapi anak yang terserang diare. Mulailah bergaya hidup sehat dan bersih, dan jangan lupa untuk mengajari si kecil tentang hidup sehat juga
Memberinya makanan yang sehat (milna.com)